Pada saat ak dulu menggeluti tenis meja, ak mendapatkan pelajaran tentang timing. Pemilihan bola ketika berada pada titik tertinggi, sedang menuju ke atas ataupun dalam posisi lengkung kebawah sangat berpengaruh pada pengembaliannya. Namun timing bola yg bagus pun tidak akan berarti apa2 jika kita tidak punya kemampuan memukul yang sesuai dengan timing tersebut. Sehingga ak belajar bahwa dalam kehidupan, sebagus apapun kesempatan(timing) yg datang pada kita tidak akan ada artinya jika kita tidak memiliki kemampuan dan keberanian untuk mewujudkannya.
Waktu dulu ak sering maen basket, ak belajar bahwa jika bola berada di tanganku, maka itu adalah keputusanku apakah akan membawa bola itu drive-in, mengoper kembali ke play maker, memberikan kepada center di bawah ring, atau secepatnya melakukan jump shoot diposisi itu. Sehingga ak belajar bahwa hidupku ada ditanganku, orang boleh mengatakan apapun, tetapi semua itu hanya berupa saran dan usulan. keputusan tetap ada ditanganku.
Ketika ak mikir2 apa sih yg ak dapat dlm surfing (selain keasyikannya) yg bisa kuterapkan dalam kehidupan ? Ak mendapatkan bahwa surfing mengajarkanku tentang keberanian. Ketika ak mengayuh kelautan bebas ak tidak tahu apa yg akan terjadi. ketika ombak akan menyambutku, ak nggak tahu apakah ak akan sukses berdiri diatas ombak, atau malah bakal dikemplangin ombak kayak baju di mesin cuci ? pilihannya meluncur dgn pikiran yg jernih diatas papan sambil merasakan angin pantai dan gemuruh ombak dibawah kakiku, atau pasrah bersalto dan bergulung gak karuan dibawah ombak sana dan muncul terengah2 dengan air mengucur dari hidung dan telinga.
Tp sayangnya pelajaran2 banyak yg belum diterapkan. Aku tahu sebuah kesempatan akan datang, tapi ak belum mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Aku tahu bahwa hidupku adalah keputusanku, tapi hatiku sering lemah menghadapi cerita sukses dan bujukan orang lain. Ak tahu bahwa tanpa keberanian tidak ada kesuksesan dan harus kuat menghadapi resiko antara kegagalan dan kesuksesan, namun seringkali tidak berani mencoba yg berarti adalah 100% kegagalan.
Tp dibalik semua itu....ak masih terus mencoba kok....
Kalian juga kan ??
kaki harus melangkah,hanya dengan itu perjalanan dapat dimulai......
Sebenernya si, agak ketar ketir juga, cause duit gaji dah amblas sebelum waktunya (bingung jg gw, kemana aja tu duit....) plus temenku itu juga lagi masa krisis. So klo duit kita bedua dikumpulin, cuman cukup plus ngepress buat sekali jalan aja. dan dengan setengah meyakinkan, dia bilang klo pulangnya pake motor+ bakalan disangoni, so ga usah kuatir.
So, kamipun berangkat ke jember walo sempet bersusah payah nyari bemo (sebutan buat angkutan colt 3/4 di bali) yg sepi penumpang. Ternyata emang bener, angkot di bali ga laku. karena dari terminal tegal(terminal angkot) trus dilanjutin ke terminal ubung(terminal bis), angkot yg kami tumpangi cuman berisi kami berdua. itu pun setelah supir nya setengah narik2 buat naik angkotnya. langsung jalan lagi.
Terminal bis di ubung sepi, mungkin lebih ramean terminalnya pemalang. dan susah ditemukan bis AC disana, kecuali untuk jurusan jauh kayak ke surabaya. klo bis ke jember, ga ada yg AC krn emang kalah bersaing ama yg ekonomi. penumpangnya merupakan tipe yg sensitif terhadap harga, bahkan selisih seribu perak pun sangat berarti.
Sampe jember jam empat pagi, trus naik taksi ke jatigowok, bukan hanya karena angkutan belum ada jam segitu, tapi juga karena kalau ada angkutan pun kita da ga ada duit buat bayarnya. so taksi alternatif satu2nya(krn bisa dibayar dirumah ^_^) lumayan murah, jarak 40 km cuman diganti dengan uang 35 ribu.
Setiba di jatigowok, suasana desa pertanian yg kental langsung terasa. Rumah2 sederhana, hamparan tembakau dan padi mewarnai daerah itu. Mungkin hampir sama kaya' suasana desa tani di pemalang, cuman bedanya pagi dan malam disini lebih dingin, walo kalo siang panasnya jg hampir sama.
7 km dari rumah temenku ada wisata pantai, namanya Watu Ulo dan Pasir Putih(Bukan Pasir Putih yg di Situbondo, disini pantainya lebih kecil krn diapit bukit). Lucunya klo mau ke Pasir Putih, kita harus bayar 2 kali, sekali di Watu Ulo dan kemudian di Pasir Putih. Pantainya sepi, mungkin lebih sepi dari Widuri di Pemalang. Kayaknya klo konsep wisata nya dibikin kayak kuta, bakalan bisa lebih rame. Di Kuta(bahkan mungkin di seluruh bali) masuk pantainya gratis, pemerintah dapet pemasukan dari pengunjung lewat penjual yg berdagang disana. Setiap pedagang(hitungannya bukan tempat,tapi orang) dikenai iuran sebesar 300rb perbulan. Jadinya pengunjungnya banyak karena ga harus bayar buat menikmati pantai, tapi Pemerintah jg tetep dapet pemasukan. Mungkin Watu Ulo gak bisa dibegitukan karena daya beli masyarakat disekitarnya (yg petani) rendah. Namun itu bisa dijual ke Wisatawan Manca, tinggal pemerintah aja promosiin di luar negeri, dan siapkan fasilitas hotel penginepan dan wahana wisata lainnya, pasti bakalan rame.
(to be continued....)
Salam...
Bener-bener kalau baca ceritanya Awan tentang surfing what so ever, aku nggak bisa ikut merasakan keasikannya. Paling-paling yang aku bayangin ya meluncur di atas papan surfing, tapi bukan berdiri melainkan rebahan gitu... apa itu istilahnya Wan? Asik kali yaaa? Dasar aku memang gak pernah suka olah raga, makanya sekarang udah mulai panen. Perut subur, badan suka lemes, loyo...
Ketika baca ceritanya Awan, aku teringat temenku yang buta sejak lahir. Aku tanya temenku itu soal keinginannya untuk bisa melihat. Ternyata di luar dugaan, dia menjawab bahwa dia sama sekali tidak pernah mengangankan untuk bisa melihat. Bukannya tidak mau, tapi tidak pernah kepikiran. Akhirnya aku paham... lha temenku itu kan buta sejak lahir, makanya dia tidak pernah tahu bagaimana rasanya melihat. Dia tidak pernah tahu asiknya melihat, dia tidak pernah paham apa itu warna-warni, tidak pernah mengerti apa itu cantik, indah, dan lain sebagainya... (sebenernya kadang aku berpikir betapa beruntungnya dia)
Makanya baca ceritanya Awan, jujur aku agak bosan. After all, renang aja aku nggak bisa... Kudu bisa renang kan Wan? Ketika Awan berusaha meyakinkan “Sumpah keren banget!!!” Dia benar-benar gagal membuatku iri. He he he...
Tapi baca ceritanya Awan, aku jadi berpikir... Interest orang memang beda-beda ya? Makanya aku pun mikir kayak gimana ya si Awan ketika dia menerima surat-suratku? Bagaimana ya kalau saya menjadi Awan...?
Apakah begini :
Baca ceritanya Haryo, aku bener-bener nggak mengerti dunianya sekarang...
Baca ceritanya Haryo, panjang lebar menjenuhkan, bikin pusing...
Baca ceritanya Haryo, nggak membuatku tertarik...
Dan sebagainya dan sebagainya...
Ah, mending aku menjadi aku lagi aja...
