Tetralogi Pulau Sempu..............4(habis)

5/30/2007 03:22:00 AM / /

Lost in Sempu

Setelah kecapean berenang, aku dan Juned, istirahat di tenda. Diikuti Pa’tata dan Yanto. “Ned kemana anak-anak? apa mereka ke pantai sebelah?”tanyaku. “Mungkin sih!”. Setelah diskusi kami memutuskan menuju ke pantai sebelah, kalau bisa sampai pantai panjang atau pantai ketiga menyusul mereka. Kami tidak tau jalan ke sana.

Tapi setelah mencoba
beberapa kali jalur yang ada, Yanto dan Pa’tata menyerah, aku dan Juned sampai juga di pantai sebelah atau pantai pertama. Ada beberapa orang disana.

Karenanya kami memutuskan pindah ke pantai sebelahnya atau pantai kedua, secara biar lebih enjoy menikmati pantainya yang sangat indah tersebut.

Sekitar 10 menit dari pantai pertama, kami sampai juga ke pantai kedua. Disana tidak ada orang sama sekali. Lebih indah dan lebih bersih disbanding pantai pertama. Setelah menikmati pantai, kami memutuskan istirahat disini. Kami tidur selama hampir satu setengah jam. Ya secara untuk mengendorkan otot yang sedari tadi udah minta istirahat. Setelah istirahat kami langsung menuju pantai panjang, yang katanya sangat bagus. Dari pantai kedua hanya butuh perjalanan sekitar 15 menit saja. Ternyata disana sudah banyak orang camping, rata-rata dari Surabaya dan Malang. Kami memutuskan istirahat dan perjalanan kami sudahi sampai disini saja, meskipun kami tidak menemukan rombongan Tarsan.

Kami ngobrol dengan anak-anak dariBrawijaya Malang, mereka sudah dua hari camp dipantai ini. Mereka males di segara anakan karena sudah terlalu banyak orang. Di pantai panjang juga ada sumber air tawar. Selain pantai yang indah ini yang membuat mereka betah disini. Jadi nggak perlu bawa air dari sendang biru seperti kami. J Ketika bermain-main di pasir, ada 3 orang dari arah segara anakan datang. Mereka mau mencari air ke telaga lele dan juga berniat mengelilingi pulau. Kata penjaga di sendang biru, pulau ini bisa dikelilingi selama empat jam.

Setelah ngobrol dengan Juned, aku dan Juned memutuskan ikut dengan mereka. Ya itung-itung sedikit berpetualang. Mereka dari Surabaya dan Malang. Satu cewek dan dua cowok. Rita, Bal dan Agus namanya. Lha ternyata mereka juga belum pernah kesana, dan aku didapuk untuk membuka rute, ya nggak apa-apalah, itung-itung cari pengalaman. Kami melewati tebing-tebing terjal yang berhadapan langsung dengan laut. Satu, dua tiga, empat, lima pantai, udah kami lewati. Hari udah mulai beranjak sore, Juned mengajak kami kembali saja. Sedang mereka bertiga masih memaksakan untuk melanjutkan perjalanan. Ketika jalan udah mulai hilang, kami langsung menuju ke bukit yang ada di hadapan kami,

ternyata kami udah sampai di ujung tenggara dari pulau. Setelah mencari,

akhirnya kami ketemu juga dengan jalan menuju arah timur laut. Badan
kami mulai dihinggapi rasa capek. Kami rasanya hanya berputar-putar di situ saja. Setelah menemukan memoar orang yang tersesat disitu, kami yang juga tesesat memutuskan kembali. Kami harus berpacu dengan waktu dan tenaga, karena matahari hampir tenggelam, kaki yang mulai kecapean dan juga air yang kami bawa sudah habis. Aku dan Juned tidak membawa perbekalan apapun, cuma air yang sudah habis sedari tadi.

Setelah berdoa bersama, kami memutuskan kembali menuju pantai ke delapan. Kalo dari sana jalan relatif kelihatan.

Kami sempat berputar-putar hampir 1 jam disini, dan sempat juga turun ke melewati tebing yang nggak kami lewati tadi waktu berangkat, Juned dan Rita bahkan sempat panic. Setelah terus mencari akhirnya kami ketemu juga dengan pantai kedelapan, rasanya plong banget, meskipun masih harus melewati tebing terjal. Setelah

memutar melewati hutan yang cukup lebat, sempat juga Juned dan Rita kram kakinya. Kami memutuskan istirahat ditengah hutan, untuk memulihkan kondisi dan juga menenangkan diri. Akhirnya kami sampai juga ke pantai kelima. Kami ber

syukur banget karena tidak ngelewati tebing terjal yang ada antara pantai enam dan tujuh. Kami semakin bergegas menuju pantai keempat, akhirnya kami sampai juga di pantai ke tiga yaitu pantai panjang. Kami istirahat dan mengisi air. Perasaan kami lega banget, karena udah ketemu dengan orang lagi. Kami segera menuju ke segara anakan. Karena hari udah merambat malam, mulai pantai ke tiga sampai ke segara anakan kami memutuskan memakai senter yang dibawa teman kami, aku dan Juned nggak bawa, karena nggak nyangka bakalan sampai malam. Sekitar empat puluh menit kami akhirnya sampai juga di segara anakan. Sebelum menginjak pasir segara anakan, kami berdoa bersama. Kami segera menuju tenda masing-masing. Disana kami disambut teman-teman yang telah cemas memikirkan kami. Thanks teman!! Kalian masih mencemaskan kami ;-). Pa’tata yang paling cemasa, katanya jika sampai besok pagi kami nggak kembali, mereka akan lapor ke pos jaga. Ternyata tarsan, dul, ardi dan bayu yang tadinya mau aku cari ke pantai panjang masih di segara anakan, tapi di bagian utara(tapi nggak papa, meskipun agak mendebarkan tapi asyik juga kok). Setelah makan minum, aku dan Juned langsung mandi di segara anakan. Disenteri ma Pa’tata dan dul. Setelah mandi, kami(kelompokku dan kecap) ngobrol diluar tenda ditemani lilin, roti dan rokok(Trubus Alami, rokok ini enak banget, menurutku lebih enak di banding djisamsoe, harganya cuma 3500 isi 12 batang, buatan tulungagung, enal poll!!),

tiba-tiba hujan lebat datang. Kami langsung menuju ke tenda. Aku, dul, tarsan, ardi dan Juned di tenda “miki mos”, Pa’tata, Yanto dan bayu di tenda sa

tunya. Sekitar 15 menit hujan udah reda. Bintang-bintang keluar dari peraduannya. Kelompok kecap membuat api unggun. Tapi mereka kesusahan, karena kayunya basah. Aku terpaksa sedikit bagi-bagi tips gimana membuat api waktu kayu basah dan tidak ada minyak tanah untuk bahan bakar awal. Kayu kami serut kecil-kecil, dan setelah api mulai membesar, serutan juga diperbesar. Kecapean menyerut, cuplis dan Yanto gantian menyerut. Aku dan kecap sempat memotong sebuah pohon yang lumayan besar u

ntuk kayu bakar, karena api unggunnya buat sampai besok pagi(sorry bgt sempu, ini sedikit illegal loging ya? J).

Setelah api menyala besar kami langsung menyanyikan lagu api unggun(nggak tau judulnya apa), dan setelah itu ngobrol ngalor-ngidul sambil menikmati sempu dan lang

itnya yang indah. Petualangan ke karimun jawa, ke gunung semeru, ke kangean yang masih perawan, ke arjuno dan banyak lagi, sempat juga cerita kejadian tadi siang, yang mengingatkan kecap waktu dia juga tersesat di gunung Argopuro. Malam makin larut, sekitar jam 12 udah udah KO duluan. Kecapean karena siang tadi mungkin.

Pagi menghinggapi pulau. Waktu disana tinggal beberapa jam lagi. Perahu kami akAku harus menikmati segara anakan untuk terakhir kalinya. Kelompok kecap udah mengepak barang lebih dahulu, kami sempat foto bareng dan tuker-tukeran nomor hp, dia ngajakin aku ke gunung Semeru awal agustus nanti. Setelah masak dan mengepak barang, kamipun segera beranjak ke teluk semut.

Sungguh perjalanan yang mengasikkan dan memberi kenangan tersendiri di benakku. Suatu saat aku akan kembali kesana, dengan persiapan yang lebih matang tentunya.

Akhir perjalanan ini adalah awal dari perjalanan berikutnya. Terima kasih tuhan!!

Salam otak terbatas dan keterbatasan otak!! J

Labels:

0 comments:

Post a Comment