Kangen juga...., berceloteh di Tapak Kaki Setelah lama aku terperangkap dalam rutinitas dan pengalaman baru
Kini......, Yang aku sadari "Terkadang Idealis gak akan sejalan dengan Realita"
Tapi Satu yang pasti....., Lambat laun aku menemukan jiwaku yang dulu hilang di tempatku kini
Berbagi....., Satu hal yang sulit dilakukan saat ini Disaat orang-orang terjepit akan Realita kehidupan Ketika orang-orang merasakan Hidup yang sangat sulit
Cepat dan Pasti....., Ekonomi kian melilit Hedonis sukses membius tiap insan
Thanx Rabb....,Kau telah terdamparkan aku di fase yang tengah kulalui saat ini - Sedikit namun BERARTI - ^_^
ada satu hal yang selalu aku temukan ketika melakukan perjalanan seorang diri: rasa takut... dan setelah sekian lama tidak melakukan perjalanan sendirian, hari kamis kemarin aku berkesempatan mengulang ritual itu.
seperti biasa, pada awalnya aku tidak punya terlalu banyak rencana hanya melaju ke arah barat kota bandung. ada keinginan untuk menyusuri pantai selatan jawa barat tp aku tahu itu tidak memungkinkan, karena waktu yang terbatas.
aku pernah mendengar tentang pelabuhan ratu dan ujung genteng, tetapi sepertinya jarak itupun terlalu jauh. sehingga aku hanya melaju terus...
hanya ada aku dan pikiranku jalanan hanyalah suatu cara untuk membuat aku merasa telah melewati sesuatu, dan akan menuju sesuatu tetapi yang sekarang selalu terlambat untuk ditangkap
lalu muncul rasa takut apalagi waktu aku tersesat ketika tergoda sebuah papan penunjuk jalan tentang gunung padang 20km ke arah selatan setelah lewat dari kota cianjur.
hmm... hujan ditengah bukit2 kebun teh, bensin yg kritis dan jalanan yang tidak bisa dibilang mulus dan kesat
aku belajar bahwa rasa takut, hanyalah salah satu mekanisme pertahanan diri boleh didengarkan, tetapi tidak selalu harus dituruti.
hari pertama aku gagal mencapai pelabuhan ratu (40km dari sukabumi) jaraknya terlalu jauh dan sudah terlalu malam untuk menempuh beberapa puluh km lagi
keesokannya aku mencoba kembali, dan menemukan bahwa pelabuhan ratu bukan lah hanya sekedar pelabuhan tetapi adalah kota yang lengkap dengan segala fasilitasnya
kemudian aku tergoda untuk meneruskan ke ujung genteng walaupun jarak dari pelabuhan ratu masih 90km lagi
perjalanan yang panjang lewat bukit2 dan hutan2 kumpulan rumah2 yang berjarak berkilo2 meter dari desa tetangga bagaimana orang2 ini hidup? aku bertanya2
bokongku pegal dan istirahat 10menit selama 1-2 jam ternyata adalah strategi yang efektif. mengasyikkan juga, seperti naik roller coaster naik turun bukit dan hutan2 kadang aku merasa menjadi rossi yang diiringi jurang dan tebing di kanan kiri
dan akhirnya aku tiba, di hamparan pasir putih yang panjang nya ber kilo-kilo meter 1 km dari bibir pantai terdapat kumpulan karang ombak pecah disana menyisakan pantai tenang dengan air yang jernih indah sekali...
kaum penyu benar2 pintar memilih tanah sucinya, mereka berenang dari dasar lautan menuju daratan yang dihuni makhluk pemakan segala mempercayakan sesuatu yang paling berharga untuk mereka tinggalkan agar telur2 itu tumbuh pecah dan berjuang kembali ke alamnya untuk kemudian mengulang siklus alam itu
ujung genteng, tanah suci kaum penyu bercerita lirih kepadaku tentang perjuangan, dan keikhlasan...
ratusan kilo meter aku tempuh, tak sia-sia rupanya...
Kau satu-satunya yang kuharapkan selama ini Kau tahu…setiap aku melihat wajah mungil nan lucu, aku inginkan kau Kau hadir di setiap mimpiku Kau ada di setiap doa dan harapanku Kau selalu jadi inspirasi dan keinginan terbesarku Karena hadirmu akan memberikan pengertian kepada semua orang Bahwa aku wanita sempurna (dimata mereka).
Setelah kau hadir, tiada lagi harapan besar Yang ada aku hanya ingin kau bahagia Keluarga kita bahagia Dan semua orang yang melihat kita senantiasa tersenyum bahagia.
Banyak keluh kesah yang sering menggangguku Saat kau beradu dengan kesabaranku Kelincahan, kenakalan, bahkan semua yang kau lakukan Membuat aku sering kesal Namun percayalah sayang… I love you Hanya kau hartaku, hanya kau jiwaku Dan hubby adalah penerang kehidupan kita Sedangkan kau jadi pelengkap yang tiada duanya.
Kala kau sakit, aku sedih… Aku biarkan semua terbengkalai Aku cuek terhadap semua orang yang butuh aku Aku hanya ingin dipelukmu Aku hanya ingin menuruti maumu Hanya berharap kau sehat kembali Dan bersenang-senang bersama kita lagi Semua …. Semuanya menyambutmu sayang…. Cepat sembuh anakku.
Tidak biasanya randi diam di apartemen. padahal seringkali apartemen hanya persinggahan tidur ditengah aktivitas nya yang sangat padat. Namun hari ini dia cancel semua appointment, karena dia sedang menunggu seseorang.
Rizka sedang gundah, dia tidak tahu apakah dia akan berangkat menemui Randi hari ini. Kemarin malam mereka bertengkar hebat di telepon dan dia tidak tahu apakah berangkat ke Jogja untuk menemuinya merupakan keputusan yang tepat.
Sebenarnya jarak antara Solo dan Jogja tidak begitu jauh. Hanya beberapa jam yang tak berarti untuk menghilangkan kerinduan mereka. "Tapi bagaimana jika setelah pertengkaran kemarin dia tidak mau menemuiku?" batin rizka.
Ditempat lain Randi merutuki waktu. "Kenapa sungguh lama?" sambil tetap tidak mau menelpon rizka sekedar menanyakan perjalanan sudah sampai mana. Gengsinya cukup tinggi karena pertengkaran kemarin.
Rizka dan Randi memang sama2 keras. Sepanjang berjalannya hubungan, mereka jarang sekali menyelesaikan masalah secara tuntas. Kalau tidak Rizka yg menghindar, maka Randi yang menyingkir sebelum masalah benar-benar beres. Lama tidak kontak, nanti salah satu akan menghubungi yg lain, sambil memendam masalah yg lalu-lalu. Tapi masalah tidak bisa dipendam begitu saja, itu akan menumpuk untuk kemudian meledak. Dan pertengkaran kemarin merupakan ledakan dari masalah2 yang tak tuntas sedari dulu.
Akhirnya hari itu mereka tidak jadi bertemu. Rizka merasa menyesal krn tidak jadi pergi dan Randi merasa disia-siakan.
Kemudian, lambat laut semuanya berlalu seperti biasa. Randi dan Rizka menjalani hidup masing-masing. Dan merekapun sadar, walau mereka saling tertarik namun mereka sama-sama tidak bisa mengesampingkan ego masing-masing.
Dan kebenaran pahit itupun mulai terlihat, Randi dan Rizka tidak akan pernah bisa bersama selamanya.
------------------------------------ lg latian nulis cerpen buat klabnul :p ------------------------------------
sampai capek juga lum kelar, inget nung! tinggal dua hari lagi musti kelar semua, whuah...py ngeneki. ah tapi aku udah capek, ntar kalo mo lanjut boleh, tapi sekarang mo posting dulu ah, mumpung bisa ngepost gratis hehe.
gak boleh terusan sedih, gak boleh terus ngeluh, kalo bahagia musti terus, kalo seneng harus dilanjut...nah...satu-satunya hal yang sering bikin aku seneng, bikin aku senyum ndiri, dan senantiasa berucap ALHAMDULILLAH adalah ketika melihat wajah si kecil yang lagi bobo ato lagi apa lah. lutcu ... nyenengin ... gemesin ... kadang nyebelin hehe.
kalo boleh berbagi dikit nih, si anak kecil yang punya nama "chiko" ini sekarang lagi ga mau berhenti berjalan, berlari, dan ngambil apapun yang dia mau, ga peduli orang ngelarang, bilang ini itu, sekali mau ya harus dituruti, kalo enggak, bisa nangis menderu-deru minta ampun deh, ga seorang pun bisa nangani hal itu. ya the only work must be done cuma nurutin dia aja. tapi kalo udah bobo...duuuuhhhh...gemes deh... :)
Tugas kita hanya satu, Kita tetap berjuang Berperang melawan kesibukan Melawan kekesalan Di medan KESUNYIAN
Kita hanya perlu bersabar Untuk mencapai akhir yang sempurna Seperti yang diinginkannya
Katakanlah Kita bahagia Yah...kita BAHAGIA Mungkin ini satu-satunya pelipur lara Pemusnah DUKA yang ada di benak kita Dan jangan berkeluh kesah
Tapi ... Apa ini termasuk keluh kesah ? Ah...anggap aja ini senjata kita Melawan PERTEMPURAN ini Dan KESABARAN adalah kunci yang kita pegang Untuk mencapai pintu KEDAMAIAN
yang kulihat semuanya adalah dukha... dukha... dan dukha...
yang kulihat semuanya adalah fana... fana... dan fana...
hanya ada kenisbian muncul dan tenggelam
arti adalah sebuah variabel dan waktu hanyalah ukuran yang muncul, dari rentang kelahiran dan kematian
bukan hanya makhluk tetapi semua yang ada dan tercerap indra
apa yang kulihat, apa yang ku rasa, apa yang ku pikirkan, tak ada yang abadi... semua akan berlalu...
gembira ini rasa sakit ini
bingung ini perasaan paham ini
benci ini syukur ini
semua tergulung dalam gelombang arus sungai yang terus mengalir
tak akan ada yang tinggal tak ada...
derita muncul dalam melekati kefanaan derita muncul dalam ketidaksadaran derita muncul dalam usaha sia-sia menggenggam arus
dan kekhawatiran akan diam adalah salah satu sebab mengapa kita terus berusaha terus mereguk derita berharap haus terpuaskan dengan terus menenggak air laut selamanya melingkar tanpa batas dalam rangkaian dualitas
..... Tak terhitung syair gurindam, lirik-lirik tembang semenanjung, bahkan bunga, mulai dari bunga meranti yang amat langka, hanya bersemi tujuh tahun sekali dan di dalam rimba pada ketinggian sehingga seluruh tepian Pulau Belitong kelihatan, sampai bunga-bunga halus muralis yang rajin tumbuh di gunungan kotoran kerbau. Semuanya telah Arai coba.
Bunga-bunga itu biasanya diam-diam Ia letakkan di keranjang sepeda Nurmala beserta sepucuk surat.
Dan alangkah perih hatiku melihatnya dihamburkan Nurmala di tempat parkir.
Adapun suratnya, tak kalah mengenaskan nasibnya, tanpa pernah dibuka sampulnya dilipat Nurmala berbentuk pesawat dan dilepaslandaskannya menuju kolam sekolah. .....(Sang Pemimpi - Andrea Hirata)
love me or just hate me, but spare me with your indifference...
karena yang paling menyakitkan bukanlah ketika perasaan kita tidak berbalas, atau ketika kita dibenci, tapi ketika kita tidak diacuhkan sama sekali...
intinya ak lolos tahap akhir seleksi BI dan disuruh ngadep ke Jakarta besok selasa.
jadi flashback ke belakang, kemaren udah tes apa aja ya ...
hmm... seleksi administrasi, trus tes tertulis(teknis dan umum), trus tes psikotes, trus tes interview, trus terakhir tes kesehatan.
wew, banyak juga ya bolak balik bandung-jakarta nya.
trus keinget lagi dulu pertama kali ke BI waktu ikutan kumpul2 alumni IUJ.
kebanyakan alumni International University of Japan tu orang2 Bank of Indon yg dikirim buat belajar disana. dan ak satu2nya peserta di acara makan2 itu yang bukan alumni IUJ :D
waktu itu kyknya keren banget tuh, ngeliat orang2 BI beserta gedungnya yg menjulang tinggi disana.
And then i ask my self, do i have to take this job ?
first thing, its the same position i had at UN
back then when i was in Banda Aceh its called IT Assistant.
and the primary scope of the work was maintenance, troubleshooting and installation.
but i think for the IT Assistant in BI, i think it will include some kind of security thing on it. i assumed it from how they presented the technical written test.
kebayang kerjaan yg kemaren2, stay di suatu tempat 9 to 5. benerin ini itu, disuruh ini itu. jakarta pula... yg artinya harus brgkt pagi2 dan pulang malam2 ngikutin ritme macet. kyknya kok agak males ya...
kyknya lebih prefer stay di dayeuhkolot ajah. bisa ketemu banyak orang, bisa punya banyak waktu luang buat ngerjain apa yg ak inginkan.
saat ini, mungkin stay dululah di poltek telkom. berbagi ilmu, sambil punya waktu untuk merajut mimpi.
kata temenku mengutip steve jobs, stay hungry, stay foolish.
am i foolish enough to turn my back on this BI opportunity?
ga tau juga...
mungkin tau nya nanti...
kyk waktu ak resign dari quiks, trus ke telkom, trus ke balicamp, trus ke UN...
bagaimanapun, ini jalan yang telah Kau berikan, ini pilihan yg telah Kau bentangkan, apapun itu yg kupilih, ak yakin diriMu akan selalu ada bersamaku, krn semua pilihan adalah dariMu, dan semua akan kembali kepadaMu...
Sebulan yang lalu, aku pindah dari sukajadi ke griya bandung asri
Tadinya dengan pertimbangan lebih dekat ke cibaduyut, tempat aku mau ngambil tas2 wanita.
Brosur udah lengkap, website udah jadi, domain udah dibeli. ternyata ada satu detil yang terlupakan. aku lupa compare dengan tempat lain. pas websitenya diliat sama temenku yang juga udah pernah main tas, dia bilang harganya kemahalan daripada harga standar tas wanita. dan aku cek ke tempat yang dimaksud, oh ternyata bener. dan lagi kualitas cibaduyut untuk produk tas ternyata "dibawah standar" beda dengan sepatu yang memang kualitasnya bagus2.
Jadi disamping harganya kemahalan, kualitasnya pun dibawah. Jadinya ga kompetitif deh. Setelah dijalanin hasilnya pun tidak seperti yang diharapkan.
Untungnya belum sempat ada pengiriman, karena kalau udah dikirim trus komplen, pasti ntar repot pas returnya.
Disisi lain pesanan kopi meningkat. Tadinya ini buat sampingan aja, tp ternyata pas tasnya lagi sepi, gantian kopi yang nutupin. Walau ga sebanyak waktu jalan di tas anak sih.
Lalu disaat banyak waktu luang gini temen kontrakan, dadang vandhall nawarin bukaan dosen. Sebenernya waktu baru balik ke bandung dadang jg nawarin jd dosen. Tapi waktu itu belum kepikiran. Nah kepikiran pengen jadi dosennya pas kemarin ngisi seminar linux di Balai Air Dept PU Bandung ama di Jogja.
Ya udah deh, apply jd dosen di Poltek Telkom. Tes ngajar, interview dll...
Dan akhirnya seminggu ini punya kesibukan lain. ngajar ^_^ Harinya selasa-jumat. Ada yang sehari 2 jam, ada yang sehari 4 jam.
Lumayanlah ketemu orang2 baru + numpang ngenet hehehe... Sekaligus celingak-celinguk peluang bisnis baru di lahan yang kayaknya bakal jadi jatinangor kecil ini. Gimana engga, gedung poltek yang megah kyk mall ini sebelahnya bakal dibangun gedung baru tempat Institut Manajemen Telkom, tuh lagi dikeruk2 tanahnya. Terus Institut Teknologi Telkom sekarang juga ngebangun gedung2 baru, yang paling baru Multimedia Center katanya adalah Perpustakaan yang terbesar di Asia Tenggara(tau deh bener pa engga). Ditambah ada rencana pelebaran jalan akses ke Telkom Education Park ini. Jadi buruan deh, yang punya duit invest tanah disini :)
Oiya, tau siapa yang paling seneng dengan kegiatan baruku ini? Yups, Pa'e dan Bu'e di rumah. Katanya ga bingung kalo ditanyain sama orang sekarang anaknya dimana :p
life is so unexpected, yet still can be predictable
1 bulan yg lalu saya menemukan pemenang lelang tastrendy.com.
ya, situs yang membuat saya bisa "numpang idup" lewat tas2 imut itu telah berpindah tangan.
ada sedikit rasa sayang tentunya, tapi kepuasan untuk menjual memiliki tempat sendiri akhir2 ini.
puas rasanya bisa menjual yang sebelumnya saya pikir tidak akan ada yang membeli.
humm, kalau mau diberi statistik, tastrendy.com telah menjual lebih dari 1100 buah tas dalam waktu 2,5bln. dikunjungi lebih dari 2000 visitor dan omset total...(ini yg ga diitung ^_^)
kenapa dijual? karena saya sudah tahu trik nya, sudah dapet ilmunya. tastrendy ini merupakan salah satu cara saya belajar praktek tentang penjualan lewat internet. mungkin belum begitu sukses jika diukur dengan pengusaha2 yang berhasil, tapi bagi saya merupakan suatu kepuasan tersendiri.
2 minggu yang lalu saya memulai sebuah website baru tentang tas wanita, namun msh ada permasalahan di sisi supply.
malah yang jalan dan byk pesenan justru kopi yang tadinya cuman buat sambilan hobby saja.
btw, saya sudah kembali ke lingkungan kampus nih.
ngontrak rumah bareng temen2 biar murah di perumahan deket kampus.
jadi nanti klo ada yang mo maen ke bandung nginep di kontrakanku aja ya :)
oiya daerah kampus ini jg banyak prospek bisnis menarik loh, soalnya telkom lagi ngebangun education park, plus ada gedung baru politeknik yang artinya banyak mahasiswa yang bakal datang. kawasan sekitarnya yang kebanjiran rezeki. banyak kos2an baru bermunculan, warung2 dan bisnis pendukung lainnya seperti fotokopi rental dll.
dulu ada kawasan deket kampus yang merupakan kolam besar. kami nyebutnya "danau". kalau malam pas terang bulan bagus deket situ, tapi kalau siang keliatan kalau airnya hijau.
sekarang danau itu diurug, dibikin perumahan+kos2an. laku keras walaupun dengan harga yang melambung tinggi(dibandingkan dengan harga dulu waktu aku pas kuliah)
kawasan kampus sedang bersolek. buat yg mau invest boleh deh main2 kesini, ntar ak ajak muter2 liat peluang :)
Ketika kita sedih, ketika kita kalut betapa senyum begitu berat hadir Ketika hati berbunga ketika cinta terkembang dia senantiasa hadir Bersedekahlah walau hanya dengan senyuman
Alangkah indahnya dunia ini Jika hanya ada senyuman, tanpa amarah tanpa kebencian Berupa-rupa wajah lebih menawan jika menghadirkan senyum Cukup senyuman
Kolam kebencian tidak bertepi, mungkin itu sebutan yang cocok untuk tahun 2001. Ada kebencian terhadap Amerika karena menyerang Afghanistan, ada kebencian terhadap Osama karena dituduh menghancurkan gedung WTC New York, ada kebencian terhadap pemerintah karena tidak menunjukkan kinerja yang meyakinkan, ada kebencian terhadap DPR karena tidak habis-habisnya dilanda skandal, ada kebencian terhadap suku atau agama lain karena terlibat perang dan kerusuhan, ada kebencian terhadap pengusaha besar karena dicurigai mencuri uang negara, ada kebencian terhadap oknum aparat yang tidak berhenti-berhenti korupsi, dan masih banyak lagi daftar kebencian lainnya.
Apa yang bisa diproduksi oleh kebencian ? Kita bisa lihat sendiri disamping pengangguran yang berjumlah puluhan juta orang, juga secara amat meyakinkan kita sedang memproduksi masa depan yang amat menakutkan. Tidak hanya pernikahan yang beranak pinak, kebencian bahkan bisa menghasilkan anak, cucu, cicit dengan wajah-wajah yang lebih menakutkan. Lihatlah sejarah, di sana sudah tertulis banyak sekali catatan tentang kebencian yang beranak pinak, dan kemudian menghasilkan kehidupan yang mengerikan.
Mirip dengan sebuah cerita Zen tentang dua orang pendeta yang mau berenang menyeberangi sungai. Tiba-tiba ada wanita cantik yang berteriak di belakang meminta digendong. Dan pendeta lebih tuapun menyanggupinya. Dua jam setelah kejadian itu berlalu, pendeta yang lebih muda bertanya : ‘kenapa abang sebagai pendeta mau menggendong wanita cantik tadi ?’. Dengan sedikit kesal pendeta tua berucap : ‘saya sudah menurunkan tubuh wanita tadi dua jam yang lalu, namun kamu menggendongnya sampai dengan sekarang’.
Demikianlah cara kerja kebencian. Oleh karena sebuah atau beberapa kejadian yang sudah lewat di masa lalu – sebagian bahkan sudah lewat ratusan tahun yang lalu – sebagian orang menggendong kebencian bahkan sampai ketika dipanggil sang kematian. Sehingga praktis seumur hidup orang-orang seperti itu isi waktunya hanya kebencian, kebencian dan hanya kebencian. Anda pasti sudah tahu sendiri akibat yang ditimbulkan oleh semua itu. Jangankan doa dan perjalanan menuju Tuhan, tubuh dan jiwanya sendiri pasti dikunjungi berbagai macam penyakit.
Dalam keadaan begini, tidak ada pilihan lain terkecuali belajar dan mendidik diri untuk melupakan kebencian serta mulai memaafkan orang lain. Ya sekali lagi memaafkan orang lain. Inilah sebuah kegiatan yang amat sulit di zaman ini. Berat, sulit, tidak mungkin, tidak bisa itulah rangkaian stempel yang diberikan kepada seluruh upaya untuk memaafkan orang lain. Saya bahkan menemukan orang-orang dengan beban tidak bisa memaafkan dalam jumlah yang tidak terhitung.
Sehingga ini semua menyisakan pekerjaan rumah yang besar bagi saya (dan mungkin juga Anda), terutama bagaimana berjalan dalam hidup dengan sesedikit mungkin beban kebencian. Di titik ini, mungkin ada manfaatnya mengutip apa yang pernah ditulis Rabindranath Tagore dalam The Heart of God : ‘when the far and the near will kiss each other, and life will be one in love’. Bila yang jauh berciuman dengan yang dekat, maka kehidupan menyatu dalam cinta. Mungkin kedengarannya puitis sekaligus mengundang alis berkerut.
Yang jauh, setidaknya menurut saya, adalah kejadian-kejadian di masa lalu sekaligus harapan-harapan kita akan masa depan. Yang dekat adalah kehidupan kita yang riil dan nyata di hari ini. Dan keduanya tidak mungkin disatukan oleh kebencian. Ia jauh lebih mungkin dijembatani oleh kesediaan untuk memaafkan. Dan dari sinilah lahir bibit-bibit unggul cinta buat sang kehidupan.
Dan bibit-bibit unggul cinta ini, mungkin saja bisa menyembuhkan orang yang dimaafkan. Tetapi yang jelas, kegiatan memaafkan pasti menyembuhkan siapa saja yang mau dan rela memaafkan. Seperti baru saja meletakkan beban berat yang lama tergendong di bahu, demikianlah rasanya ketika kita rela memaafkan orang lain. Keyakinan ini bukannya tanpa bukti, Bernie Siegel dalam karya best seller-nya yang berjudul Love, Medicine and Miracles mengajukan sebuah bukti meyakinkan. Sebagaimana ia tulis secara amat percaya diri di halaman 202 bukunya, Siegel telah mengkoleksi 57 kasus keajaiban kanker. Di mana ke lima puluh tujuh orang ini sudah positif terkena kanker, dan begitu mereka menghentikan secara total dan radikal kebencian, depresinya menurun drastis, dan yang paling penting tumornya mulai menyusut. Sebagai kesimpulan, Siegel menulis : ‘when you give love, you receive it at the same time. And letting go of the past and forgiving everyone and everything sure helps you not to be afraid’. Ketika Anda memberi maaf, Anda juga menerimanya pada saat yang sama. Dan kesediaan untuk melepas masa lalu dengan cara memaafkan, secara meyakinkan membantu Anda keluar dari kekhawatiran.
