18/11/2009
Tidak biasanya randi diam di apartemen. padahal seringkali apartemen hanya persinggahan tidur ditengah aktivitas nya yang sangat padat. Namun hari ini dia cancel semua appointment, karena dia sedang menunggu seseorang.
Rizka sedang gundah, dia tidak tahu apakah dia akan berangkat menemui Randi hari ini. Kemarin malam mereka bertengkar hebat di telepon dan dia tidak tahu apakah berangkat ke Jogja untuk menemuinya merupakan keputusan yang tepat.
Sebenarnya jarak antara Solo dan Jogja tidak begitu jauh. Hanya beberapa jam yang tak berarti untuk menghilangkan kerinduan mereka. "Tapi bagaimana jika setelah pertengkaran kemarin dia tidak mau menemuiku?" batin rizka.
Ditempat lain Randi merutuki waktu. "Kenapa sungguh lama?" sambil tetap tidak mau menelpon rizka sekedar menanyakan perjalanan sudah sampai mana. Gengsinya cukup tinggi karena pertengkaran kemarin.
Rizka dan Randi memang sama2 keras. Sepanjang berjalannya hubungan, mereka jarang sekali menyelesaikan masalah secara tuntas. Kalau tidak Rizka yg menghindar, maka Randi yang menyingkir sebelum masalah benar-benar beres. Lama tidak kontak, nanti salah satu akan menghubungi yg lain, sambil memendam masalah yg lalu-lalu. Tapi masalah tidak bisa dipendam begitu saja, itu akan menumpuk untuk kemudian meledak. Dan pertengkaran kemarin merupakan ledakan dari masalah2 yang tak tuntas sedari dulu.
Akhirnya hari itu mereka tidak jadi bertemu. Rizka merasa menyesal krn tidak jadi pergi dan Randi merasa disia-siakan.
Kemudian, lambat laut semuanya berlalu seperti biasa. Randi dan Rizka menjalani hidup masing-masing. Dan merekapun sadar, walau mereka saling tertarik namun mereka sama-sama tidak bisa mengesampingkan ego masing-masing.
Dan kebenaran pahit itupun mulai terlihat, Randi dan Rizka tidak akan pernah bisa bersama selamanya.
------------------------------------
lg latian nulis cerpen buat klabnul :p
------------------------------------
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment