7/24/2006 11:22:00 AM / /

MEMBIDIK MINYAK IRAN


Bodohnya bangsa-bangsa di dunia ini selalu berusaha membangunkan Raksasa Tidur. Setelah ditunjukan oleh sejarah, tetap saja tidak bisa juga belajar. Jepang contohnya, sadar akan kesalahan besarnya menghancurkan Pearl Harbour tahun 1941 telah membangunkan Raksasa Tidur Amerika. Hal ini tidak dijadikan pelajaran oleh Liga Arab yang mencoba menggengam dunia dengan boikot minyaknya pada dekade 70 an. Amerika yang memiliki kepentingan terbesar dalam hal ketersediaan minyak seperti raksasa tidur yang segera saja sadar akan nasib bangsanya yang tergantung oleh pasokan minyak dari Timur Tengah. Kesalahan Liga Arab ini berakibat fatal, karena Amerika tidak lagi hanya menginginkan kemenangan pada sebuah pertempuran, tetapi kemenangan sebuah perang. Perang untuk masa depan bangsanya.

Setelah sukses menguasai minyak Irak, membuat semua negara semenanjung Arab tunduk oleh kapitalisme, kini Amerika mengincar minyak Iran yang pernah coba direbut oleh Irak pada masa perang tahun 80 an. Usaha-usaha yang memiliki modus operandi yang sama yang pernah dilakukan di Irak juga dicoba dilakukan di Iran.

Kenapa Irak menginvasi Kuwait ? pernahkah ada yang berpikir bahwa invasi tersebut atas pengaruh Amerika sendiri dengan tujuan mendapatkan alasan untuk dapat masuk menyerang Irak. Dari mana pengaruh tersebut datang ? Amerika bisa saja menempatkan intel-intel terbaiknya untuk menduduki posisi-posisi penting di sisi Sadam Husein. Hal ini juga pernah dilakukan Israel ketika menguasai Dataran Tinggi Golan milik Suriah. Suriah yang terus-menerus membombardir kota-kota Israel membuat Israel berpikir keras untuk mampu menembus dan menghancurkan tempat strategis tersebut. Bahkan Intelejen Israel sanggup menjadi Penasehat Presiden kala itu. Bisa dibayangkan betapa hebatnya otak yahudi yang pastinya juga dimiliki oleh intel-intel Amerika.

Melalui intelnya di Irak, Amerika mempengaruhi Sadam Husein untuk menginvasi Kuwait, lalu Amerika punya alasan untuk masuk ke Kuwait. Sambil menyelam minum air, Amerika memancing Irak untuk menunjukan semua kekuatan militernya, sehingga bisa dihitung potensi kekuatan Irak untuk menjadi rivalnya sebagai polisi dunia. Setelah berhasil membebaskan Kuwait, Amerika membuat berita kemampuan nuklir dan senjata kimia Irak. Siapa sih yang bisa menolak semua bukti dari negara yang memiliki segala teknologi tercanggih di dunia. Yahudi jelas berada dibalik semuanya, coba lihat saja bagaimana Perang Teluk yang dimulai tahun 1991 saat itu presidennya adalan George Bush yang dana kampanyenya disupplai habis-habisan oleh Yahudi, Kemudian Clinton yang emang Yahudi....eh.... kira-kira gitu deh. Clinton meneruskan usaha George Bush untuk menguasai Irak, tetapi tidak berhasil. Melihat lambatnya Amerika menguasai Irak membuat gerah para Yahudi, presiden berikutnya adalah adik dari George Bush yaitu George W Bush, disini misi sang kakak dituntaskan. IRAK DIKUASAI.

Menekan Iran melalui Pengayaan Uranium tidak menghasilkan akses untuk memasuki Iran. Akses yang bisa dilakukan Amerika melalui Badan Nuklir Internasional PBB seperti yang dilakukannya di Irak. Amerika menginginkan dua hal, menghalangi pesaing baru memiliki senjata pamungkas yang bisa menandinginya dan mendapatkan minyak terbaik dengan cadangan terbesar didunia IRAN. Tahu cara yang sama tidak bisa dipakai di Iran, Amerika membuat perang baru di Timur Tengah. Kali ini Amerika tidak langsung menunju sasarannya Iran, tetapi memutar menggunakan Lebanon. Intel-intel Amerika bekerja mempengaruhi para Hisbullah untuk menyerang Israel. Kemudian Israel membalas menghantam Lebanon. Perang ini akan menyeret Suriah dan Iran yang diketahui sebagai penudukung utama Hisbullah.

Amerika akan membentuk opini dunia melalui media-medianya yang sangat kuat untuk membuat tekanan-tekanan ke Iran. Amerika berusaha membuat Iran seperti Afganistan yang diserbu hanya karena diduga sebagai sarangnya Bin Laden. Iran akan dianggap sebagai tempat bersembunyi para pemimpin Hisbullah yang membuat cukup alasan Amerika untuk meminta Teheran membuka pintunya lebar-lebar buat Washington masuk, atau bernasib sama seperti Afganistan. Amerika akan berusaha cari gara-gara yang sah dimata PBB untuk memulai perang dengan Iran. Perang yang akan menggenjot ekonomi Amerika yang terbukti berhasil mengangkatnya dari resesi setelah berhasil mengeluarkan US$ 75 milliar untuk biaya perang pencarian Bin Laden dan entah berapa lagi untuk Invasi ke Irak atas nama Multinasional. Ekonomi Amerika sekarang membaik dan menguat berkat perang-perang itu, karena saat perang Perusahaan-perusahaan Amerika akan memproduksi semua keperluan perang, baja, peralatan perang, pakaian, makanan, minyak, berita, dll. Setelah perang, perusahaan-perusahaan Amerika bergerak dengan cepat karena pabrik-pabrik semen, peralatan pabrik, pakaian, dll didatangkan dari Tanah Amerika untuk digunakan bagi Rekonstruksi Bekas-bekas perang.

Akan sampai mana Adi Kuasa ini bergerak ? apakah sudah terlambat bagi kita menghentikan langkah para Yahudi mengendalikan dunia lewat Amerika ? Jadi sebenarnya siapakah yang jadi dikendalikan ? Israel oleh Amerika atau Amerika oleh Israel ?
Pada saatnya minyak bumi habis, dan Amerika sudah menguasai suatu sumber energi baru untuk semua kebutuhannya yang bukan dimiliki oleh negara manapun, mungkin Amerika baru akan berhenti menguasai dunia. Apakah kita bisa belajar dari Jepang yang menjadi Pendekar Malu-malu. Menukar kekuatan militernya dengan kekuatan ekonomi yang sekarang sudah menggurita di Amerika. Jepang tidak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan membangkitkan rasa nasionalisme Bangsa Amerika. Mungkin kita masih bisa berharap pada Cina pada 20 tahun ke depan. Tapi apa yang kita harapkan ? ........ cari jawabannya sendiri.......

Labels:

1 comments:

Comment by aryo on Tuesday, July 25, 2006 1:51:00 AM

so, what's the point bang?

apakah kita nggak boleh membangunkan raksasa tidur?

aku setuju, langsung aja ditusuk selagi tidur ya bang?

karena bagaimanapun juga kekuasaan amerika harus diakhiri.

apa yang bisa kita harapkan?
cari jawabannya di Gedung alumni IPB jalan pajajaran Bogor depan terminal baranangsiang, minggu 30 Juli 2006, seminar peradaban islam "saatnya islam memimpin peradaban dunia"

Post a Comment