“Don’t listen to what people think about you...”
“This is your life, you’re the man, you decide how’s it gonna be!”
Akhir-akhir ini aku banyak mendengar kata-kata model begitu.
Kalo para selebritis di infotainment-infotainment bahasanya kira-kira begini,
“Orang bebas mau ngomong apa, tapi yang tahu pasti hanya gue dan Tuhan, ini hidup gue, gue yang ngejalanin, so... kenapa harus memusingkan apa kata orang?”
Aku nggak tahu apa itu jawaban yang harus diapalin dari manajer mereka,
atau itu memang sudah menjadi prinsip mati mereka.
Tapi yang jelas, slogan itu banyak diikuti orang, termasuk banyak temen-temenku.
Di tengah-tengah budaya permisif sekarang ini orang memang cenderung apologetik.
Kalimat itu selalu dianggap sebagai panasea,
yang sejatinya tidak lebih dari candu semata.
Bagaimanapun gejala ini harus diluruskan.
Seperti yang aku pernah tuliskan di box comment dari postingan salah satu temen kita,
aku memang bukan orang yang bisa cuek pada apa pendapat orang tentangku.
Aku selalu risau akan itu. Aku selalu berusaha mendapat testimoni baik yang tidak nggombal.
Menurutku seharusnya kita memang tidak boleh menilai diri sendiri,
Kamu tidak dilahirkan dan melahirkan diri sendiri,
kamu dilahirkan dan akan melahirkan orang lain.
Kamu tidak diajari dan mengajari diri sendiri,
kamu diajari dan mengajari orang lain.
Kamu tidak bicara dengan diri sendiri,
kamu bicara dengan orang lain.
Kamu tidak menulis untuk diri sendiri,
kamu menulis untuk dibaca orang lain.
Kamu tidak menyanyikan lagu untuk diri sendiri,
kamu menyanyikan lagu untuk didengar orang lain.
Kamu tidak bersaudara dengan diri sendiri,
kamu bersaudara dengan orang lain.
Kamu tidak bertetangga dengan diri sendiri,
kamu bertetangga dengan orang lain.
Kamu tidak dipimpin dan memimpin diri sendiri,
kamu dipimpin dan memimpin orang lain.
Lihatlah di samping kirimu, di samping kananmu, di depanmu dan di belakangmu, di atasmu dan di bawahmu.
Kamu tidak sedang melihat cermin yang memantulkan bayanganmu sendiri, yang bisa kau tipu dengan ‘magic in the make up’.
Kamu sedang menatap ruangan luas yang berisi banyak sekali orang lain.
Betul, bahwa ini adalah hidupmu.
Tapi hidup itu tunggal, dan kehidupan itu jamak.
Kamu secara individu hidup.
Tapi kamu hidup dalam sebuah kehidupan yang di dalamnya berisi banyak
individu-individu yang hidup selain kamu.
Merekalah orang tuamu.
Merekalah anak-anakmu.
Merekalah saudara-saudaramu, adik-kakakmu.
Merekalah gurumu.
Merekalah murid-muridmu.
Merekalah pemimpinmu.
Merekalah para bawahanmu.
Merekalah tetangga-tetanggamu.
Mereka membaca tulisanmu.
Mereka mendengarkan lagumu.
Dan percayalah, mereka mencintaimu.
Kalo kata Cobain “speak the truth, find your place, love your friend, hate your enemy.”
Kataku, mencintailah dan dicintailah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Enjoyed a lot!
Caravan awning called frowolf
What a great site
best low rate loan Interior designer ct 6-figure cash money emarketing millions fast finances
Post a Comment