Bagaimanapun aku tidak menyukai sesuatu, tapi aku selalu berusaha mengenalnya bila temanku menggelutinya. Seperti Anip yang suka basket, aku berusaha bergaul di situ. Seperti teman-teman yang suka sepak bola, aku juga ikut-ikutan nongkrongin piala dunia. Seperti teman-teman yang bolak-balik seminar, halaqah, masirah, aku pun sekali-kali ‘ngintil’ ikut mereka.
Bagaimanapun, aku selalu kecewa kalau pergi ke warnet dan tidak bisa ‘baca ceritanya Awan’ yang baru lagi.
Bagaimanapun, aku selalu mengharap ada email baru masuk, ada new messages di friendster, ada postingan baru di tapakkaki...
Bagaimanapun, aku sangat tertarik juga dengan ceritanya Awan tentang lautnya, tentang pantainya, tentang pasir putihnya... Tapi aku agak takut juga dengan ‘festival pantat’nya (takut ketagihan).
Bagaimanapun, aku berharap juga suatu saat aku bisa menengok Awan di Bali. Melihat aksinya di atas papan selancar yang mungkin sudah sangat mahir, dan berusaha menepukinya... Sebagaimana aku berharap suatu saat bisa mengajak Awan, dan semua teman-temanku mengagumi retorika tokoh partaiku di ruang-ruang seminar (bilakah aku tokoh itu?), ikut terpengaruh dengannya, ikut mengemban ide-idenya, ikut merencanakan revolusi dengannya.
Yaa gitu deh...
Hari ini aku bete berat.
Marah-marah, sampai kayak anak kecil... Remote TV kubanting (untung bukan TVnya), Cangkir kubanting... Aku nggak pernah kayak gitu sebelumnya.
Seorang temenku seenaknya saja menghapus koleksi mp3ku di komputer kantor. Ketika kutanya, nggak ada rasa bersalah sedikitpun, dia berdalih menyelamatkan komputer yang error karena kepenuhan data. Catshit.
Ketika aku menunjukkan rasa kesalku dengan harapan dia minta maaf, dia malah nyengir-nyengir, "udahlah, lagu aja diributin!"
Selanjutnya ngamuknya aku udah banyak diketahui anak-anak. sampai sekarang aku memang punya dendam sama mantan bapak kosku. dan teman2 tahu itu. aku nggak pernah bisa ngasih maaf. lebaran kemarin diajak silaturahim ke sana, aku nggak mau.
makanya sekarang ada kejadian kayak gini teman2ku pun pada berlomba-lomba ngasih nasehat karna ini dianggap sifat burukku. pendendam.
nah, sekarang aku minta pendapat kalian.
pertama, temanku itu jelas bohong kalo mengatakan menyelamatkan komputer error karna kepenuhan data.
kedua, kalopun itu benar, kenapa dataku yang dihapus? kenapa nggak data lain yang lebih nggak penting?
ketiga, mestinya dia nanya-nanya dulu.
keempat, kalopun terlanjur, mestinya dia minta maaf sudah ngapus dataku demi menyelamatkan komuter kantor.
kelima, dia itu siapa??? itu bukan komputer dia, dia juga bukan pimpinan kantor! Apa hak dia?
ada harga yang harus dibayar dalam setiap perbuatan.
kalopun dia harus dimaafkan, harga yang harus dia bayar ya 'meminta maaf' itu.
sekarang pertanyaannya:
apa aku harus memaafkan orang yang tidak pernah minta maaf? apa aku harus memaafkan orang yang bahkan tidak (mau) menyadari kesalahannya? apa aku harus memaafkan orang yang malahan menertawakan kemarahanku?
lagu itu kalau aku harus mendata semuanya, dan menyuruh dia mencarinya, 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan, 2 bulan, belum tentu dia bisa mendapatkannya. 10 ribu, 20 ribu, 100 ribu, belum tentu cukup untuk mendapatkan semuanya.
itu kalau bicara nilai... tapi prinsipnya kan bukan itu? walaupun cuma 100 perak,
kalo itu dirampas dari orang yang berhak memilikinya tetap saja itu dzolim!
bagaimana menurut kalian? kalo kalian dalam posisiku, kira-kira gimana jadinya?
