politik poligami

12/04/2006 10:52:00 PM / /

Begitu banyak yang terjadi.
Menjadi topik hangat yang terus diperbincangkan di media-media massa.
Sangat disayangkan, hampir semua topik itu bukan sesuatu yang membanggakan, malahan sangat memprihatinkan.
Akan tetapi ada satu hal yang tidak buruk, bagus malahan, yaitu Aa Gym yang melakukan poligami.
Tentu saja ini tidak semua orang menganggapnya bagus, bahkan banyak –terutama kalangan feminis dan para ibu- yang sangat menyayangkan hal itu.
Kalau tidak salah, dulu postingan yang paling ramai dikomentari di sini adalah mengenai cinta dan poligami, nah sekarang dalam rangka mengulang kesuksesan itu aku menulis postingan ini dengan misi menyatukan pendapat bahwa poligaminya Aa Gym adalah satu hal yang patut disyukuri, di tengah banyaknya kejadian seperti skandal anggota dewan, Kuala Lumpur Sidoarjo, Lahar dingin merapi, Smackdown, Andhien vs Feli, Dhani vs Ratu, dll, yang jauh dari menyenangkan. Yup, mari kita doakan keluarganya Aa Gym menjadi lebih baik setelah poligaminya.
Aa Gym adalah tokoh Da’i yang sering dipuji-puji kalangan islam liberal sebagai Da’i yang menyejukkan, toleran, inklusif. Sebenarnya karna Aa Gym tidak banyak membahas penegakan syari’at islam, tidak membahas tentang kesesatan (meski dulu ketua MUI pusat pernah menyerukan “Hei, para ustadz yang terkenal, yang sering tampil di tv, yang banyak didengarkan umat, sampaikanlah tentang kesesatan liberalisme, pluralisme, sekulerisme! Sampaikanlah kesesatan Ahmadiyah! Sampaikanlah kejahatan Amerika dan antek-antek kapitalisnya!” ketika MUI banyak dihujat atas fatwanya yang kontroversial),
Aa Gym juga dipandang nasionalis dengan Gema Nusanya.
Sekarang Aa Gym melakukan poligami, padahal itu adalah salah satu hal yang sangat ditentang kalangan liberal dalam konteks salah satu agenda besarnya yaitu memperjuangkan kesetaraan gender. Buatku, inilah politik. Teman-teman islam liberal dan konco feminisnya pasti pada dongkol. Hi hi hi....
Aku ingat talk show di UGM dulu, ada Ibu Budi Wahyuni sebagai tokoh feminis. Intinya, dia memprihatinkan budaya patriarki yang banyak memanfaatkan dalil-dalil agama untuk melegitimasi. Termasuk poligami. Padahal banyak pelaku poligami yang sebenarnya keluarganya sama sekali ndak islami. Dulu aku pernah nulis ini. Makanya, pas Aa Gym poligami, aku berpikir, Aa ini bisa jadi contoh bagaimana seseorang yang punya kapasitas untuk poligami. Tentu selain kaya, dia juga harus seorang yang alim. Keluarganya dibangun dengan cara islami. Anak-anaknya dididik dengan pendidikan islami, dsb. Tapi ternyata banyak orang justru menyayangkan, “Kenapa harusAa Gym?” Biarlah, kata mereka, orang-orang awam itu. Biarlah keluarganya menjadi berantakan setelah poligami. Sehingga menjadi contoh buruk, dan orang akan berpikir seribu kali sebelum melakukan poligami. Kenapa mereka ndak bisa menerima, kalau Aa Gym bisa menjadi contoh baik bagaimana poligami yang ideal? Supaya orang bisa bilang, itu Aa Gym, ustadz, mubaligh, orangnya santun, baik, dan penyabar. Hartanya banyak, usahanya sukses dan berkah. Keluarganya islami dan harmonis. Istrinya cantik dan berjilbab. Seperti beliau dulu, baru layak poligami...
Lha ente? Mata keranjang, kantong cekak, sholat jarang, berani-beraninya poligami?
Kan gitu...
Tapi yang terjadi ndak gitu. Aku dengerin di radio, MQFM kemarin pagi. Seperti biasa tausiyah dari Aa. Trus ada sekelompok ibu-ibu yang telpon. Dengan kurang ajar mereka mendikte Aa Gym, “Aa, sebelum terlambat, lebih baik ceraikan saja sekarang juga! Setuju ibu-ibu?” trus ibu-ibu yang di belaknagnya serempak menjawab, “Setujuuuuu!” Aa mencoba memohon restu, “Kalau setelah ini keluarga Aa ternyata malah menjadi lebih sakinah, mawadah, warrahmah, gimana?” Ibu-ibu serentak menjawab, “Bohoooooong!!!”
Kenapa begitu? Apapun nampaknya tidak ada yang cukup baik bagi para feminis? Ngotot berdasarkan perasaan, bahwa yang namanya poligami pasti buruk, dan kudu dihapuskan dari muka bumi.
Poligami dipandang sebagai sesuatu yang mesum, ndak suci, pelakunya mata keranjang, mengikuti hawa nafsu, dsb. Seperti dulu puisi yang dikirimkan mbak Inung tentang Roma Irama, ...“Jangan sok suci, engkau pun poligami”... Berarti poligami itu ndak suci. Makanya Aa Gym yang pernah dijuluki sebagai ‘holy man’ oleh majalah time dianggap nggak layak melakukan poligami.

Labels:

0 comments:

Post a Comment