Lucu juga liat para artis di gedung DPR.
Roma Irama nyindir Inul, Inul sewot karena menurutnya penyanyi lain banyak yang lebih vulgar dari dia, Anisa Bahar pun membela diri dengan mempertanyakan majalah playboy indonesia yang sudah dapat ijin terbit, pihak playboy indonesia berkelit bahwa majalahnya seperti halnya playboy di amrik yang sudah nggak masuk kategori majalah porno lagi, lalu menyalahkan media murahan lain seperti pop, lipstik, dll...
Mestinya sesama maksiat dilarang saling mendahului kan ya?
Inilah parodi demokrasi, semua memperjuangkan kepentingannya sendiri-sendiri.
Nggak punya standar, para profesor, doktor, yang duduk mewakili rakyat pun bingung mendefinisikan pornografi, sampai harus mendatangkan para artis yang SMU aja ada yang nggak lulus.
Apakah penari2 latarnya Roma Irama lebih baik dari Inul? Apakah playboy lebih berkelas ketimbang majalah lipstik?
Mereka semua islam, semua punya Al Qur’an di lemari-lemari mereka.
Kenapa Inul repot2 memperagakan goyangannya di depan wartawan SCTV dengan slow motion seslow-slownya, dan menanyakan “apakah yang seperti ini termasuk porno?”
Kenapa wartawan SCTV itu tidak lantas menawab “sampeyan diam nggak usah goyang saja sudah porno kok Nul...”
Playboy bakal terbit di Indonesia. Walaupun jauh sebelum ini kita dengan bermodalkan 3 ribu perak bisa dapat beratus-ratus jpeg yang jauh lebih hot dari playboy. Tapi kalo playboy yang sudah punya brand khas sampai legal, habislah sudah, tidak bersisa dignity kita sebagai mayoritas penduduk muslim. Kecuali mereka yang minimal bisa mengucapkan 2 kata 'tidak setuju', atau mestinya bisa 3 kata 'pokoknya tidak setuju'.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
That's a great story. Waiting for more. xenical ww5 aitsafe com Rhinoplasty postoperative oozing free sony ring tones t610
Post a Comment