(wajib comment)
nemu webcam....
ga sengaja ngobok2 barang2 di belakang ruangan gw, tau2 ada benda kecil berlensa. Selidik punya selidik, ternyata webcam, dan dengan sedikit ngerayu ama mas nur, akhirnya bole jg dipasang di kompie gw sekaligus minta dicariin drivernya.
so, hari ini ruangan IT penuh dengan tawa2 mesum gara2 tu webcam gw taruh di bawah, dengan posisi lensa ngadep ke atas. buka yahoo messenger, en broadcast ke tiap komputer cowok2 quiksilver hidung belang yg dah terinstall Yahoo Messenger. So... dapat di terka... cew2 quiksilver yg hari itu pake rok mini mendapatkan kehormatan buat memamerkan paha nya....
Ditambah lagi dengan kegilaan suhu iwan yg bersukarela mengajak si seksi maria buat keluar dari ruangan desainernya en ngobrol right on the spot of web cam. Sumpah gw ga tega ngeliatnya :"> bli tude ma mas nur cekikikan aja sambil mantengin kompie masing2 :))
Tapi sayangnya ga lama, cause maria keburu masuk ruangan IT dan tau apa yg terjadi, dia ngomong "Gw tau lagi dikerjain, soalnya YM lo statusnya view my webcam. Harusnya lo mainan kyk gini waktu gw lagi pake G-String". Sedikit malu jg si gw, tapi krn pelindung2 hidung belang gw ada dsitu, en gw cmn provider teknologi aja, jadi gw cuman bisa ngikik.
Habis kumaha deui, maria emang seksi si....btw, sebelah ruangan IT kan kamar mandi cew, gimana kalo.......
Don't say you're not important,
it simply is not true....
The fact that you were born,
is proof, God has a plan for you....
The path may seem unclear right now,
but one day you will see......
that all that came before,
was truly meant to be,
God wrote the book that is your life....
That's all you need to know....
Each day that you are living,
was written long ago....
God only writes best seller,
so...be proud of who you are....
Your character is important,
in this book....you are the "STAR"....
tanggal 7 agustus kemaren aku ke jogja...ada dosen arsitek yang nikah..lumayan bisa ijin 2 hari....bisa pulang ketemu ortu di kampung...dateng ke pernikahan sobat di semarang....malemnya ke kawinan dosen di jogja....
cuma...tetep aja kurang puas...aku nggak mampir ke angkringan di tugu...belum makan capcay langgananku di pasar kolombo...nggak ke warnet di jogja yang terkenal murah banget...hiks...lot of memories there...
tapi...aku udah ketemu temen2ku...yang selama bertahun2 hidup bareng dalam satu atap....berbagi cerita, kisah dan kenangan....
kapan lagi ya....aku ke jogja.....??
to be continued...
damn...aku makin jauh dari teknologi yang bernama INTERNET...!!!!
sibuknya diriku....
berangkat pagi...pulang malam....
so....aku punya banyak cerita....entah kapan aku sempat menulisnya...
Pernah nggak km ngerasain pas mau tidur, dan km memejamkan mata, tapi seolah2 km sedang berada di tempat lain, melakukan aktivitas lain yg so real. km bisa merasakan otot km bergerak, km bisa mendengarkan suara2 di tempat itu, km bisa merasakan otak menstimulasi untuk melakukan apa yg seharusnya km lakukan ketika km benar2 berada pada keadaan tersebut. it feels so real.....
Kemaren ak ngerasain hal itu, hari minggu malem senen. ketika ak berbaring dan menutup mata, yg ak rasain ak sedang bertarung dengan ombak. mencoba menjinakkannya dengan papan mini malibu 7'3" merasakan bagaimana rasanya tergulung ombak, dan air asin masuk ke hidung dan telingaku. mendengarkan pacuan ombak disekelilingku ketika ak berjuang sekuat tenaga mengangkat tubuh dari dorongan yg keras dari belakang. mengerahkan otot2 menegang sambil menjaga keseimbangan ketika ak paddling(mengayuh) melawan ombak menuju daerah tunggu. and it feels so real....
Mungkin itu yg ak rasain akibat weekend exhausted yg ak alamin. setelah 2 minggu nggak surfing, hari sabtunya ak surfing dari pagi ampe sore. Dan ak tau harusnya ngga boleh diforce sampe sore, biar otot ngga kaget. pengennya si cuman sebentar aja, tapi begitu ditengah dan dapet ombak yg enak dan bisa meluncur panjang, niatnya ilang. yg ada cuman gimana caranya dapetin ombak...ombak... en ombak.... walo tangan dah pegel paddling ngejar2 ombak. sambil berjanji dlm hati, satu ombak lagi trus selesai, tapi klo dah dapet, pasti tergoda buat ketengah lagi. dan baru berenti jam 1 gara2 surut en gw emang butuh makan.
Hr minggunya dah kerasa pegel2. tp kok temen ngajakin ke pantai. pikir2 pengen istirahat, tapi klo sekarang ke pantai, ak bisa nebeng minjem papan kecilnya, kan selama ini ak cuman pake mini malibu di quiksilver boardriding school. Akhirnya tergoda pake papan pro punya temen ku. lupa klo badan dah cape, en otot2 ini butuh istirahat. begitu nyampe pantai, langsung stretching en nenteng papan pro nantang laut (keren banget ga sih gaya gue ^_^) ombaknya lagi bagus....gede2..... tapi dasar amatiran. papan pro emang punya teknik yg beda waktu ngindarin ombak menuju wilayah tunggu. kalo pake mini malibu, papan ditekan dan kepala+badan naik keatas sehingga posisi badan ada di atas ombak. klo papan pro sebaliknya, harus nyelem ke bawah(duck dive) jadi posisi badan berada dibawah ombak. krn belom bisa duck dive, jadilah ak bulan2an ombak.... peng...peng... di smash tanpa ampun. untung pas sepi, ak langsung cepet2 paddling ke wilayah tunggu. lama disana...en kyknya efek hr sabtu mulai terasa, paddlingku nggak maju2 gara2 semua otot dah lemes. so ak paksain paddling ke wilayah ombak pecah. beberapa kali ak kegulung krn belum bisa jaga keseimbangan di papan pro, rasanya kayak dipukulin kodim. dan setelah kegulung, en nyampe pinggir, ak harus setengah mati ketengah lagi. gituuuu ampe capek. dan ketika ak ngga kuat lg en memutuskan buat udahan,en paddling ke pinggir, ternyata di belakang ada ombak ngejar. nothing to lose kuputuskan buat ngambil ombak ini...ditengah derunya dibelakang dan licinnya papan pro.... ngga tau gimana... AK BERDIRI....sambil teriak2 sangking senengnya.... memandangi ombak dibawah kakiku yg membuncah dan membuih....sumpah....rasanya...keren....banget.....
Habis itu, capek ilang, en balik lagi ketengah. tp mungkin itu yg namanya beginner luck, krn beberapa kali ak ga bisa ngambil timing yg tepat buat berdiri en meluncur hingga kegulung tanpa hasil bersalto2 di bawah air di bawa ombak.... well thats ok, maybe next time.... ini baru ombak kuta, nantikan kunjungan selanjutnya...sampe ntar ak bisa ketemu the barrel(ombak yg kaya' terowongan) dan menaklukkannya..... ^_^
ingat si Uu?
dia kan sekarang tinggalnya di deket tempatku (krapyak).
apa nyantri ya dia? mondok gitu di pesantren ali maksum situ...
pokoknya aku sering banget ketemu dia. dia juga ksatria bersepeda gitu deh... aku yang sekarang nggak pernah bersepeda. sejak pinjem motormu lama nip... sekarang sepedaku hilang digondol maling pas dipake subuhan di masjid. tu maling nggak ngerti banget betapa berarti sepeda itu bagiku... pokoknya aku nggak bakal ikhlas!!! awas lo maling! kutuntut di neraka nanti!!!
beli sepatu wan? aku pas disuruh kakakku beli sendal, aku langsung kepincut ama salah sepatu di mall klender. akhirnya aku nggak beli-beli itu segala sendal, baju, celana... abis dikasih duit cuman 250rb.
akhirnya sebelum balik kemarin kita sekeluarga jalan2 bareng.
duit yang dikasih tinggal 50rb... diomelin dah aku... tapi gpp, abis itu dibeliin semua yang harus dibeli, plus sepatu yang tadinya nggak ada dalam daftar belanjaan.
bagus wan, murah, cuman 129rb. sepatu kain, mereknya aku lupa, tapi labelnya bendera brazil gitu deh pokoknya...
pengen beli sepatu... enaknya yg kyk gmn yah...
Labels: awancoolrencananya minggu kemaren gw pengen backpacking ke uluwatu ato gunung gede, ato mana ajalah. tp rencana tinggal rencana cause hr kamisnya bokap ngomong mo dateng. ya udah gw kudu prepare nyiap2in.
pertama, kosan kudu diberesin, ga enak kan klo pas dateng nemu kondom bekas(looooo???) trus, ga mungkin nginep dikosan krn usut punya usut adek gw si ola yg segede dinosaurus ikut jg. sedangkan skrg kondisi kamar dah ada temen gw yg lagi nyari kerja di bali. masak kite mo tidur berempat di kasur yg cuman idealnya dipake satu orang(habis gw minta dikeluarin ga usah pake kasur kayu ga dikasi ama ibu kos). so gw cari2 penginepan. nah.... gw cari di daerah kuta sana, tnyata yg plg murah 170 rebo. mentok2 gw cari di deket2 kosan gw ada yg cepek. lumayan enak tempatnya, depan kamar lgsg kolam renang. yah dengan sedikit nggaya. gw booking da disitu.
welll... tdnya agak ngga enak jg, takutnya ntar bokap tersinggung. takut mikir jauh2 didatengin malah diinepin di hotel, ga bareng anak. tp untungnya engga. ola aja yg agak usil: "sok-sokan... banyak duit.... diinepin di hotel..." tp walo gitu, dia yg pertama nyebur kolam renang di depan kamar. kolam nya sepi, cuman ade gw aja yg mandi, jadinya dia berani buka baju. cause dia kan suka under confident klo disuruh buka baju gara2 perut+dadanya yg bergelantungan penuh lemak.
malemnya gw nginep disitu jg, trus sempet ngelamun sambil nyemplungin kaki di kolam ditemani lamput yg temaram. suasananya romantis bgt....enak buat mikir....
besoknya nongkrong di kuta, ngeliatin org surfing. bosen disitu, kita pergi ke sanur, sampe sana ola langsung aja nyebur tanpa buka baju(penyakit under confident nya kumat lg). sementara gw ama bokap ngeliat ola nyebur jadi pengen ikutan. tp krn tadinya ga rencana renang, kami cari celana murahan buat basah2.
asik jg disitu.... maenan kano, ketawa2 bareng ola cipol gara2 dia berusaha setengah mati buat naek ke kano tp ngejomplang terus. sebenernya bukan cuma masalah keseimbangan si, tp jg masalah berat badan. soalnya keliatannya kano nya jg setengah mati nahan berat badannya biar tetep ngapung.
bokap jg nyoba, en bernasib sama kyk ola. orang2 disitu ketawa2 aja ngeliat nasib ayah anak ini, tp tetep funnn....
gw ? wah, skali naek, langsung bisa dong, muter2+ngedayung. mungkin gara2 surfing jadi lebih bisa ngatur keseimbangannya.
di sanur lg ada festival layang2. jangan dibandingin ama di pemalang, layang2 disini segede gajah. diangkutnya aja pake truk. sumpah gede banget. kaya'nya klo gw diiket disitu layangan itu msh tetep bisa naek en terbang.
sayang disitu ga ada yg nyewain papan surfing, soalnya begitu ngeliat ombak ditengah yg ditunggangin surfer2 gw jadi mupeng. dah seminggu gw ga surfing, soalnye minggu kmrn gw ngapain aja yahhhh?????
pokoknya sabtu besok gw kudu surfing.... kangen......
Jakarta-Kutoarjo 2
Gimanapun, tiket kereta Kutoarjo yang seharga 30ribu itu membuatku merasa kehilangan 50ribu. Hatiku bener2 nggak enak, dipenuhi penyesalan, andai tadi begini, kalau saja tadi begitu, dsb.... Itu nggak berguna, tapi sulit dihilangkan, pocari sweat pun nggak bisa membantu. Aku berdoa sama Allah, “Wahai Allah yang maha membolak-balik hati, tenangkanlah suasana hatiku, aku nggak tahu gimana cara bekerjanya tapi Engkau pasti bisa ya Allah...”
Ternyata kemudian Allah memberi cerita ini... Di sebelah kami, di bangku 2-2 duduk 3 orang remaja ingusan, 1 cowok, 2 cewek. Kelihatannya mereka bersama, tapi yang jelas nggak ada orang tuanya. Sebelum itu Bapak tua di sebelahku terus berbicara tentang segala pedagang, pengamen, pengemis, peminta sumbangan, yang harus diwaspadai. Terlebih ketika ada seorang peminta sumbangan yang setelah mengedarkan kotak sumbangannya, dia duduk di salah satu bangku kosong, membuka kotak itu dan mengantungi sejumlah uang dari kotak itu. Kami menyaksikannya dan hal itu dibahas abis sama si Bapak tua.
Nah, tiba2 seorang pedagang minuman datang dan serta merta membuka sekaleng greensand lantas menaruhnya begitu saja di bangku remaja cowok di samping kami, dan langsung pergi begitu saja. Remaja itu walau bingung karna dia nggak merasa pesen tapi cuek aja walau agak tegang juga nungguin pedagang itu tadi kembali.
Benar... Pedagang itu kembali membawa 2 temannya dan meminta bayaran yang nggak tanggung2, yaitu 22.500 perak! Intimidasi itu berlangsung beberapa saat karna remaja itu walau ketakutan dia nggak mau bayar. Kelihatannya dia emang nggak punya duit sih...
Bapak tua di sebelahku itu memperhatikan terus dan sudah siap tempur. Buset... nekat bener Bapak itu. Aku aja nggak bakal berani kalau nggak ada dia. Ujung-ujungnya remaja yang nggak bisa bayar itu dijotos dengan sangat dramatis sama pedagang preman itu, melihat hal itu sontak si Bapak tua berdiri dan mencekal tangan pedagang sableng itu, tapi 2 teman pedagang itu segera menahannya. Saat itulah, saat kupikir “habis deh si Bapak tua...” Bapak tua itu membentak-bentak “Jangan main pukul! Anak itu nggak pesen! Saya lihat dari tadi!” Kelihatannya mengancam padahal tujuannya menarik perhatian penumpang lain karna gimanapun si Bapak sadar kalau dikeroyok wassalam juga. Sontak saat itu juga semua penumpang 1 gerbong berdiri. Pedagang itu ngeper dan ngeloyor pergi diiringi ancaman2 si Bapak tua, “Awas, nanti saya laporkan! Jangan seenaknya di sini! Saya ingat wajah kamu!”
Gile bener deh, Bapak tua yang aku yakin usianya sudah kepala 60 itu heroik bener...
Singkat cerita, si Bapak tua bergegas mencari petugas, dan bersama-sama melacak pedagang preman itu. Ketemu, dan pedagang itu pun diturunkan paksa saat kereta berhenti. Saat kereta jalan, pedagang apes itu dilempari penumpang dari atas gerbong kami dengan berbagai benda yang dapat dilempar, botol aqua, tissue, sampah, dsb.
Remaja yang masih tersedu-sedu itu dihibur sama penumpang lain. “Udah, itu minumannya diminum saja! Sudah kamu bayar dengan jotosan...” (Minuman kaleng itu ternyata ditinggal sama si pedagang). Mendengar hal itu, si Bapak tua lagi-lagi angkat bicara, “Jangan! Itu barang haram! Buang saja, jangan diminum!” sambil langsung mengambil minuman itu dan melemparnya keluar jendela. “Anak-anak kecil seperti kalian ini, kalau bepergian sendiri mbok berbaur sama kita-kita ini para orang tua! Walau nggak kenal nggak apa-apa! Daripada diincar sama copet dan pemeras!”
Setelah peristiwa itu aku memang jadi nggak mikirin rugi 50ribu itu lagi. Tuhan memang bekerja dengan cara yang misterius....
