kriteria keidealan

8/10/2008 02:48:00 AM / /

Pada sebuah kesempatan memandang diri, saya melihat sebuah pola dalam perkembangan pembelajaran saya. Pola itu adalah "berusaha menjadi". Dalam "usaha untuk menjadi" ada pencarian terhadap kriteria-kriteria sebuah karakter, juga usaha untuk mengenakan sudut pandang yang dimiliki oleh karakter itu.

Saya membaca banyak buku, mencari informasi tentang berbagai tokoh, berbicara dengan orang-orang yang saya lihat mungkin memiliki keidealan itu. Dan kemudian saya belajar bahwa karakter tertentu mengharuskan saya untuk melakukan hal ini, dan tidak melakukan hal itu. Menganjurkan sudut pandang ini dalam pendekatan sebuah masalah dan menghindarkan sudut pandang itu.

Usaha pencarian itu membuat saya mencocokkan diri dengan sebuah karakter ideal yang terikat dengan nilai-nilai yang melekat bersamanya.

Tapi apakah itu pola yang akan terus berlangsung? Apakah pemenuhan atas kriteria karakter ideal itu yang akan membuat saya akhirnya merasa "lengkap" dan "utuh"? Jika saya telah memenuhi seluruh kriteria, dan bertindak serta memilih sudut pandang seperti karakter ideal, akan saya berhenti dan puas?

Mungkinkah kekhawatiran jika saya tidak bisa memenuhi karakter ideal itu terlalu menyibukkan saya sehingga tidak bisa melihat keunikan saya? Mungkinkah, semua usaha menuju karakter ideal itu yang membuat saya asing dengan diri sendiri? Mungkinkah semua usaha menjadi hebat, menjadi keren, menjadi terpandang dan terkenal, adalah kompensasi dari ketidakmampuan saya untuk melihat saya "biasa-biasa saja"?

Dan apakah itu "biasa" dan "unik"? Mungkinkah itu pandangan yang tercipta krn pembandingan keluar tanpa mengetahui apa yang didalam? Jika saya mengetahui "apa yang ada", apakah nilai-nilai perbandingan itu masih relevan?

"berhentilah mencari, maka engkau akan menemukan"
dan inipun akan sekedar menjadi usaha menuju kriteria keidealan jika tidak benar-benar melihat apa yang ada.

sahabat, pernahkah anda melihat karakter anda sendiri tanpa perbandingan terhadap karakter ideal yang anda ingin tuju?

Labels:

0 comments:

Post a Comment