Dan mohon dicatat kalau kesimpulan ini datang dari Berni Siegel yang nota bene salah seorang ahli bedah di Amerika sana. Kembali ke cerita awal tentang lautan kebencian yang tidak bertepi, bila kita sepakat agar republik ini secepat mungkin mengalami penyembuhan, bisa jadi saran Siegel ini layak direnungkan kembali. Saya dan Anda mungkin bukan penentu di republik ini, tetapi kita bisa memulainya dengan kehidupan kita masing-masing. Entah itu memaafkan isteri, suami, musuh, diri sendiri, atau siapa saja. Seperti telah diingatkan Rabindranath Tagore, bukankah itu bisa membuat sang kehidupan menyatu dalam cinta ?
you can be a very hard working person, yet still financially poor you can be a nice and good looking human, yet spend the rest of your life with nasty spouse you can be a dilligent pupil, yet always gettin average grade or you can be a pessimistic sarcastic guy, yet tasting the glamourous blaze of success and glory...
that's life it is not always fair but that is how it works
how hard we try or how bad we want something to be there's always be a possibility even at the slightest probability that we'll never gonna get it
pessimistic point of view? or sincerity?
well...sometimes certainty can kill us or at least, suffering our soul with unexpected stab right into our heart... leaving it bleeding because of ripped construction from what something will become in our mind
sometime it is better not to have a dream and then another trap is being set we dream for not having a dream... denying our soul denying our confusion grasping for another certainty ..mortally certainty
Cerita dari korban : Ada hal2 lucu yang terjadi 3 hari kemarin.....seorang cowok (ngaku nya bernama Wibi) ngajakin kenalan lewat telfon, dia bilang tau no ku dari anak yang dulu pernah magang di tempatku, Wibi tuh ngaku nya kerja sebagai "kuli".....Telfon nya khan tak tanggepin biasa aja (bukan karena dia mengaku sebagai "kuli" tapi karena aku ngrasa dia ky anak sma aja, kenalan lewat telfon trus ngajak ketemuan dan gaya bicaranya pun "ABG" banget gitu loh...). Mungkin dia ngrasa kalo aku nggak seberapa "ngeh" sama dia, akhirnya kemarin dia sms gini " aku tau koq aku cuma kuli, jadi kamu juga males berteman sama aku" Cuman tak senyumin aja sms nya, terlalu picik kalo dia berfikir seperti itu,padahal aku nggak masalah kalo berteman dengan siapapun, asalkan dia telfon nya juga di saat yang tepat (biasanya kalo telfon pagi hari mas pas mau mulai kerja gitu). Semalem ada lagi yang lucu, ada mantan nya temen ku (namanya Firman, dulu aku pernah jadian sama temen nya Firman nah pas aku putus sama temen nya itu, firman sempat deketin tp g tak respon positif, pas jaman ku kuliah ternyata dia jadian sama temenku, nah pas dia putus sm temenku itu.....malah nembak aku, mbulet yo...tapi g tak terima), lha semalem sms aku dgn tiba2 menyatakan kemarahannya krna sudah lama aku g kasih kabar ke dia... Hellooooooooooo, what's wrong with you????????emang ada keharusan aku ngasih kabar ku ke dia, ANEH!!!
tanggapan >>>>
@kasus Wibi (Warga Indonesia yang Baik dan berIman, hehehehe pemilihan nama yang bagus) Dari sudut pandang cowok, sebenarnya cewek juga harus tahu, bahwa cowok itu berjuang setengah mati untuk berani walau sekedar telepon doang. Trus emang tipikal orang jawa kalau dia merendah, dia bilang kuli, dari kuli angkut sampai kuli tinta atau tukang pipa(hehehe kayak Mario Bross), tukang talang, sedot wc, bor sumur dll, hehehehe(kok malah kemana-mana) Kalau gaya ngomongya kayak anak ABG ada 3 kemungkinan, dia emang ABG, dia nervous sehingga salting atau emang kelakuanya kayak ABG. Kalau masalah SMS >>> ini banyak melanda pemuda Indonesia. Dia terlalu merendahkan wanita. Dia nggak bisa menghormati wanita. Dia hanya memandang wanita itu mata duitan trus harus yang lebih secara ekonomi dll. Sehingga dia nggak PD ketika mendekati wanita sedang dia belum cukup “berada”. Memang ada beberapa oknum wanita yang membuat stereotip itu. Dan itu hanya segelintir saja. Dia nggak mengenal orang yang akan dikenalnya. Seharusnya dia punya modal awal untuk walau “sekedar telepon.” Kata pepatah, jika ingin memenangkan sesuatu kita harus siap, tahu medan dan tahu musuhnya. Nggak sekedar siap aja. Hehehehe(kata orang lho).
@Kasus Firman (Fakir Iman) punya otak nggak nih orang. Atau dia suka SKSD??? Atau bawaan orok??? Aku nggak tahu juga sih seberapa deket dia ma kamu. Tapi emang dia nggak ada cewek lain ta, kok mbulet gt, hihihihi. Saran buat dia >>> merenung dulu. Kenali diri dulu, kenali lawan baru bertindak. Atau kalau cara pertama gagal, jangan ulangi cara pertama itu. Harus di modifikasi tentunya. Hihihihi. Lucu2..
Kamu pernah ketemu orang bijaksana tetapi hidupnya nggak pernah menderita???? Pernah ketemu orang sabar dan tabah yang nggak pernah di uji??? Apakah pernah ketemu orang ikhlas yang tak pernah kehilangan??? Semua itu butuh belajar. Semua ada ujiannya. Tak ada yang instan, ya sesederhana itu saja.
Aku pertama kali ditolak cewek sakit 3 hari. Pertama pdkt ke cewek keringat dingin, teleponpun bahanya harus di tulis dulu di kertas. Pertama nembak cewek lewat surat, ngomong aja nggak berani. Semua berproses, dan kita harus mau melewatinya. Sesederhana itu. Jadi untuk jadi “easy going” harus jungkir balik dulu, apalagi mau bijak..... MAU????
Sepertinya sudah menjadi sifat manusia untuk tertarik kepada hal2 yang besar dan sempurna. Mungkin juga karena manusia selalu mencari kesempurnaan dalam perjalanan hidupnya. Yaitu kesempurnaan terhadap apa yang menggerakkan hidup, alias passion.
Yang suka terhadap ilmu, akan tertarik membaca tokoh2 di bidang keilmuannya. Yang hobby fotografi, pasti akan mencari tahu siapa yang menghasilkan foto mempesona yang sangat menakjubkan dari segi teknik pengambilannya. Yang haus pencapaian akan bersemangat menelusuri kisah2 para high achiever di bidang yang dia geluti, dst..dst...
Di sekeliling kita, bertaburan kisah2 itu. Media menulisnya karena pribadi mereka yang menarik, ataupun karena karya mereka yang fenomenal.
Dan pagi ini ketika saya tengah mempersiapkan presentasi seminar open source di jogja untuk besok senin, tidak sengaja halaman demi halaman web membawa saya ke salah satu tokoh besar di dunia open source.
Dialah Mark Shuttleworth, pendiri Canonical ltd, yang kemudian melahirkan Ubuntu. Ubuntu sendiri adalah salah satu varian linux yang paling populer dengan komunitas terbesar di dunia saat ini. Operating system yang dikembangkan secara Open source ini mempunyai keunggulan pada antarmuka nya yang simple, sehingga menghapus kesan bahwa linux susah digunakan bagi pengguna desktop. Tidak berlebihan jika Distro ini mengusung slogan: Ubuntu, Linux for human being.
Pertama kali mendengar Ubuntu saya merasa agak aneh, karena asalnya dari bahasa Afrika yang berarti kemanusiaan untuk sesama. Kenapa Afrika? tanya saya dalam hati... selidik punya selidik, ternyata ada seseorang pebisnis asal afrika yang mendanai kelahiran distro ini. Penasaran, saya melanjutkan pencarian tentang sejarahnya.
Setelah membuat start up company yg sukses bernama Thawte, perusahaan security digital yang dibangun oleh pengusaha ini kemudian dibeli oleh Verisign seharga 575 juta....dollar :). Pembelian ini membuat Mark menjadi seorang milyuner. Dia kemudian aktif di berbagai bidang pengembangan bisnis dan pendidikan di Afrika. Pada tahun 2001 dia bekerja sama untuk proyek luar angkasa. Dan akhirnya mewujudkan mimpinya untuk terbang ke luar angkasa dengan menjadi crew Soyuz. Tak tanggung2 untuk proyek ilmu pengetahuan Afrika Selatan dan Rusia ini dia menyumbangkan dana sebesar 2 juta dollar.
Pada tahun 2004, Mark Shuttleworth yang juga pengembang Debian akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah operating system yang ramah terhadap pengguna umum, dan mengembangkannya secara open source. Kode sumber yang tersedia secara bebas membuat Ubuntu semakin lama semakin besar dengan berbagai sumbangan fitur dari komunitasnya. Berbagai varian pun muncul, termasuk didalamnya adalah Edubuntu, Ubuntu khusus untuk pendidikan. Di bidang kewirausahaan Mark juga membentuk sebuah capital investment company bernama HBD Capital Investment yang berfokus untuk bisnis inkubator dan pemberi dana untuk perusahaan2 kreatif di Afrika Selatan.
Mata saya pun kemudian terantuk pada salah satu quote oleh Leonardo Da Vinci di sisi panel blog nya.
When once you have tasted flight, you will forever walk the earth with your eyes turned skyward, for there you have been and there you will always long to return.
Mark shuttleworth telah terbang tinggi, memberikan berbagai manfaat bagi dunia, mencapai berbagai prestasi, tak heran jika visinya terus jauh kedepan...for there you have been and there you will always long to return...
saya pertama kali mendengar rangkaian kata ini dari pak hudoyo a.k.a eyang semar waktu itu saya dan beliau berada di candi mendut, beberapa saat setelah tahun baru.
arti dari kata2 itu kurang lebih adalah: - sakti tanpa memiliki jimat/genggaman - perang tanpa balatentara - menang tanpa mengalahkan
dari apa yang saya tangkap, itu adalah sebuah konsep yang berkebalikan dari apa yang saya ketahui. bagaimana mungkin menang tanpa mengalahkan ? bagaimana mungkin perang tanpa balatentara? bagaimana mungkin bisa sakti tanpa memiliki senjata apa2 ?
mungkinkah bisa disamakan dengan kata2 kaya tanpa harta ?
yang kemudian terlintas adalah sebuah kemungkinan, sebuah antikonsep atas apa yang telah saya ketahui keniscayaan, adalah bukan selalu kepastian.
kemudian malam ini saya ditemukan terhadap sebuah "anti konsep" yang lain "mengingat untuk melupakan"
dalam ilmu bela diri dikenal form, atau jurus kita diharuskan untuk melatih form sehingga hapal gerakan namun ironisnya, pada saat sparring alias tanding bebas kita tidak boleh mengingat2 form tersebut. mengingat form membuat kita lambat bereaksi terhadap sebuah serangan. terlalu terpaku terhadap form membuat gerakan menjadi kaku dan gampang ditebak.
saya menjadi bertanya, jika para master beladiri menggunakan jalan martial art menuju pencerahan, dan pencerahan yang sebenarnya adalah penghayatan pada tiap2 momen dalam kehidupan, maka apakah berarti "mengingat untuk melupakan" juga berlaku dalam kehidupan saya sehari2 ?
saya berusaha mengingat norma, mengingat aturan, mengingat kaidah tapi dalam sparring kehidupan, terlalu terpaku terhadap itu semua membuat jiwa saya kaku, tidak lentur dan akhirnya "babak belur" dihajar serangan2 permasalahan yang seperti tak putus2nya datang. (kyk lagunya lenka, trouble is a friend of mine ^_^)
mengingat untuk melupakan seperti melihat bahwa tidak ada yang abadi.
mungkin juga seperti kata2 diawal tulisan ini sakti yang paling utama adalah ketika lepas dari ajian apapun peperangan yang paling baik adalah yang paling sedikit bahkan tidak menggunakan bala tentara, dan kemenangan yang paling baik adalah kemenangan yang didapat tanpa harus membuat pihak manapun merasa dikalahkan...
aku melihat sungai... dimana kakiku tercelup didalamnya
air mengaliri pori-pori kulitku terasa sejuk, terasa dingin namun tak pernah tinggal
sungai itu membawa dedaunan menempel sebentar di kakiku terasa sedikit gatal kemudian hanyut dibawa arus
air itu membawa ranting2 menyentuh kakiku kemudian kembali terbawa mengalir
tak ada yang tinggal semua mengalir begitu saja
dan kakiku pun kemudian tak berpadat lagi pahaku badanku batu tempatku duduk semua tak berpadat lagi
angin yg meniupi telingaku, awan berarak diatas sana pohon2 di pinggiran sungai capung2 yang beterbangan bak helikopter pikiranku...hatiku...perasaanku... semua berada dalam aliran Maha tak ada yang tetap
bahkan juga tak benar2 cocok disebut aliran karena tak benar-benar berpola bahkan juga tak benar2 cocok disebut Maha karena tak benar-benar terbedakan
fana...fana... fana...fana...
tak sanggupku berkata-kata tak sanggupku berdiam
semua terlihat sama, sekaligus sungguh berbeda semua tertangkap indera, sekaligus.... ....
dua pendekar bertemu, bukan di lembah2 sunyi terpencil tapi di tengah2 menara2 apartemen di pinggiran kolam renang di kesiuran angin yang terjebak oleh bangunan2 tinggi
dua pendekar bertemu, beradu tuishou berjam-jam bercucuran keringat dan tertawa ketika salah satu menemukan celah dari yang lainnya tergelak2 dalam dunia mereka sendiri
dua pendekar bertemu, dan aku masih terheran-heran untuk kesekian kalinya bagaimana aku bisa disini menikmati kehormatan ini (sungguh beruntung bisa menimba ilmu dari dirimu wahai pendekar ^_^
*thx 4 manusia es* untuk latihan barengnya, makanan lezat disertai hangatnya suasana keluarga palembang, dan juga cerita semalam suntuknya :)
kawan, engkau mencari kemapanan engkau mencari rasa santai selama umur hidupmu sampai saat ini (20,30,50thn?)
tapi pernahkah engkau bertanya apakah kemapanan yg kau usahakan itu benar-benar bisa abadi? apakah rasa santai itu benar-benar bisa selamanya?
ataukah itu hanya sebuah "kondisi" belaka santai adalah kondisi sibuk adalah kondisi senang adalah kondisi menderita adalah kondisi
engkau menolak yang satu dan mendambakan kebalikannya. jika engkau sedang sibuk, kau mendambakan rasa santai jika engkau sedang kecewa, engkau mendambakan rasa puas. padahal yg nyata saat ini adalah kesibukan dan kekecewaan. tp engkau mendambakan rasa yg lain tidakkah batinmu menderita karenanya?
jika engkau merasakan rasa yg kau damba engkau merasa takut akan kehilangannya
engkau merasa bahagia, engkau menikmatinya beberapa saat, kemudian engkau takut kehilangan sumber kebahagiaanmu lalu berusaha mempertahankannya dan jika kemudian rasa bahagia itu berganti dengan rasa sedih, tidakkah batinmu menderita karenanya?
mungkin sbenarnya yg engkau inginkan adalah rasa yg kau dambakan itu abadi...
senang yg abadi santai yg abadi tanpa beban yg abadi kepuasan yg abadi keinginanmu untuk mendamba rasa "enak" yg abadi... bukankah itu yg membuat batinmu menderita ?
mungkinkah... dengan mengenali kondisimu saat ini tidak menolak rasa yg kau alami tidak mendamba rasa yg tidak kau alami engkau akan mengerti "di dunia ini tak ada yg abadi"
dan yg nyata adalah saat ini hanya saat ini.
=================================== for krish, smile up buddy :)
Hari ini saya memberikan presentasi dihadapan para pejabat Puslitbang Sumber Daya Air. Acaranya diadakan di gedung PusAir Dago Bandung, dan saya diminta untuk membawakan materi tentang aplikasi Wine di Linux.
Sebenarnya saya agak2 ragu untuk mengiyakan tawaran mengisi acara seminar dan workshop ini. Masalah psikologis, antara iya dan tidak. Terutama karena pemberitahuannya mepet dan permintaan materi yang agak tidak jelas. Bahkan saya baru diberi tahu tentang detil informasinya 2 hari yang lalu.
Sempat terbersit untuk memberikan materi presentasi yang saya buat ke orang lain, agar orang lain saja yang mengisi.
Tp kemudian saya teruskan.
Sudah lama saya tidak berbicara di depan umum pada acara formal. Peserta yang hadir juga tidak begitu banyak, kira2 40-an orang. Dan walaupun saya sudah mempersiapkan materinya, tetap saya merasa agak grogi. Padahal saya tahu bahwa rasa ini akan hilang dengan sendirinya begitu saya maju ke mimbar dan mulai berbicara.
Mungkin karena saya sudah lama tidak berbicara di depan umum, saya tidak begitu menikmati presentasi saya. Sepertinya saya berbicara kurang greget.
Saya justru lebih menikmati tanya-jawabnya. Saya bisa merasakan dengan jelas dinamika nada suara saya ketika saya menjawab pertanyaan dari para audience.
Bahkan saya lebih menikmati di sesi workshop, karena saya bisa berputar-putar. ngobrol kesana kemari dengan bapak dan ibu yang antusias bertanya-tanya.
Setelah acara selesai, dan banyak orang yang ngobrol dan bertanya-tanya banyak hal kepada saya, saya merasa bahagia. Malah tidak terpikir bahwa saya akan mendapatkan honor atas ini.
Saya merasa... mencicipi perasaan inipun sudah lebih cukup, saya tidak dibayar pun tidak apa.
Bahkan 2 buku yang saya beli di gramedia kemarin sebagai bahan pembuatan presentasi, saya berikan kepada orang-orang itu.
saya baru saja pulang dari jakarta. kebetulan kemarin saya chat dengan seorang kawan dan diajak untuk datang di acara mario teguh golden way di metro tv. yang membuat saya menerima ajakan itu adalah karena saya akan datang bersama rombongan mario teguh super club bandung chapter yang kira2 berjumlah 60-an orang. mengingat, aktifitas saya seminggu ini agak2 anti sosial (ngedekem terus dikamar) maka saya jadi tertarik untuk ikut. dan kebetulan teman saya adalah salah satu koordinator acara tersebut sehingga bisa menyelipkan satu kursi untuk saya.
saya sering mendengar tentang mario teguh. namun saya belum pernah membaca bukunya ataupun melihat penuh acaranya di metro tv.
pengalaman ini juga pengalaman saya terdekat dengan sesuatu yang bernama studio tv. dan show kemarin dijadwalkan 2 kali. yang pertama adalah show yang untuk direkam dan ditayangkan minggu depan, proses taping dilakukan pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00. sedangkan sesi live show dilakukan pada pukul 19.00 s.d 20.00.
Judul episodenya adalah Long and winding road. lagunya dinyanyikan oleh oddie agam dengan suara beratnya yang khas dan sangat berkarakter. Kemudian di sesi live show judul episodenya adalah The Greatest Love of All.
saya bersyukur karena bisa mendengarkan suara indah seorang penyanyi wanita dengan suara yang sangat unik. juga pemaparan tentang cinta dan anak2 oleh Pak Mario Teguh. ada sebuah ajaran kebaikan yang disajikan dengan sangat menyentuh berkaitan dengan acara show mario teguh dan anak2 jalanan di sebuah rumah penampungan. untuk edisi live nya bisa anda lihat di youtube:
Bandung chapter yang heboh. ternyata rombongan yang saya ikuti adalah rombongan yang paling heboh. berisi dari temen2 mahasiswa bandung, temen2 di stec, juga ibu2 pensiunan yang tak kalah rame dan heboh dengan yang muda2. kebetulan saya masuk di rombongan bis ibu2 pensiunan. tidak salah pilih karena makanan cukup berlimpah di bis itu. salah satu ibu-ibu berkata "kalau anak kos kan suka laper...ambil yang banyak" tentu saja kesempatan yang sangat baik untuk dimanfaatkan temen2 mahasiswa yang bergabung di bis tersebut sebagai ajang "pengembangan diri" (atau penggemukan diri ya ^_^)
sebenarnya bandung chapter terdiri dari rombongan2 kecil yang tidak saling mengenal. tapi rupanya sebuah device yang sangat efektif mengeksploitir sisi kenarsisan individu bisa digunakan untuk tidak hanya mencairkan suasana, tapi juga membuat kita bisa tertawa2. ya, kamera. ternyata GSK yang dihembuskan cukup sukses mendapatkan respon positif. baca: gerakan sadar kamera :)
sepanjang perjalanan tidak henti2nya kami berfoto2 ria. juga melakukan kehebohan2 dengan yel-yel bandung chapter. sampai rombongan lain juga terkejut2 melihat kami. di setiap sudut kami berfoto2 ria. di eskalator, di tempat kumpul, dimana-mana. foto2 sekenyangnya sampai memori penuh atau kehabisan batre :)
ada juga yang berkostum kompakan pake kemeja, pake dasi (jadi mirip changcuter).
Cerita kehidupan.
dalam perjalanan pulang saya mendapat sebuah cerita kehidupan dari salah seorang ibu. beliau adalah seorang pensiunan pns. yang bercerita tentang banyak hal yang bisa menjadikan pelajaran bagi saya. umurnya mungkin menginjak 60-an dan beliau bercerita tentang adiknya yang berjumlah 7 orang. sebelum ayahnya meninggal ibu ini pernah dipesani untuk titip adik2nya.
ibu ini bertanya apakah saya sudah menikah atau belum, dan saya menjawab saya ingin membantu orang tua untuk membantu menyekolahkan adik2 saya dulu.
dan ibu ini bercerita bahwa beliau juga anak pertama. adiknya berjumlah 7 orang. dan ayah beliau sebelum meninggal berpesan: "titip adik2 ya" mungkin itu yang membuat beliau menikah baru di umur 25tahun. ukuran tua untuk orang dahulu yang lazim menikah di usia belasan tahun. "alhamdulillah adik2 sarjana smua" beliau berkomentar. pesan itu juga yang membuat ibu ini memilih jalan lurus dalam bekerja sebagai pns. jabatannya di departemen keuangan sebagai auditor di daerah2 membuat rumahnya sering didatangi pejabat2 daerah yang menawarkan berbagai hal untuk kelancaran turunnya dana. dana yang bisa digunakan untuk kepentingan pribadi. namun beliau tidak bergeming. "saya diuji selama 33 tahun di departemen keuangan" katanya.
lebih lanjut beliau bercerita tentang anak2nya. 6 orang, tapi meninggal 2 orang. yang paling tua meninggal karena kanker. sewaktu kecil anaknya ini pernah jatuh sewaktu main bola. waktu itu ketika diperiksa di rumah sakit tidak ada yang aneh. ternyata ada darah menggumpal di perut dan terpicu oleh hormon remaja sehingga berubah menjadi kanker ganas. ketika terdeteksi pada kelas 2 sma, anak tersebut divonis dokter umurnya hanya tinggal 1 minggu. tidak puas dengan vonis itu, ibu ini mencari cara kesana kemari. sehingga mendapatkan informasi pengobatan madu dari amerika. seminggu beliau mengeluarkan dana 3 juta untuk mendatangkan obat itu. dan dari 1minggu ternyata memanjang menjadi 14bulan.