Dari obrolan-obrolan selanjutnya, ketahuan bahwa si Bapak tua ternyata mantan anggota TNI AD. Sesampainya di Kutoarjo, aku diantarnya dari stasiun sampai terminal bis. Aku ditinggalkannya menunggu bis jurusan Jogja. Bis Kutoarjo-Jogja ternyata ongkosnya hanya 7ribu perak. Kalau dipikir-pikir, aku hanya membayar keteledoranku itu dengan 7ribu perak untuk sampai Jogja.
Ditambah sekarang aku jadi tahu jalur yang lebih murah kalau besok aku pulang pergi Jakarta Jogja lagi. Kereta ekonomi Kutoarjo-Jakarta kata si Bapak tua yang sudah berpengalaman itu memang selalu sepi penumpang. Yang membuat aku enggan naik kereta ekonomi Jogja-Jakarta adalah penuh sesaknya, nggak dapet tempat duduk, dan jam keberangkatannya yang selalu malam hari. Ternyata kalau naik yang Kutoarjo Jakarta, keretanya sepi dan berangkat pagi. Kalaupun harus naik yang bisnis, tiketnya cuman 55ribu perak. Yaaa gituu deh....
Jakarta-Kutoarjo 1
Sampai jumpa lagi Jakarta yang panas dan sibuk, selamat bertemu kembali Jogja yang dingin dan santai. Akhirnya tidak perlu ac lagi, akhirnya aku bisa memakai selimutku kembali. Akhirnya sholat subuh jam 07.30 lagi... (shame on me).
Minggu pagi tepat jam 6 pagi aku sampai di Stasiun Jatinegara. Nunggu Fajar Utama Jogja sampai jam 6.30 kok nongol Fajar Utama Semarang? Tanya petugas, yang kutakutkan ternyata benar, Fajar Utama Jogja udah pergi dari tadi...!!! Jam berapa?! Tepat jam 6.12 tadi katanya. Aku gak tau gimana kok aku bisa melewatkannya, apa aku ngelamun atau apa, tapi yang jelas tiket 80ribu perak itu hangus sudah.... Petugas itu cuek banget, mungkin banyak kasus terjadi kayak aku, jadi aku yang harus kejar2 dia, minta solusi.
Akhirnya aku disuruh nemuin Kepala Stasiun. Kepala Stasiun yang baik sedang sibuk nerima telepon. Sibuk melayani 1 telepon, telepon yang lain berdering juga. Yang terjadi kayak di sinetron2 komedi murahan, 2 telepon dia layani semua, 1 di telinga kiri, 1 di telinga kanan. Seperti yang kalian duga, seperti manusia normal lainnya, dia hanya punya 2 telinga, yang artinya dia kehabisan telinga untuk mendengarkanku.
Salah seorang ajudannya yang tidak kalah baik, menyuruh aku segera naik kereta yang sedang parkir, yang sudah siap berangkat. “Itu kereta ke Kutoarjo, satu2nya solusi naik itu saja, tapi itu kereta ekonomi, Anda nggak dapet tempat duduk, dan nanti di atas masih harus membayar beberapa rupiah sama kondektur. Nanti dari Kutoarjo Anda lanjutkan naik bis karna nggak ada kereta Kutoarjo–Jogja...” Gimanapun scr teknis tiket yang kupegang sudah nggak ada harganya, so thanks to you pak ajudan! Setelah minta tiketku yang hangus itu diteken, aku segera bergegas naik kereta ekonomi-kutoarjo yang sudah mulai bergerak meninggalkan stasiun.
Alhamdulillah, yang kutakutkan sekarang tidak terjadi... Kereta ekonomi itu ternyata sepi penumpang! Aku segera memilih kursi bareng Bapak tua yang sendirian di bangku 3-3 yang berhadapan. Bersama Bapak tua yang ramah itu kami hanya berdua di bangku untuk 6 orang... Bisa selonjor dah...! Ditambah lagi kondektur yang memeriksa karcis sangat baik hati dengan tidak meminta ongkos tambahan setelah kutunjukkan tiket fajar utamaku yang sudah diteken. What a luck, huh?