disatu waktu ak ada disebuah ruangan dilantai 17, dilengkapi koneksiLabels: awancool
broadband yg memungkinkan mendownload musik2 multiply dlm hidungan detik
sebelahku terminal telpon dgn unlimited budget buat nelpon kemana ajah,
teman2 seumuran yg saling ngejek dan bercanda...,
diwaktu yg lain menikmati kosan petak seharga 200rebu-harga jakarta,
ngglosor di kereta ekonomi bersama backpack segede gaban, misinya pindahan
tapi rasanya kyk mo backpacking ^_^
saat ini... dilantai 5 sebuah gedung german_centre, dengan view jendela
menghadap kerlap-kerlip lampu sebuah kota satelit dimana rumah2 elit
gampang ditemui...
ditemani dua cewek cantik: joss stone & norah jones...
yg jelas tulisan ini bukan buat pamer diri, krn dr kuantitas materi blm
ada apa2nya...
im underpaid but im young (kata hands on my pocket nya alanis ^_^)
tulisan ini cmn salah satu bentuk proses untuk mencoba selalu bersyukur...
dlm tiap perubahan yg dilalui...
masih bersyukur dikasi pikiran yg berubah2
dan diberi keberanian (atau kebodohan) buat mencoba tiap peluang...
kembali dipersimpangan ini...meragu...
menimbang2 jalan yg dipilih... seperti waktu yg sebelumnya...
berani menukar fasilitas dengan ketidakpastian ?
hmm...asyiknya hidup ini... ^_^
Hari masih pagi banget. Temenku Tharom datang sendirian kerumah. Kami rencananya sih mau ke Waduk Bening atau yang lebih dikenal dengan Widas, kecamatan Saradan, Madiun, ya untuk refresing, camping dan mancing. Ini malam minggu terakhir sebelum masuk Bulan Ramadhan, mubazir kalo ga’ dimanfaatin, secara kami semua jobless, nganggur kok bangga sih mas.
“Sido ga’ Rom neng Widase?(Jadi nggak Rom ke Widasnya?) ” tanyaku ketika dia baru membuka pintu.
“Wah ketoane ra sido e, Trus piye iki. Yen aku rencanane neng Mojokerto. Kan ono acara Lintas Alam. Kowe melok ra?(Wah, kelihatanya nggak jadi, trus gimana ini. tapi aku rencananya mau ke Mojokerto. Kan ada acara lintas alam. Kamu ikut nggak?)”
“Wong loro wae?(dua orang saja)”
“Ketoane liane ra gelem. Ayo budal dewe wae”(kelihatanya yang lain nggak mau. Berangkat sendiri aja.)
Aku dalam dilemma. Sebenarnya rencananya kemarin siang kita berangkat ke Widas. Trus bermalam disana sambil bikin ayam bakar gitu, paginya langsung balik. Aku langsung mau, karena siannya tetanggaku ada yang ngadain hajatan, mau ngawinin anaknya yang juga temen mainku juga. Tapi anak-anak nggak jelas, main batalin aja. Sedang kalo ke Mojokerto aku nggak bakalan bisa datang pas hajatan tersebut. Lintas alamnya dimulai jam 06.30 pagi pas hari minggunya. Sedang acara kawinannya jam 13.00 minggu siang. Mojokerto-Madiun sekitar 3 jam.
Setelah mikir-mikir, akhirnya aku mutusin pergi ke Mojokerto, secara ini acara terakhir sebelum masuk bulan Ramadhan. Ya dengan resiko aku nggak bisa datang pas acara kawinan tetanggaku itu. Aku langsung ke rumah Tharom untuk memastikan jam berangkat. Ya harus berangkat secepatnya, karena kami cuma tau ancer-ancernya saja. Setelah menyiapkan logistic dan pakaian kami segera berangkat. Dari Pagotan kami berangkat jam 11.30 siang. Panas siang itu sebenarnya begitu menyengat. Tapi kami tetep semangat empat lima lho…
Sekira ada bis Restu jurusan Ponorogo-Malang, kami naik. Restu terkenal kenceng banget, tapi rawan kecelakaan, makanya kalo sopir bis Restu mati kecelakaan pasti cepet masuk surga, karena penumpangnya doa semua pas naik(just kidding, just for laugh).
Jam satu siang sudah nyampai Terminal Kertosono. Seperti biasa, penjual asongan langsung masuk ke bis menyerbu penumpang. Aku nggak beli apa-apa. Itung-itung hemat buat acara besok, masak baru berangkat uang udah menipis, kan nggak lucu tho…
O iya aku sempat kenalan ma mbak-mbak di belakang kursiku. Dia sendirian dari Dolopo, Madiun, katanya sih mau nyari kerja di Malang. Tapi sayang pas aku tanyain siapa namanya dia nggak jawab. Mungkin lihat tampangku yang kaya’ kriminil kali ya(we..e’..e’..e’). Meski kayak kriminil kan ini pemberian dari tuhan ya harus di syukuri dong…, dan hatinya baik lho…(ini iklan)
Jam dua siang udah nyampai di perempatan Trowulan, ancer-acernya kan perempatan Trowulan, trus ke setelatan sekitar dua kilometer. Eh ternyata disitu udah nunggu beberapa panitia Lintas Alam. Ada seorang yang dikenal ma Tharom, yang ternyata peserta juga, Kukuh dengan alias Koclok namanya. Dia barusan datang juga, dari Ponorogo.
Sekira kami menunggu barengan yang nggak datang-datang kami segera kearah selatan dari perempatan, menuju base camp. Kata panitia sih sekilo lebih dikit, sambil jalan kami melihat kearah belakang, siapa tau ada truk yang bisa dimintain tumpangan. Setelah berjalan kira-kira setengah kilo, kami sampai di salah satu obyek wisata peninggalan Majapahit, namanya Kolam Segaran. Luasnya kira-kira dua hektar dech. Di depan Kolam Segaran ada museum purbakala untuk menyimpan peninggalan majapahit. Aku pernah kesitu waktu kelas dua smp, tapi udah lupa isinya apa aja.
Pas lewat depan museum ada truk yang lewat, kami langsung melambaikan tangan, truk berhenti dan kami naik ke atas bak nya. Truk tersebut habis ngankut batu-bata karenanya debunya minta ampun banyaknya, mataku sampai kelilipen.
Setelah kira-kira sekilo, truk berbelok kea rah timur. Kami terpaksa turun, Karena arah ke base camp ke selatan. Kami langsung ngeloyor ke selatan. Ada lagi obyek wisata yang katanya tempat kumpul(baca: rapat) para petinggi di Majapahit, kayak semacam pendopo gitu. Namanya lupa oey… Maap yaa….mungkin Pendopo Agung(kira-kira lho) Kami sempat mampir sebentar, trus ketemu rombongan dari MAN Dolopo, Madiun yang juga mau ikut lintas alam. Akhirnya kami baren ke base camp. Jam tiga seperempat kami sampai juga di base camp. Disitu sudah banyak anak-anak PA(baca: pecinta alam) dari beberapa penjuru se-Jatim. Secara acaranya se-Jatim gitu loh. Base campnya dibalai desa Sentonorejo, yang ngadain Mappela(Majapahit Penjelajah Pecinta Alam)
Kami istirahat sebentar. Panggilan perut memaksa kami ke warung. Sedari siang belum diisi, dia akhirnya protes juga oey. Didekat situ ada warung, minum es dawet dan makan nasi lodeh, si perut langsung memanggil sang kantuk.
Pengen tidur sih, tapi masih ada obyek wisata yang harus aku lihat. Katanya sih rame banget. Namanya Makam Troloyo. Itu tempat makam kanjeng wali yang pertama, yang akhirnya melahirkan wali songo yang kesohor itu. Jaraknya kira-kira setengah kilo dari base camp kearah selatan.