14bulan yang normal. namun ketika kumat sakitnya luar biasa. 14bulan kanker itu menjalar kemana2. sampai akhirnya anak itu berkata kepada ibunya untuk mengikhlaskan. dia meminta ibunya mengaji surat ali imron 5 kali. dari ba'da maghrib sampai subuh. dan pagi itu anak tersebut menghembuskan nafas terakhir. pagi sebelum ujian nasional dilaksanakan.
ibu itu menerawang mengisahkan akhlak anak tersebut. anak yang paling sholeh. pernah suatu ketika anak ini membelikan beras 2 karung untuk diberikan di panti asuhan bayi. bahkan sebelum meninggal dia mengumpulkan kakak dan adiknya untuk mengingatkan sholat dan menyisihkan 2.5% dari rezeki untuk mereka yang membutuhkan.
cerita2 ini memaparkan kepada saya sebuah sisi lain dari kehidupan. ketegaran, tanggung jawab, keikhlasan, ajaran nilai2 kebaikan dan lain lain.
rasanya lama sekali saya tidak menulis disini. dan menjentikkan jari2 saya di blog ini seperti pulang ke sebuah tempat yang sangat familiar, yang lama tidak saya datangi.
tak terasa 5 bulan sudah berlalu... bulan-bulan yang sungguh menakjubkan, penuh dengan pengalaman yang kaya makna. saya rasa tidak pernah didalam penggalan hidup saya sebelumnya, saya belajar sedemikian banyak, merasakan sedemikian dalam, mencoba sebegitu liar, juga melompat-lompat sedemikian ekstrem.
saya berjumpa dengan pemikiran yang begitu mengejutkan. heran karena tidak menyangka bahwa saya mempunyai bagian yang begitu chaotic, kreatif sekaligus destruktif.
saya juga bertemu dengan berbagai macam orang, menyerap-memilah-melepeh penuturan, pemikiran, perjalanan hidup termasuk juga opini2 dan idealisme mereka.
saya menerima dan menyesali, bersyukur kemudian mengutuk silih berganti. menangis ketakutan yg kemudian digantikan tawa bangga.
proses yang terlihat stagnan namun berkembang di kedalaman.
di pihak luar saya adalah pengangguran, di dalam saya menuangkan ide2 dan mengambil tindakan tanpa banyak bercerita angan-angan.
di luar saya maju mundur di dalam saya mengenali salah satu sifat pikiran yang merupakan bagian dari kehidupan: keinginan yg selalu berubah, bertumbuh, tidak ada yang kekal.
di luar saya mendikotomikan antara karyawan dan pengusaha di dalam saya menyadari bahwa banyak sekali ranah diantaranya.
ada orang2 yang tidak perlu dipusingkan oleh uang, tapi banyak permasalahan psikologis yang perlu dia hadapi. ada orang2 yang berkutat dalam perjuangan mencari nafkah, untuk hanya menjadi bagian skenario besar kehidupan agar anak2nya mengalami pendewasaan melalui tutur pemikiran orang tuanya. ada yang melesat cepat kemudian hilang, ada yang lambat melangkah tapi tetap tidak pernah mencapai tujuannya. ada yang mempersiapkan semuanya tp berantakan dalam sekejap, ada yang mempersiapkan baik-baik kemudian mencapai apa yang dia inginkan.
semua ini mengikis sedikit demi sedikit kesombongan saya. mengerik keimanan saya terhadap hal, cara, jalan yang saya anggap bisa menjamin kesuksesan. bentuk syirik yang sangat halus.
ya semuanya berproses,dan proses butuh waktu. saya dan anda sangatlah berbeda jika dilihat dari pengalaman, tanggung jawab keluarga, hubungan sosial dlsb. mencoba menyamakannya adalah seperti memaksakan kue kering berbentuk bintang kedalam cetakan bulan sabit;mungkin bisa mungkin tidak, tp yang pasti ada yang hilang dan ada yang tdk terpenuhi.
mungkin apa yang saya tulis tidaklah praktikal. tapi akhir2 ini saya menyadari bahwa hal-hal praktis sangatlah erat dengan kekinian;bukan perencanaan kedepan, juga bukan kekhawatiran terulang peristiwa yang sama seperti di belakang.
pengalaman saat demi saat, itulah yg akan selalu segar.
sehingga itu berarti untuk bersikap lebih sensitif lagi terhadap apa yang saya alami...
bukan menyesali, bukan mensyukuri, ttp mungkin lebih tepatnya... untuk ikhlas menjalani...
I've made up my mind, Don't need to think it over, If I'm wrong I am right, Don't need to look no further, This ain't lust, I know this is love but,
If I tell the world, I'll never say enough, Cause it was not said to you, And that's exactly what I need to do, If I'm in love with you,
Should I give up, Or should I just keep chasing pavements? Even if it leads nowhere, Or would it be a waste? Even If I knew my place should I leave it there? Should I give up, Or should I just keep chasing pavements? Even if it leads nowhere
I'd build myself up, And fly around in circles, Waiting as my heart drops, And my back begins to tingle Finally could this be it or
Should I give up, Or should I just keep chasing pavements? Even if it leads nowhere, Or would it be a waste? Even If I knew my place should I leave it there? Should I give up, Or should I just keep chasing pavements? Even if it leads nowhere
Should I give up, Or should I just keep chasing pavements? Even if it leads nowhere, Or would it be a waste? Even If I knew my place should I leave it there? Should I give up, Or should I just keep on chasing pavements? Should I just keep on chasing pavements?
Should I give up, Or should I just keep chasing pavements? Even if it leads nowhere, Or would it be a waste? Even If I knew my place should I leave it there? Should I give up, Or should I just keep chasing pavements? Even if it leads nowhere
*PUISI INDAH DARI RENDRA* ------------------------------
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa sesungguhnya ini hanya titipan Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya, bahwa hartaku hanya titipan Nya Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku? Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini? Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku? Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh Nya?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah, kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka, kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.
Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika: "aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku" dan menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah... "Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"
I'll do my best.... hmmm rasanya itu yang orang ucapkan dan lakukan. Tapi hasilnya tetap mendapatkan celaan dan cacian orang. Beberapa bulan setelah bos berganti dengan yang baru, pekerjaanku yang ini terbilang paling pas.... berpikir!.
Hasilnya luar biasa, gak pernah aku pikirkan kebiasaan positif yang dulu aku benamkan dalam benak kini menuai hasil. Tapi itu karena sistem. Benar kata orang, kita akan bagus kalau sistemnya bagus, dan ikut rusak kalau sistemnya rusak.
Itulah yang terjadi dengan tempat kerjaku sekarang. Dulu hampir semua orang hanya bekerja seperti sapi perahan saja. Sekarang semua bekerja lebih smart dan tidak alergi dengan kritik dan lintas wilayah.
Tapi teteeeeeppp.... perubahan itu tidak semuanya bisa diikuti. Satu per satu teman-temanku di PHK... karena terlalu membangkang. Atau karena tidak bisa mengerti gaya bos baru. Yang menurut kacamataku sangat wajar reaksinya terhadap perusahaan yang sudah kocar kacir di pasar.
Aku jadi bagian yang membuat perbaikan. Inventory dan sekarang ditambah logistic. Center point awal memang pada pekerjaanku untuk perbaikan ini, dan aku mengerjakannya dengan sangat baik...menurut ku :)
Bos yang baru ini aku sudah kenal lama, dia tahu cara kerjaku bahkan kelemahanku. Sejauh ini di happy dengan hasil kerjaku, malah dia tambah kerjaan baru. Orang-orang yang dulu sehati dengan bos-bos lama, banyak yang menyindirku. Mereka bilang kalau aku anak kesayangan bos baru. Padahal menurutku, itu karena aku link dengan jalan pikirannya dan aku punya kualitas berpikir yang dia butuhkan untuk membantunya membawa perusahaan keluar dari masalah.
Lagi-lagi orang-orang yang berpikiran sempit. mereka hanya tahunya berkomentar tapi tidak mau cari tahu kualitas apa dalam diri mereka sendiri yang dibutuhkan si Bos. Tapi lagi-lagi perubahan bukan hal yang bisa dilawan. Cuma ada satu kata yang pasti sekarang "Berubah atau Tersingkir". Kata-kata itu yang pertama kali si Bos katakan padaku.
6 bulan pertama semua mencibir. aku tenang saja. Tapi aku tahu, mereka perlu dijelaskan apa yang sedang dilakukan si Bos. Sampai akhirnya berita yang tidak aku duga keluar, quarterly bonus dikeluarkan lebih cepat. Alangkah senangnya aku, bukan karena kebagian bonus, tapi lebih karena aku yang buat formulanya dan menjadi pembuktian pada semua karyawan kalau si Bos baru lebih peduli sama mereka. Artinya, apa yang aku kerjakan untuk membantunya termasuk nilai positif di mata semua orang.
