5/06/2006 09:19:00 PM / /

Penggagas dan penggerak

Dalam sebuah perbincangan dengan seorang kawan di mall besar di pinggir pantai Kuta, ak ditunjukkan berbagai kelemahan yg dimiliki oleh mall ini olehnya. Tentang konsep yg tidak sesuai, ttg rekonstruksi bernilai ratusan juta yg seharusnya tidak perlu, ttg ketegasan pengelola mall yg seharusnya bisa menjadikan tempat ini lebih tematik alih2 mirip pasar besar yg tumplek blek dan ga jelas klasifikasi bagian-bagiannya.

Bulan-bulan awal ak kerja di perush surfing ini ak sempat bertanya kepada bbrp orang, ttg konsep Board Rider Club, kenapa gak ada pengelolaan komunitasnya ? padahal bertolak dari komunitas kita bisa membangun loyalitas brand yg lebih baik, namanya BRC tapi kok ga ada club nya ? kalo gitu apa bedanya dgn toko2 yg lain ? dan jawabannya cuman satu.... "gak tahu"

Beberapa saat kemudian ak baru mengerti kalo jawaban "gak tahu" itu tidak sama dengan "gak tahu" nya anak SD karena gak ngerti jawaban dari pertanyaan gurunya. Tapi krn sistem dalam perusahaan tidak mendukung sebuah ide untuk bisa terealisasi dengan sempurna. Orang diluar sistem akan dengan mudah mencari kelemahan sebuah sistem. Tapi orang didalam sistem tahu betul komponen2 yg menghambat sebuah sistem untuk jadi lebih baik. Aku yakin dalam kasus pertama mengenai mall banyak arsitektur2 cerdas yg punya ide ratusan kali lebih baik daripada kami berdua yg cuman debat kusir ttg konsep mall itu, tapi karena terhambat sistem yg entah gimana dia tidak bisa merealisasikannya. Dalam contoh kasus kedua, ak yakin orang yg ak tanyai (dgn jawaban gak tahu nya) punya ide dan pemahaman ttg market retail yg ratusan kali lebih bagus daripada ak, tapi tidak bisa terlaksana krn divisi2 lain tidak terkoordinasi dengan baik.

Sampai kemudian ak teringat ttg adanya konsep penggagas dan penggerak. Kaum penggagas ada dimana2, tapi kaum penggerak hanya sedikit jumlahnya. Penggagas bisa menunjukkan kesalahan sistem apapun, tapi penggerak bergerak dengan melewati batas2 hambatan dan sekat2 yg ada. Orang2 penggerak bukanlah komentator pinggir lapangan yg hanya bisa berkata "seharusnya begini, seharusnya begitu...." tapi terus bergerak dengan kelelahan mental, keterbatasan sumberdaya, penghalang2 yg menjauhkan tujuan. sedikit mengkritik dan banyak memperbaiki.

Hari ini adalah 7 hari peringatan seorang sastrawan besar meninggal dunia. Sastrawan yg termasuk dalam daftar orang yg ingin ak temui. Karena ak selalu kagum pada orang2 yg lebih percaya pada dirinya daripada dengan kata2 orang lain. Banyak karya2 besar muncul dari jeruji penjara(banyak dari kitab2 kuning islam ak dengar jg begitu). Bagiku karya2 itu benar2 suatu bukti nyata bahwa kondisi ataupun sumberdaya yg terbatas bukanlah sebuah alasan bahwa sebuah impian dapat dipadamkan.
Ak membayangkan, penjara yg remang2, alat tulis yg seadanya, bau kotoran dan lembab, teror dan siksaan yg bertubi2 dan mendoktrinasi bahwa "KAMU SALAH...PIKIRANMU SALAH....KAMU TIDAK BERGUNA...." tidak menyurutkan idealisme untuk menuangkan pendapat, dan bahkan menjadi sebuah pencerahan bagi generasi2 selanjutnya. Kontras sekali jika dibandingkan dengan ak yg ngetik blog ini di komputer dengan kursi empuk, pencahayaan terang, alunan musik mariah carey dan segelas susu panas, namun belum pernah menghasilkan karya besar apapun.

Bagiku, sastrawan ini adalah seorang penggerak. Ya, karena karya nya yg dicap "kiri" dan dilarang peredarannya di negaranya sendiri, hanya karena mengandung pencerahan dan melihat sejarah dari kacamata orang kecil adalah simbol pergerakan yg dapat mengancam kestabilan pemegang kekuasaan. Dan sastrawan ini, terus berjuang dan bergerak agar bisa diterbitkan dan dibaca oleh semua kalangan yg tertidur dibuai kekuasaan yg represif. Hingga akhirnya sebuah penerbitan bernama Hasta Mitra (Tangan Sahabat) berdiri dengan modal seadanya dan mulai mencetak. Diluar negeri karya-karya nya terkenal, didalam negeri merupakan bacaan diam-diam orang2 pergerakan sampai beberapa saat rezim itu tumbang. Tetralogi pulau buru menjadi mutiara yg membawa pencerahan didalam sebuah rezim yg menuntut keseragaman kata "Ya". Ak selalu kagum dengan orang2 tipe ini, sangat kontras dengan ak yg kadang masih gamang ketika orang lain memaksakan pendapatnya kepadaku....

Tulisan ini untukmu Pramoedya Ananta Toer.... semoga kekuatanmu terus mengalir dalam generasiku....dan generasi generasi masa depan.....

Labels:

1 comments:

Anonymous on Sunday, February 04, 2007 10:03:00 PM

Keep up the good work » »

Post a Comment