Ternyata benar, disana ramai banget. Banyak peziarah yang mengaji didalam makam. Ada peringatan kalo hp harap dimatiin, dan pas lewat situ hp koclok bunyi kenceng banget, sampai-sampai banyak yang lihatin. Setelah jalan-jalan seputar makam, kami istirahat di pendopo sebelah selatan makam, masih di komplek Troloyo juga. Disitu sempat kenalan dengan orang Tanggul, Jember. Katanya sih dia sering keliling-keling makam gitu. Sejak tahun sembilan empat. Pertama kali ke makam Troloyo sekitar tahun sembilan enam. Disitu belum dibangun megah seperti sekarang. Masih kayak pemakaman umum biasa. Makam Troloyo baru dibangun pas presidennya Gus Dur. Ya sekitar tahun 2001 an katanya. Aku ngobrol sambil nge-charge hp. Disitu sudah disediakan colokan-colokon listrik. Ya lumayan, gratisan gitu lho. Sampai isya’ kami disitu. Katanya sih mau ada kenduri, tapi ditunggu-tunggu kok nggak ada-ada, ya udah kami tinggal aja ke base camp lagi, siapa tau disana ada yang kami kenal.
Hampir mendekati base camp ada beberapa anak yang manggil Tharom, nggak taunya dari Man Dolopo juga. Kalo yang sore tadi anak kelas satu, kalo sekarang anak kelas dua dan tiga, mereka ada tiga belas orang, tujuh cowok dan lima cewek, plus satu guru. Yang bisa aku inget cuma tiga cewek doing, Lina, Rey dan Hanik, maaf ya yang lain.
Setelah ngobrol sebentar, kami jalan ke base camp. Sudah ada banyak orang dan juga makin banyak spanduk. Aku nggak sempat ngitung, pokonya lebih dari dua puluh dech, mulai dari yang kecil sampai yang besar, mulai dari yang bagus sampai yang ancur-ancuran. Setelah ngobrol dengan temen-temen yang baru kenal, kami langsung ke warung, buat ngopi. Disitu ternyata ada nasi pecel juga, ya kami akhirnya mengisi perut sampai kenyang. Diwarung juga banyak anak-anak lain. Kira-kira jam sepuluh malam, ibu warung sudah menunjukkan wajah mengantuk. Aku sebenarnya masih ingin disitu sih, pengen ngelihat pertandingan bola antara Inggris dan Israel. Ya terpaksa pergi, ibu warung udah nggak bisa menahan kantuk. Karena susah ngedapertin tempat untuk tidur yang layak, aku dan Tharom memutuskan untuk tidur di komplek Makam Troloyo. Kalo disana banyak tempat untuk tidur. Kami langsung bergegas dan tidur di Pendapa yang tadi kami gunakan untuk istirahat.
Lintas Bumi Mojopahit
Jam tiga aku bangun. Tharom udah nggak ada di tempatnya. Nggak tau kemana, paling-paling lihat-lihat makam. Makam tampak lengang. Hanya ada satu dua yang lalu-lalang. Kenduri yang kami tunggu-tunggu ternyata tidak ada, untung tadi udah makan di warung.
Sekira sepuluh menit, Tharom datang. Setelah cuci muka dan buang air kecil, kami langsung ke base camp. Disana-sini banyak orang tiduran dipinggir jalan. Anak-anak MAN Dolopo pun masih tertidur pulas. Masih ada beberapa warung yang buka. Kamipun masuk ke salah satunya. Pesan dua kopi panas dan makan jajanan yang masih tersisa. Kami ngobror dengan peserta yang lain untuk membunuh kebosanan dan sang waktu. Sejam kami di warung, kami beringsut keluar. Kami bergegas ke halaman rumah tempat tidur anak man dolopo. Beberapa sudah ada yang bangun. Kami ngobrol ngalor ngidul, tentang beberapa pendakian yang membawa kesan mendalam, tentang keangkeran gunung Wilis, dan satu lagi promosi tentang Gunung Tapak Bima yang eksotis yang ada di wilayah Madiun. Siapa tau kedepanya akan menyaingi keterkenalan Gunung Lawu.
