kebijaksanaan intelektual

3/01/2007 05:44:00 PM / /

suatu saat dua orang sedang beradu pendapat. orang pertama ngomong: 1 + 1 = 2 sementara orang kedua ngomong 1 + 1 = 4. mereka berdua saling ngotot dan akhirnya berkelahi satu sama lain. ketiga petugas datang mereka berdua dibawa kehadapan sang hakim yg bijaksana agar diketahui siapa yg bersalah. setelah beberapa menit berkerut-kerut keningnya dia lalu berkata "orang kedua boleh pergi, sedangkan orang pertama bersalah dan wajib membayar denda". orang pertama karena merasa dirinya benar protes terhadap keputusan pak hakim "Pak hakim,anda orang yg berpendidikan pasti juga tahu kalau 1+1=2 kenapa malah saya yg dihukum?". dengan entengnya pak hakim berkata "Kamu yg salah, secara tidak langsung kamu bilang bahwa kamu orang yg berpendidikan tapi kenapa kamu malah ngotot sampai berkelahi dengan dia ?"

ak udah lupa dimana dapet cerita ini. tapi yg ak dapet dari cerita ini bukan tentang benar-salah suatu persoalan, tapi tentang kebijaksanaan. dulu pas jaman2nya awal kuliah dengan bangganya ak selalu berbicara dengan bahasa intelektual. pilihan kata2 sengaja ak ambil dari bahasa2 yg njelimet sehingga dari kalangan manapun(temen dikampus sampe rewang di rumah) waktu ak ajak ngomong bakal ngerti kalo ak adalah termasuk kaum intelektual.

ternyata setelah itu ak sadar kalo ak salah. kebijaksanaan orang pintar itu adalah dapat menyesuaikan diri dengan level kemampuan manapun. dia bisa menjelaskan dengan bahasa yg njelimet di tataran paper internasional ataupun dengan bahasa ngoko(kasar) orang biasa.

pantes aja hakim menghukum orang pertama, karena dia sampe berkelahi dengan orang yg punya pemahaman salah. karena, kenapa harus sampai berkelahi ? apakah setelah menundukkan secara fisik, orang kedua jadi mengerti 1+1=2 ? harusnya yg dia lakukan adalah menerangkan dengan level yg dpt dimengerti oleh orang kedua agar dia dapat mengerti kebenaran. Pun jika orang pertama sudah berusaha dan ternyata orang kedua tetap ngotot dengan pendiriannya orang pertama harus dengan bijaksana dan legowo mengerti bahwa semua..ada..waktunya...


jadi inget cerita yg lain lagi :
seorang bijak suatu saat mengadu kepada Tuhannya..."ak sudah mengatakan semua tentang kebenaranMu, tapi mengapa mereka tidak mau memahami kata-kataku?". Tuhannya menjawab "Sesungguhnya mau beriman kepadaKu atau tidak itu bukan karena usahamu wahai orang bijak, semua itu karena kemauanKu"......dan hati orang bijak itupun diliputi kedamaian.....




Labels:

5 comments:

Anonymous on Monday, March 05, 2007 8:15:00 PM

contoh cerita yang aneh buat menjelaskan.

akur banget.kalo mau merubah apa yang ada dalam kepala seseorang ya tidak bisa dengan kekerasan.

kalo dijitak kepalanya benjol, tapi itu luarnya... dalamnya ya tetep ga berubah.

tapi kebenaran itu kebanyakan sederhana kok... kalo yang ga mudeng itu sebenernya ga mau mudeng. bukannya ga nyambung tapi bebal aja.

bagaimanapun sanksi2 dan peraturan mah tugasnya negara...

Anonymous on Wednesday, March 07, 2007 9:40:00 PM

komen lagi ah... ngrame-ramein ^_^

makanya kubilang contoh ceritanya aneh.
abisnya, memang salah 1+1=4, tapi sejauh mana sih bahayanya orang yang berpendapat 1+1=4?
apa dia bisa bikin jurang antara si miskin dan si kaya?
apa dia bisa mbikin harga sembako melambung tinggi? begitu juga harga minyak? bensin?
apa dia bisa menciptakan busung lapar?

kayaknya kembali ke kata gusdur "buat saya sih biasaa ajaa..."

tapi kadang2 aku rada ga enak juga waktu dpr berkelahi mempermasalahkan kenaikan BBM.
Rakyat mah ga tau apa2 tapi bisanya mencela. dibilang "hewan apa yang suka berkelahi?" jawabnya "hewan perwakilan rakyat"

pokoknya perselisihan tu begitu buruk di mata orang awam. bisanya cuma ngomong "damai, damai"

tanpa tau esensi dari pertikaian itu, tanpa tahu argumentasi kedua belah pihak, dsb...

Comment by Awan on Friday, March 09, 2007 3:51:00 AM

ooo contonya harus pake pendapat yg bisa menciptakan busung lapar ato yg bisa bikin bensin melambung tinggi ya yok ?

tak kira itu bisa dianalogikan...tak kira looohh...

Comment by Awan on Friday, March 09, 2007 3:52:00 AM

ooo contonya harus pake pendapat yg bisa menciptakan busung lapar ato yg bisa bikin bensin melambung tinggi ya yok ?

tak kira itu bisa dianalogikan...tak kira looohh...

Anonymous on Tuesday, March 13, 2007 9:42:00 PM

hue he he

analoginya diterima kok.. peace peace ^_^V

Post a Comment