Sekarang semua berubah, orang-orang lebih positif, lebih bergairah. Tapi aku kembali berpikir, ternyata bukti itu lebih penting dari sekadar janji. Mungkin sebaiknya aku mengubah kata-kataku menjadi "I do the most best". Menghilangkan unsur masa depan dan menggantikan dengan present time. Karena itu adalah yang sedang dikerjakan, bukan janji apa yang akan dilakukan.
lucu sekali, malam minggu kemarin saya ngobrol hampir 6jam dengan seseorang. dan besok paginya semua inti obrolan itu terungkap kembali oleh orang yang lain. padahal saya yakin kedua orang ini belum pernah bertemu.
orang yang saya temui paginya adalah Bob Sadino. pengusaha terkenal yang diundang di sebuah seminar yang saya hadiri. dia berkata hal yang sama persis. tentang ga usah kebanyakan mikir, ttg jalan pikiran yang rumit2, dsb dsb
dan emosi saya teraduk2 1000 orang di sana tertawa terbahak-bahak dengan celetukan2 Om Bob, namun sepertinya hanya saya seorang yang mbrebes mili bagai pembantu udik yang termehek-mehek nonton film india...
Alhamdulillah Wan, 1st day... kerudung langsung abis, mukena dah laku 13 biji dan blouse batik payetnya tinggal 7 biji... Doain ya... Semoga lancar... :)
Senang sekali mendapatkan sms itu dari seorang temen yang ada di Arab. Cerita sebelumnya saya kebingungan karena biaya kirim lebih besar daripada yang diperkirakan. Dihitung2 saya bisa nombok 2 juta untung pengiriman. Dan bagi saya yang baru mulai bisnis, uang segitu tentu saja sangat berharga.
Temen saya di Arab dah ga ada duit lagi buat nambahin biaya kirim, lagipula dia juga ragu apa bisa jual kalau biaya kirimnya segitu.
Makanya saya kelimpungan cari kargo yang bisa ngirim dengan skala kecil (40kg). Cari kesana kemari ga ketemu juga, sementara saya juga ga enak karena uang temen saya ini sudah saya belanjakan menjadi barang.
Sebenernya ibu saya menyarankan alternatif untuk menjual barang tersebut di Indonesia, dan uang temen saya dikembalikan lagi.
Tapi menjual barang tentu saja tidak bisa dalam waktu singkat. Maka itu saya putuskan untuk tetap mengirim barangnya.
Saya bilang: "biarlah sisa biaya kirim saya bayar. Kamu jual saja disana dengan harga yang kira2 biasa orang jual disana berapa. Kalau ternyata ada uang lebih bolehlah km kirim buat menambal ongkos kirim sisanya itu. Tapi klo ternyata enggak ada ya sudah enggak apa2..."
Eh ternyata kemarin dia sms barang disana laku keras. Saya tidak berbicara masalah untung, tapi saya senang karena teman saya ini bisa menjual barangnya... Yah namanya juga lagi sama-sama belajar dagang :)
kemarin seseorang bertanya pada saya, kenapa jadi orang kok sukanya membuat susah diri sendiri?
sudah enak jadi pegawai tetap di sebuah perusahaan di bali,keluar... sudah dapet kesempatan bekerja di perusahaan telekomunikasi,keluar lagi... sudah dapet gaji besar di sebuah lembaga internasional,resign...
dan waktu itu saya tidak bisa menjawabnya, selain hanya tersenyum...
apalagi waktu dilanjutkan dengan pernyataan: "kyknya klo orang2 pengen kemapanan, kamu ini ga mau mapan..." "mungkin km pengen dilihat...dan mencoba membuktikan bhwa km bisa" "pengen dianggap hebat..."
kembali saya cmn tersenyum, tak bisa menjawab...
dan tadi siang saya ngobrol dengan seorang teman. kemudian dia berkomentar... "sekedar mapan atau puas ?"
kata-kata yg singkat. tp bisa merangkum semua jawaban yang bertele-tele...
ya saya tidak puas... saya tidak puas dengan hal itu... saya tidak puas dengan apa yang saya kerjakan saya tidak puas dengan apa yang saya lakukan apa yang saya ciptakan, saya tidak puas...
makanya saya mencoba semua jalan saya mencoba semua hal...
dan dalam prosesnya, saya bertemu dengan kebingungan saya saya bertemu dengan ketakutan saya... saya bertemu dengan kebimbangan...
yg paling aneh, saya tidak pernah tahu bagaimana jalan ini akan ber-ujung...
sorenya ada ivan, QS PVJ ngomongin fleece buat jaket kelas nya manda ama bisnis distro-nya mantap juga jadi tercetus beberapa peluang :)
trus malemnya ada orlando brahm mau ak ajakin spreadshirt tp stelah brainstorming sejenak ternyata lebih berprospek yg xxx bisnis bareng dia agak2 underground dikit :p bikin adrenalin naik... dan diputuskan untuk....hajar dah :)
seharian ni di rumah, online, chat, ngobrol... banyak peluang buat dijaring besok! :)
Guru... Hampir dua bulan saya mencoba berbisnis.Dan selama itu pula saya merasakan gejolak yang turun naik. Kadang saya merasakan ide-ide bermunculan dan selanjutnya menelan saya dalam semangat untuk mengerjakannya. Dilain waktu ide-ide itu terasa hambar, seperti makanan kemarin... dingin, hampir basi, tidak lagi mengundang selera. Kemudian ada saat saya merasa amat yakin bahwa saya bisa sukses. Dikali lain saya merasakan ketakutan yang amat besar tentang kehilangan uang, tentang jalan yang saya pilih, tentang masa depan.
Jiwa saya masih labil Guru, Mungkin saya masih dalam proses transisi. Karena sebelumnya saya tidak perlu pusing memikirkan cara mendapatkan uang. Dan sekarang saya harus bertanggung jawab kepada diri sendiri untuk sekedar membiayai hidup. Dibandingkan gaji saya sebelumnya, apa yang saya dapatkan ini baru 12.5% nya saja. Entah mungkin karena sebelumnya gaji karyawan saya memang besar, atau mungkin juga karena pendapatan bisnis saya yang kecil.
Ah Guru... Kadang tergoda saya untuk kembali lagi jadi seorang karyawan. Tapi entah mengapa saya terus berada disini. Saya teringat dirimu pernah berkata: "Barang siapa yang bisa memandang ketakutannya, tidak akan pernah lagi menjadi orang yang sama". Dan disini saya memandangnya tanpa langsung berlari...
Guruku tersayang, Malu rasanya bila ada yang bertanya tentang pekerjaan. Sungguh sulit menjawabnya. Bila saya berkata aktifitas saat ini adalah berbisnis, pasti dia akan mengejar "bisnis apa?". Bila saya jawab sedang bisnis batik, pasti dia akan kembali bertanya "masukin kemana?". Kemudian saya harus menjawab bahwa pengiriman saya terakhir adalah ke beberapa kota dan sebuah negara. Lalu saya dikira pebisnis yang banyak uang. Padahal apa yang saya kirimkan hanya berupa hitungan puluhan pcs saja. Belum pantas diceritakan, hasilnya juga belum seberapa, tapi pertanyaan itu akan selalu muncul untuk dijawab...
Apalagi jika bertemu dengan saudara-saudara yang mempertanyakan kenapa saya keluar dari pekerjaan yang mapan. Atau kenapa saya tidak bekerja di perusahaan dimana mayoritas teman-teman kuliah saya sekarang bekerja. Industri yang sedang menjadi primadona. Terpandang, dan mulai menata keluarga.
Guru... Maaf jika semua ini terdengar seperti keluh kesah... Tapi inilah saya yang yang bersimpuh jujur bercerita kepada mu Guru, juga kepada diri sendiri. Karena saya masih teringat apa yang kau ucapkan, bahwa kejujuran adalah langkah awal untuk maju. Mengakui kondisi saat ini untuk bertindak. Menerima saya apa adanya agar bisa berbuat yang terbaik untuk saat ini.
Guru... Tak terasa hampir 2 bulan saya telah lewati hari-hari seperti ini. Jika memang ini adalah fase saya bertemu rasa takut, bertemu rasa bingung, bertemu kebimbangan...biarlah...saya ikhlas... toh semua pendaki gunung pasti pernah merasakan tersesat dalam perjalanannya menuju puncak, biasa mengalami kebingungan menentukan arah di pekat malam, seringkali merasa takut dan khawatir dalam pendakian asing. Menggigil menahan dingin yang menusuk... Dan mengapa pula dia tidak tinggal di rumah saja? Berbaring di kasur hangat, nonton dvd beserta camilan?
Akan saya ingat ilustrasi pertanyaanmu terakhir itu Guru, bukan untuk dijawab tp untuk terus ditanyakan pada diri sendiri pada saat takut, bingung, dan bimbang datang menyapa...