Sekira jam lima pagi, aku dan Tharom beranjak pergi. Pengen ngelihat Candi Kedaton yang berjarak sekitar tigaratus meter dari base camp. Candinya masih dalam taraf pemugaran. Ada beberapa orang yang tidur di pos jaga masuk kawasan candi. Nggak tau itu penjaga atau anak yang mau ikut Lintas Alam. Kami keliling sekitar setengah jam. Hanya ada pondasi-pondasi yang masih dalam proses penggalian. Sayang kami nggak bawa kamera untuk dokumentasi.
Karena candinya nggak asik, kami buru-buru pergi saja. Langsung ke warung deket base camp. Panggilan perut menuntun kami kesana. Kami langsung pesen nasi lodeh kayak kemarin. Eh nggak ada. Karena mengikuti permintaan beberapa peserta yang lain, menunya hari ini nasi pecel. Setelah menunggu lama, karena banyak yang antri, akhirnya kami terlayani juga. Sebenarnya menunya mirip yang kemarin cuma dikasih sayuran dan sambal pecel sedikit. Sayur lodehnya sih masih ada. Ya lodeh+pecel.
Jam enam pagi peserta mulai berkumpul di base camp. Startnya nggak jadi jam tujuh. Tapi jam enam tigapuluh. Ada beberapa rombongan dengan pakaian pramuka lengkap barusan datang. Mereka paling rapi dan tertib. Aku dan Tharom nggak jadi mendaftar, hadiahnya nggak menarik. Ya cukup jadi partisipan aja dech.
Dengan iringan doa kami segera berangkat. Aku ada dibarisan belakang. Tharom entah kemana. Setelah aku telfon ternyata dia sudah ada didepan. Ada peserta yang cukup berumur, setelah aku Tanya umurnya sekitar enam puluh tujuh tahun. Mbah Mangil namanya. Aslinya sih Ismail. Trus ada juga banci yang ikut. Dua orang, tapi item-item dan nggak ada cakep-cakepnya.
Kami lewat jalan beraspal sekira satu kilo meter kearah selatan. Aku berjalan beriringan dengan Mbah Mangil, biar semangat, masak kalah sama mbah-mbah, begitu pikirku. Sambil berjalan dia menceritakan perjalanan-perjalanan yang pernah dilakoninya. Termasuk pernah nyasari di lereng Gunung Slamet, Purwokerto, menyusuri jalan dan bukit dari Garut sampai Ciamis dsb. Tharom berjalan agak pelan, katanya sih mesinya belum panas. Setelah jalanan aspal, jalur berbelok ke barat menyusuri jalanan desa yang masih makadam. Setelahnya menyusuri pematang sawah yang mulai mengering karena kemarau. Nggak tau berapa kilometernya, karena nggak bawa speedometer…
Sayup, sayup aku dengar suara yang sangat familiar. Suara Tharom, dia menyusulku sambil setenah berlari, mesinnya udah mulai panas. Ini yang paling males jika lintas alam, lewat sungai. Setelah berdebu-debu dengan sawah kering, kami diharuskan menyusuri sungai. Emang sih, airnya masih sangat jernih. Tharom sempat meminumnya. Tapi basahnya itu yang bikin males.
Jam delapan kami sampai di pos satu. Pos tersebut berada di pinggir sungai. Ada beberapa petugas yang bagian menilai dan mencatat. Tapi kami tak menghiraukan. Kami terus saja berjalan. Jalan agak terjal sekarang. Naik bukit kecil di hutan jati yang mulai meranggas. Kira-kira naik lima puluh meter ada orang pingsan disitu. Eh ternyata anak Man Dolopo. Tubuhnya lumayan subur dan baru pertama kali ikut lintas alam. Temen-temenya sebagian melanjutkan dan sebagian menunggu. Katemu lagi dengan Trio Bidadari dari Man Dolopo yang semalem itu. Anggotanya masih tetap, Lina, Rey dan Hanik. Temen-temenya kurang bertanggung jawab, setelah ada kami mereka segera bergegas pergi. Gimana ya, rasanya pengen ketawa lihat orang pingsan, tapi kasihan juga sih, makannya aku empet sampai entar sang pingsang nggak lihat lagi. Tharom langsung mengambil alih si pingsan. Dia pijit kaki dan badanya, entah apa maksunya, sekira tiga menit si pingsan langsung siuman dan muntah-muntah. Setelah mulai sadar dan ada panitia yang datang, kami segera melanjutakan perjalanan. Meyusuri hutan jati Anggas Wesi yang mulai meranggas dan panas banget, membuat keringat bercucuran, ya lumayan membakar lemak sih. Sejalan dengan program pengurusan badanku. Sekira lima belas menit berjalan kami bertemu lagi dengan rombongan Trio Bidadari, mereka ditinggal temen-temenya cowok yang lebih cepat. Akhirnya kamipun berjalan beriringan. Ketika jalan menanjak, ada hal yang asik, melihat mereka terengah-engah kepayahan sambil ketawa. “Tertawa diatas penderitaan orang lain” memang asik kok. He…he…he…
Kasihan juga melihat mereka kepayahan, akhirnya aku berinisiatif menawarkan tarikan tangan kepada mereka jika jalanan menanjak. Masih sambil tertawa tentunya.
Oh iya kami sempat melihat manusia gua di Hutan Anggas Wesi. Mereka berdiam di gua yang mereka sebut Gua Anggas. Aku nggak sempat nanyain udah berapa lama mereka tinggal, tapi kelihatanya sih udah lama banget.
Jam sembilan kami sampai di Pos Dua, di hutan desa Watuseno, ini masuk wilayah Jombang lho. Jadi kami lintas kabupaten, Mojokerto-Jombang. Kami segera mempercepat perjalanan. Trio Bidadari juga makin semangat saja. Sekira jam sembilan tigapuluh kami sampai di pos tiga, yang masuk juga wilayah desa Watuseno. Ini sudah masuk wilayah perkampungan. Kata panitia finis tinggal dua kilo lagi. Ah itu mah biar kita nggak down mentalnya, biasanya sih dua kali lipatnya.
Setelah jalan berdebu yang melelahkan, akhirnya masuk juga jalan aspal, pertanda finis udah deket. Kata panitia sih tinggal sekilo lagi. Trio Bidadari sudah nggak sabar lagi menuju finis. Mereka mengajak berlari menyusuri jalanan aspal. Sekira jam sepuluh kami sampai juga di finis. Di balai desa Lebak Jabung yang masuk daerah Kabupaten Mojokerto. (bersambung)
Ini bukan tentang apa yang AKU DAPAT nanti...ini lebih pada apa yang bisa AKU BERIKAN saat ini...
Ini bukan tentang bagaimana PERASAANNYA PADAKU....ini lebih pada BAGAIMANA PERASAANKU PADANYA...
Ini tentang HIDUP dan bagaimana aku MEMAHAMINYA...
BAagiku MAKNA HIDUP itu ada pada MEMBERI bukan pada apa yang KITA TERIMA dan
Setiap manusia mempunyai kacamata yang berbeda..aku pun begitu
Apa yang membuat kita selalu TERLUKA oleh cinta ???
karena kita selalu menfokuskan diri pada apa yang BISA KITA DAPAT dan bukan pada apa yang BISA KITA BERIKAN
Ini tentang ketulusan hati
Aku MENGALAMI hidup dan MENJALANINYA...
bosan aku pada segala TEORI yang hanya berhenti pada KATA
Mungkin aku begitu kejam pada diriku sendiri, membiarkan lengan terbuka dan menunggu tangan itu menghantam hatiku tapi ini bukan tentang KEBODOHAN ini tentang KEKUATAN setelah aku MELEWATINYA ^_^v
Bila kita menanam benih mawar adakah yang tumbuh rerumputan ?
Damai itu datang bersama pagi....masih serupa
Di tempat aku berdiri...jalan yang aku pilih...sesuatu yang aku perjuangkan...orang2 yang aku sayangi...
Di tengah cacian dan hinaan...pujian dan kekaguman...semuanya menghening
tak kurasa cacian sebagai cacian...pujian sebagi pujian...semuanya serupa...hening
Setiap rasa sakit yang kulewati..luka yang kualami...bukan melemahkan tapi sebaliknya
" Aku tetap di sini sampai dia kembali seperti semula lalu baru aku pergi jika memang demikian yang digariskan,"
" Aku sedikit menipiskan batas sampai dia cukup kuat untuk berdiri lalu aku kembali menebalkan batas seperti yg berlaku pada yang lain,"
Biarkan aku menjadi sedikit KEKUATANNYA untuk sembuh
mungkin hanya ini sedikit yang bisa aku lakukan...
Tak ada yang tau esok datang atau tidak..
Tiada yang tau siapa soulmate kita...
Tapi kita bisa MEMILIH untuk MENJALANINYA
^_^v
Apa perlu aku meninggalkan sekelilingku ???
Untuk merasakan Kebebasan memilih dalam arti yang sebenarnya ????
Siapa yang kau cintai ????
Siapa yang mencintaimu lebih dari apapun ?????
Parahnya lagi..., Siapa dan Apa yang sedang kucari saat ini ?????
Apa yang esok akan terjadi tak mungkin ada yang tahu......,
Akupun sampai detik ini tengah berusaha mengaisnya
Sedikit demi sedikit
Jalani saja !!!!!!.....,
Ambillah RESIKO !!!!!!
Kamu mau bahagia ?????
Apakah kamu juga ingin melihat rona Bahagia disekelilingmu ????
Jangan Pusingkan sesuatu yang belum tentu terjadi
Lagipula kalo memang harus terjadi, yahhh mesti bakalan terjadi
^_^
Atau mungkin kamu malah mau menyelam lebih dalam lagi ?????
Udah dech...., ntar kau kehabisan oksigen !!!!!
Tapi tak apalah, jika kamu yakin bakalan lebih banyak yang bisa kamu lihat didalam sana
Kamu bahagia untuk apa sih ??????
Pertaruhkan dirimu untuk remuk-luluhlantak
Pertaruhkan dirimu untuk bangun lagi
"Toh, Dalam Hidup ini semua ada Konsekuensinya"
Gak mau jalani ini semua ?????
Mending gaksah Hidup aja-Gampang kan ;> ???!!!!!
Keep On RoCK, BuDdY !!!!!!!
Sms dari Suya semalam : " Jika kamu tlah menjadi teman sejati, kamu tidak akan pernah meninggalkannya meskipun dia berkata tinggalkan aku sendiri. Kalo kamu mencintainya hatimu akan dg mantap memutuskan tetap berada di sisinya dalam kondisi apapun, karena sebenarnya dia membutuhkanmu, "
Sms dari Aka sehari sebelumnya : " Klo memang harus seperti itu gak papa Neng tp tolong janji ya, jangan pernah lupain Aa & jangan pernah ngerasa sendirian & sedih, klo ada apa2 crita aja seperti dulu meski dengan frekuensi yang berbeda. Aa akan merasa sedih klo Neng sampe pergi. Aku selalu mengkhawatirkan kejadian seprti ini tapi ternyata terjadi juga. Aku sayang kalian...sepenuh hati...maafin aku ya Neng...maaf..maaf,"
Niara berkata padaku hari ini , " Kisahmu seperti film india Ka Hol Na Ho nya shah rukh kan,"
Aku malah ketawa, " Mungkin lebih mirip film drama korea,Ni."
Yang aku ingat Aka seperti lilin, memberikan cahaya dengan membakar dirinya sendiri. Aku hanya bisa tersenyum melihat perjuangannya di Aceh bahkan dg tubuh belum sembuh benar dia kembali lagi ke sana. Sekarang, 3 bulan ini dia kembali sakit dan segalanya berubah.
Jika kamu menyayangi seseorang, kamu pasti akan memberikan yang terbaik untuknya.
Aku pun akan melakukan hal yang sama jika dalam posisinya. Dalam kondisi sakit yang belum tau sampai kapan bisa sembuh, dalam kondisi tak berdaya, bahkan untuk sholatpun sambil berbaring, apa yang bisa kau lakukan untuk orang yang kau sayangi. Mungkin aku pun akan melepas orang yang kusayangi seperti yang dia lakukan padaku.
Sakit memang pada awalnya tapi setelah aku merenung, dia melakukan itu justru karena terlalu sayang padaku.
" Neng ngga akan melupakan Aa, Neng juga ngga pergi kemana2 kok..."
Ada kalanya kita baru menyadari betapa kita menyayangi seseorang justru setelah segalanay terlambat. Tapi aku pikir cinta memang tak harus memiliki.
Allah memberi sakit saat ini, agar qta bisa istirahat lama setelah terlalu keras bekerja untuk banyak orang. Istirahat juga salah satu nikmat yang blum tentu orang bisa merasakannya. Ada di tengah2 orang yang menyayangi & qta sayangi akan memberikan energi positif untuk kesembuhanmu. Tetaplah berjuang untuk sembuh demi kami semua yang menyayangimu.
Klo qta menyayangi orang lain dengan tulus, mereka pun akan sama. Setidaknya aku belajar dari Aka tentang ini. Banyak warga Aceh dampingannya yang menanyakan kapan Aka kembali ke Aceh, berkumpul lagi bersama mereka, bahkan ada yang menanyakan rekening segala. Banyak membantunya saat dia tak berdaya ketika penyakit itu menyerangnya dan sekarang dia di kelilingi orang2 yang dengan tulus menyayanginya. sedang aku di sini, dalam jarak ratusan meter hanya mampu berdoa dan menyapanya setiap hari, "Semangat, ya karena setiap penyakit pasti ada obatnya,"
bersedih ku disini menghirup aroma embun
yang menguap bersama hangat mentari
kuucap lirih, "Selamat datang pagi,"
Aa...semua orang menyayangimu
itu yang harus kau tau
Labels: sweetjilan
BT !!!!! 2 huruf yang gw rasain saat ini...
Tau knapa ???
Coz sabtu kaya gini, dimana orang-orang pada ngelembur malah tep masuk gawe
Finally, kelar juga input angka numerik para PNS di tempat ku
Coba aja, gw bisa cabut dari job desk gw ini 1 bulan aja Yang ada gw bakalan di sumpah serapahin kaleee ^_^
Beginilah gaweanku tiap bulannya Bakalan sibuk klo akhir dan awal bulan
YES !!!! Balik juga gw.....,
Langsung gw buka kulkas n raih Frapuccino nya Starbuck (Eitss ini bukan iklan, n jangan heran klo di kotaku yg primitif ada minuman ini ;p)
Suer, gw juga sendiri gak nyangka bakalan nemuin minuman langka ini
Tau sendirilah, gw salah satu female yg paling doyan ma kafein But, setelah gw mudik-hobiku ini agak tidak tersalurkan "taste"nya.
Ceritanya, gw iseng ngubek2 kota BATIK
Disitu ternyata baru buka FoodMart-salah 1 ritel milik ekspatriat
And then, mataku langsung tertuju sama lambang manusia mirip Liberty yang familiar Gw gak tau gender tu manusia cewe/cowo y, mungkin Hermaphrodite y ;>
Cihuy...., I getch It !!!!!!
Setelah sekian lama "Im retired with Fabolous Kafein"
Langsung deh gw ambil Frapuccino Mocha-its Delicious 4 F%*$ Days ^_^
GILA ya..., nemuin kopi aja kaya ketemu ma Soulmate gw !!!!!!!
^_^ Whuehehehehe......