2/16/2006 04:39:00 AM / /

Kalau ada yang menilai / menghakimi satu perbuatan itu salah.
Misalnya, aku menilai sinetron2 religius semacam Hidayah, Rahasia Ilahi, Taubat, dan lain sebagainya itu adalah pembodohan dan penyesatan yang harus kita tolak mentah-mentah.
Bagaimana reaksi para tim sukses sinetron-sinetron itu?
Reaksi yang pantas seharusnya begini :
Kalau tidak sependapat,
kalau menganggap sinetron2 itu baik dan bermanfaat ya melakukan pembelaan.
Dan kita bisa berdialog, atau bahkan berdebat.
Dalam perdebatan, masing2 mengemukakan alasannya, dasarnya, dalilnya, penafsirannya.
Beginilah semestinya mekanisme itu berjalan.
Setelah itu kalau memang khilafiyah, yaa khilafiyah,
Tapi, kalau ada pendapat yang lebih kuat ya harus diakui.
Kalau aku yang salah, aku pasti mengakuinya.
Kalau dia yang terbukti lemah pendapatnya, ya harus diakui juga.
Di sini yang harus dipegang adalah tidak ada satu pun pihak yang boleh memaksakan kehendaknya! Itu benar! Tapi mekanisme itu tetap harus jalan!
Apakah sesuatu benar atau salah, atau khilafiyah itu harus tetap ditentukan.
Kalau khilafiyah berarti kedua pihak harus saling lilo legowo.
Setelah itu kalau aku yang benar, terserah para tim sukses itu apakah mau menghentikan sinetron itu atau tidak?
Kalau mau alhamdulillah, kalau tidak mau ya aku tidak boleh maksa tapi silahkan mereka melakukannya dengan kesadaran penuh mereka melakukan sebuah kefasikan yang menimbulkan dosa.
Amat baiklah orang yang mengetahui minuman keras itu haram dan meninggalkannya.
Masih mending orang yang nekat meminumnya tapi tetap mengatakan bahwa itu haram.
Yang paling parah adalah, sudahlah dia tidak mau meninggalkan, tapi juga mendakwahkan bahwa itu halal, dengan menyerukan slogan-slogan, "Manusia bukan Tuhan! Manusia tidak berhak menilai benar salah!"
Aku kira di Negara kita ini sudah penuh dengan orang-orang model ketiga... Para hipokrit yang menghancurkan Negeri ini pelan-pelan dengan kebohongan.
Dan memberikan stigmatisasi pada orang2 yang ikhlas, yang benar-benar prihatin pada keadaan Bangsa, yang sunguh-sungguh tidak ada maksud lain kecuali menyelamatkan masyarakatnya dari jurang keterpurukan dan mendapatkan ridha Allah...

Labels: