4/19/2006 10:58:00 PM / /

Wee Ladhalahh...
Mau cerita tentang film Gie kok malah jadi mbleber-mbleber ke hal yang lebih penting...
Sori deh.
Ok, tentang film Gie.
Indonesia masih terus belajar bagaimana membuat film serius yang bagus.
Tapi kalau film Gie ini menurutku memang materinya yang kurang bagus.
Entah apa yang ada di dalam benak Miles hingga menganggap tokoh Gie ini layak difilmkan.
Tapi sudahlah...
Film ini dimulai dengan adegan Gie dan teman-temannya dikejar-kejar orang kampung.
Orang-orang kampung itu sedang berusaha menyelesaikan tulisan ‘REVOLUSI’ di tembok, sebelum catnya ditumpahkan oleh Gie cs.
Terjadilah adegan jelek pertama : kejar-kejaran yang kurang bersemangat.
Ternyata adegan kurang ‘ngangkat’ berulang kembali di ending film.
Jadilah film ini diawali dan diakhiri dengan adegan yang kurang bagus.
Di akhir film diperlihatkan tokoh cewek yang mendapat surat terakhir dari Gie. Dia kemudian terisak sambil membaca kata demi kata dalam surat itu. Sementara background suara Gie seolah mengucapkan kata-kata dalam surat itu langsung kepada si cewek. Biasalah... adegan orang baca surat di film-film kan biasanya selalu begitu... Buatku adegan itu sangat mengganggu. Mosok baru baca awal surat itu langsung ‘mewek’? Langsung tersedu sedan selama membaca surat itu hingga akhir? Bukankah seharusnya dibaca dulu minimal sampai tengah surat baru boleh nangis? Pokoknya suasana sendu gagal dibangun oleh Miles... Lagian isi surat itu nggak begitu menyentuh banget sih...
Selama nonton film ini aku dan teman-teman mengolok editingnya yang kasar banget, “Wah, ini pasti ngedit filmnya pake VCD Cutter...”
Tadinya kita berharap film ini cukup ngangkat, cukup membuat marah, cukup menggugah penontonnya untuk memperjuangkan perubahan...
Seperti dalam film ‘Guilty by Suspicion’ yang dibintangi Robert DeNiro. Dalam film itu dikatakan, “Orang butuh bukti untuk mendakwa seseorang sebagai pencuri. Orang butuh bukti untuk mendakwa seseorang sebagai pembunuh. Tapi orang tidak butuh bukti untuk mendakwa seseorang sebagai komunis.”
Itulah permusuhan ideologi. Seperti halnya kapitalisme memusuhi islam dengan selubung penanggulangan terorisme yang dapat menangkap orang tanpa bukti, tanpa surat perintah, dan boleh disekap selama jangka waktu yang tidak sebentar, bahkan dieksekusi mati atau dihilangkan bila perlu.
Tapi apa boleh buat, Gie hanya bisa membuat orang berkata “politik tai kucing”.

Labels: