Artist Heather Gorham's interpretation of the monkey mind
Ada suatu waktu dimana saya pernah bahkan seringkali merasakan kebingungan dalam memilih. Mungkin ini terjadi karena saya terlalu banyak punya ide dan sering menghayal. Beberapa orang yang ada didekat saya berkata bahwa saya sulit diduga. Mungkin juga ini adalah hasil dari pikiran saya yang liar dan meloncat-loncat.
Dalam memandang masa depan pun saya menggunakan pikiran saya yang liar. Saya selalu punya banyak rencana dan banyak keinginan dalam satu waktu sekaligus. Seringkali belum terwujud keinginan A, saya sudah berkeinginan hal yang lain. Belum selesai sebuah project, saya sudah mengangankan berbagai project yang lain. Seorang kawan pernah berkata bahwa kelemahan saya adalah sangat sulit untuk fokus.
Kemudian saya mencoba berpikir. Dan ternyata betul bahwa saya sulit untuk berfokus dan suka memulai banyak hal sekaligus. Banyak hal dimasa depan yg saya angankan, membuat saya tidak betah terhadap hidup saya saat ini. Banyak hal di masa depan yg ingin saya lakukan, sehingga saya selalu cepat2 ingin sampai di masa itu. Kalau disini, ingin disana. Sudah disana, ingin disitu. Mencapai ini, mendambakan yang itu. Kehilangan yang itu, menyesali yang ini. Kemudian seorang kawan berbaik hati mendiagnosa bahwa saya mengidap monkey mind.
Itu baru kaitan dengan masa depan, belum dengan penyesalan masa lalu. Penyesalan jalan yang saya ambil, langkah yang tidak saya ambil, pengalaman yang saya cap buruk. Sehingga hidup saat ini disiksa oleh sampah masa lalu dan liarnya keinginan masa depan.
Untuk "mengobati"nya saya mencari berbagai metode. Dari membaca berbagai buku tentang teknik konsentrasi dan motivasi, sampai mengikuti seminar-seminar dengan berbagai pembicara untuk menghilangkan "penyakit" ini. Tapi tidak ada efeknya. Sepertinya, saya tidak berjodoh dengan teknik2 yang saya temui itu.
Sampai kemudian saya bertemu dengan cermin yang jernih. Tidak ada apa2 disana. Cermin itu tidak memberi tahu apa-apa. Yang ada hanya saya, apa adanya
Perlahan saya menyaksikan, bahwa monkey mind adalah program pikiran. Dan semua teknik yang saya pelajari adalah juga program pikiran. Pikiran tidak bisa mengatasi pikiran. Itu seperti sebilah pisau yang mencoba menusuk dirinya sendiri. Tidak akan berhasil. Dibutuhkan level kesadaran yang lebih tinggi. Kesadaran yang bukan lawan dari ketidaksadaran.
Kemudian dengan cermin itu saya mengintip kebijaksanaan. Kebijaksanaan yang bukan lawan dari ketidak-bijaksanaan. Disitu saya dapat melihat bahwa pencerahan bukanlah tujuan, perubahan bukanlah pencapaian, tapi adalah sekedar proses itu sendiri. Tiada lagi usaha untuk menghilangkan monkey mind, hanya tersisa keikhlasan untuk memeluknya.
And then I know, that life is beautiful in its simplest,original form.
Labels: awancool
0 comments:
Post a Comment