Kembalilah Tersenyum - 2

1/30/2008 07:33:00 PM / /

Lanjutan:

IBU….AYAH..
Sungguh betapa mulia dan hebatnya kalian, betapa besar dan megahnya jasa-jasa kalian, banting tulang untuk memberikan sesuap nasi untuk kami, membelikan penutup badan ini demi kehangatan tubuh kami. Walaupun darah ini mengalir untuk kalian, takkan terbalas jasa-jasa kalian.

Percayakah….? Dan ini memang sebuah realita.

Kedua manusia mulia tadi (pohon cintaku) Ibu dan Ayahku, yang sewaktu kecil orang hanya melirik dengan sebelah mata, yang mereka pandang dan mereka ketahui adalah mereka merupakan keluarga yang sangat miskin, pohon cinta itu yang hanya mengecap bangku Sekolah Rakyat (SR), bukan karena mereka tak ingin untuk melanjutkan sekolah tapi sekolah di kala itu bagi mereka bak bermimpi di siang hari.

Percayakah…?

Ternyata mereka mampu menamatkan ke enam anaknya sampai Perguruan Tinggi. Subhanallah…Inilah ke Maha Besaran Allah. Dari menumpang sampai menetap, dari emperan sampai bangunan. Sebuah pelajaran yang dapat kita petik hikmah bahwa Allah sudah menyediakan sesuatu untuk Kita, karena Allah tahu kebutuhan kita, Allah tahu keadaan kita, Allah Maha melihat kita, Allah takkan mungkin menelantarkan hamba-hamba nya, hanya butuh waktu untuk semua itu, meski di dunia kita belum mendapatkannya, mungkin balasan di akhirat akan kita dapatkan, Tapi Allah tak akan menyia-nyiakan semua pengorbanan kita. Jangan lah sampai kita menyalahkan Allah, kenapa Allah menakdirkan keadaan kita susah…? Mungkin lihatlah kedalam diri kita sejauh mana pengorbanan kita dalam meraih hidangan Allah, karena Allah tak menyediakan Cuma-Cuma, butuh perjuangaan, pengorbanan, dan proses untuk meraihnya, karena dengan kesusahan itulah Allah menguji Hamba-hamba nya, tak selamanya kesulitan itu bencana, karena Allah menjanjikan suatu kenikmatan (pahala) yang besar apabila di hadapi dengan sabar tetapi sabar yang aktif (bangkit) bukan sabar yang pasif ( pasrah ). Dan tak selamanya kemudahan itu selalu akan mudah, karena di balik kemudahan pasti tersimpan secuil kesulitan, kemudahan merupakan ujian sejauh mana wujud syukur kita terhadap nikmat yang di berikan.

Terima kasih ya Allah….
Kau anugerahkan orang tua yang mengajarkan hidup kepada ku, mereka mengajarkan perjuangan, mereka mengajarkan penerimaan atas keadaan seraya bangkit dari keterpurukan, mereka mengajarkan hidup, mereka mengajarkan kegigihan dengan goresan peluh mereka, dengan tinta keringat yang membasuh tubuh mereka., mereka mengajarkan bahwa hidup terkadang diatas dan terkadang dibawah, mereka mengajarkan bahwa keberhasilan bukanlah seberapa tinggi ilmu kita, seberapa banyak S1,S2,S3 kita, seberapa panjang gelar setelah tanda titik dibelakang nama kita. Tetapi mereka mengajarkan kegigihan, bangkit dari keadaan, perjuangan, keberanian, kehebatan jiwa,, itulah kunci keberhasilan mereka.

Ibu kembalilah Bangkit….!!
Ibu Kembalilah Tersenyum..!!

Lihatlah kembali foto-foto putra-putimu yang terpampang indah di sudut ruang tamu, foto-foto wujud keberhasilan mu, kaulah yang menyematkan toga di kepala mereka, kaulah yang membuat mereka sampai di foto itu. Perjuangmulah yang menghantarkan kami, peluh dan keringat mu lah yang mengharumkan kami.

Ibu….

Lihatlah kembali album-album foto, bukalah kembali…!! Kenanglah kembali…!! Dulu apakah orang akan menyangka seorang yang terlahir dari keluarga yang sangat miskin, pendidikan yang terbatas, ilmu agama yang seadanya, ternyata saat ini di dalam album foto itu terpampang wajahmu nan jernih di atas sebuah unta kau berpose dengan kerudung berwarna putih di temani suami mu nan hebat, siapa yang menyangka kau bisa melempar jumrah, kau bisa berthawaf, ingatlah kembali di waktu kau bercerita bagaimana tangis yang tak terbendung di waktu kau berwukuf, kau bisa berangkat menuju panggilan Allah Ke rumah nya yang Suci.

IBu…..
Kenanglah kembali masa lalumu….
Sungguh…
Engkaulah pemimpi yang berhasil mewujudkan mimpimu.

IBu…Dari hati yang tulus kuucapkan "Terima Kasih". Dengarkanlah ikrarku, ikrar didalam hatiku, ikrar yang takkan ku ucapkan, ikrar yang akan ku perjuangkan untuk mewujudkan. "Tangismu" adalah hujaman batu di hatiku, karena selama ini aku sering membuat mu menangis, "Tawamu" adalah motor hidupku, karena selama ini aku sering menertawakanmu. "Harapmu", adalah penggerak jiwaku.

"Ya Allah, Ampunilah dosa kedua orang tua hamba, peliharalah mereka sebagaimana mereka memelihara kami, selamatkanlah mereka sebagaimana mereka memperjuangkan kami, tempatkanlah mereka di tempat yang mulia sebagaimana mereka meneduhkan kami dari hujan, jikalau Engkau mematikan mereka, matikanlah mereka dalam keadaan Khusnul Khotimah, sebagaiman mereka rela mati untuk keberhasilan kami ".


Tulisan ini di kutip sebuah Realita Kehidupan, semoga tulisan ini dapat menjadi sebuah pelepas dahaga bagi mereka yang berada dalam gurun nan gersang, yang tak tahu harus bagaimana, yang tak tahu kemana lagi akan melangkah, yang tak tahu kepada siapa lagi mereka harus berharap. Dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf sebesar-besarnya apabila tulisan ini terasa menggurui, dan tak berkenan di hati

Labels:

2 comments:

Anonymous on Thursday, January 31, 2008 12:10:00 AM

Tulisan ini begitu nyata terasa dek awak....

Rasanya 'menggugah', Orang tua adalah 'Sang Penabur Mimpi' untuk anak2nya..

Ibu..Ayah....I Love U...

:)

Comment by Awan on Thursday, January 31, 2008 8:14:00 PM

ryo... welcome aboard... lamo tak sua, ketemu lagi di dunia maya.. nice post, keep writing bro ^_^

Post a Comment