Suicide?

3/24/2007 11:05:00 PM / /

Ada seekor burung yg kakinya terperangkap tali. Dia sudah berusaha keras untuk lepas dari tali yg melilit kakinya tapi usahanya sia-sia. Dia kehabisan tenaga dan karena putus asa, akhirnya dia memilih mematuk-matuk kakinya sampai putus.

Barangkali analogi dia atas bisa menggambarkan keadaan orang yg mengambil keputusan ekstrim untuk mengakhiri rasa sakit/ putus asa. Sekarang di media elektronik dan cetak, berita semacam ini sering ada. Pelakunya dari anak2 SD sampai kakek-nenek. Beragam alasan yg melatar belakangi. Dari hanya karena kesal karena dimarahi, keinginan tak dituruti, malu belum bayar uang sekolah sampai putus asa karena penyakit yang tak kunjung sembuh.

Siapa yang patut disalahkan???
(kayaknya tema bunuh diri pernah diposting Awan, ya?)

Kenapa mereka sampai bunuh diri? Apa karena lemahnya iman, sempitnya pikiran, rapuhnya jiwa atau tekanan hidup yang semakin mendera (faktor ekonomi misalnya)?

Apa justru menunjukkan betapa besarnya ketidak pedulian lingkungan?

Konon katanya, keinginan bunuh diri juga ada faktor keturunan? masa siy?
Orang yang mengidap bipolar (manic depression), reaksi berlebihan dalam jangka waktu singkat terhadap suatu peristiwa, cenderung besar potensinya untuk melakukan bunuh diri. Orang ini, cepat down kala tertimpa masalah tapi di waktu yg relatif singkat langsung Up lagi. Barangkali jika parah, terkadang sering tertawa dan menangis secara bergantian. Tipe yg mudah depresi or stress kali, ya?

Orang yg bunuh diri itu bukan untuk mengakhiri hidup tapi untuk mengakhiri rasa sakit. (kata seorang psikolog). Jadi, niat mereka bukan buat mati tapi mengakhiri penderitaan. Walau terkadang untuk beberapa kasus, ada yg melakukan bunuh diri untuk menghukum/ bentuk protes kepada orang lain agar orang yg dia maksud menyesal/ merasa bersalah. Sekalipun kalo dilogika yang rugi ya, orang yg bunuh diri, to?

Tekanan hidup (terutama ekonomi) semakin hari semakin berat untuk ditanggung. Banyak masyarakat di sekeliling kita terutama di pedesaan yang tak mampu membeli beras. Kemiskinan memang musuh terbesar yang harus dilawan.

Sampai kapan bangsa kita seperti ini???
Bencana di mana2, wabah penyakit mendera, korupsi, kelaparan, busung lapar, anak2 putus sekolah, penganggura membludak, lumpur lapindo,...tak akan habis jika kutulis satu2.

No more suicide...





Labels:

3 comments:

Anonymous on Sunday, March 25, 2007 12:52:00 AM

Yups..

tuwh yg bunuh diri pemberani or pengecut, dunk?

pemberani? karena berani ngerasain rasa sakitnya tubuh meregang nyawa
pengecut? karena takut menjalani rasa sakit

bingung deu ?@!%&*@(

Anonymous on Sunday, March 25, 2007 1:38:00 AM

have fun...
masalah disebut masalah klo kita menganggapnya masalah

ibarat sebuah bangunan,klo struktur nya lemah kena gempa dikit aja langsung roboh but klo struktur dah aman, biarpun gempa segede pa pun jg paling banter tembok dan atap yg rontok tp strukurnya masih tegak jd tinggal bikin tembok dan atap baru aja, ga sah ngulang dari pondasi

struktur itu adalah Tauhid, roh nya iman...

kehidupan yg sebenernya kan setelah kehidupan ini

menurutku jika pemahaman kita tentang Islam lebih dalem lg tentunya kita ga bakal rontok hanya karena cobaan, yg sesungguhnya diberikan ke kita buat mengurangi dosa2 kita skaligus menaikkan keimanan kita ke tingkat yg lebih tinggi

walopun manusiawi klo kita ngerasain down saat kita tertimpa masalah...

kayak Han Ji Eun di Full House..
Semangat!!!

btw gw jg jd penganggguran lagi, bo'...
oh no...from project to project..cape dey..

gurl, semangat ya, klo rejeki ga kemana kok, yg penting kita dah ikhtiar dan berdo'a

(buat gw jg )

paling males klo ga ada kerjaan..
keratifitas jd menurun dratis..
begitupun dg ketebalan dompet makin slimy aja euy :(

lum bayar kost, lum bayar utang, lum kirim duit ke emak di kampung, wuaaakkkkssss....

stoppp ngeluh! godaan emg ga ada henti2nya ada..

laen kali mosting yg asyik2 dunk, biar qta nya semangat gitu...

more fun..more fresh..more cool...more happynezz...morecholic :p

Anonymous on Monday, November 10, 2008 2:48:00 PM

Well written article.

Post a Comment