pencarian-penemuan

9/01/2008 06:06:00 PM / /

Kemarin, saya mendapatkan kesempatan berbincang dengan salah seorang kawan.

Dia bercerita tentang pencarian, kemudian terlintas di benak saya suatu hal.

Selama ini saya selalu diajarkan untuk mencari. Untuk mendapatkan sesuatu, saya harus mencari hal itu.

Kemudian mungkin saya berusaha mencari untuk selanjutnya saya mendapatkan apa yang saya cari. Lalu saya merasa puas karenanya, sedikit berbangga, mungkin melihat yang lain gagal timbul sedikit rasa sombong.

Skenario lain saya menghabiskan banyak waktu untuk mencari, tetapi tidak mendapatkan apa yang saya cari. Dan saya kecewa, frustrasi, merasa gagal. Mungkin melihat yang berhasil timbul rasa iri, yg jika diteruskan menjadi dengki. saya berhenti disini, menyimpan semua perasaan itu rapat-rapat. Lalu memulai pencarian lain.

Atau bisa saja saya tidak puas, saya melipat gandakan usaha pencarian saya. Kembali mencari kesana-kemari, menghabiskan lebih banyak waktu, mengalami kembali rasa iri, frustrasi, perasaan tidak lengkap, prihatin, khawatir akan masa depan. Tetapi tetap saja tidak mendapatkan apa yang saya cari. Namun ketika saya berhenti, kecapaian dipermainkan oleh pikiran, tiba-tiba saja saya mendapatkan apa yang saya cari begitu saja.

Pikiran dualitas selalu mengakui kedua sisi. Ada kanan karena ada kiri. Ada baik krn ada buruk. Ada mendapatkan krn ada mencari. Maka itu saya menganggap bahwa kemungkinan terakhir (mendapatkan karena berhenti mencari) adalah juga berada dalam dualitas mencari dan mendapatkan. Saya berpikir bahwa walaupun saya mendapatkan ketika berhenti mencari, tetapi hal itu terjadi karena diakibatkan pada awalnya saya melakukan usaha pencarian.

Tapi mungkinkah, dalam pemikiran itu sebenarnya saya masih terperangkap dalam ilusi pencarian? Maksud saya, benarkah saya akhirnya mendapatkan karena saya memulainya dengan pencarian?
Bagaimana jika ternyata "itu" sudah ada bahkan sebelum saya memulai pencarian?
Bagaimana jika ternyata "itu" ada begitu saja diluar hubungan pencarian-penemuan?
Jika benar "itu" ada bahkan sebelum saya memulai pencarian, bisakah "itu" disebut penemuan?

Mungkinkah dengan mengalami kesadaran ini saya kemudian mengerti bahwa semua konflik, stress, perasaan tertekan, perasaan takut, perasaan gagal, perasaan rendah diri, perasaan sombong, perasaan frustrasi, iri-dengki yang timbul dari drama pencarian sebenarnya sama sekali...sama sekali tidak diperlukan?

"Berhentilah mencari maka engkau akan menemukan". Dan "penemuan" yang ini adalah sesuatu yang mungkin tidak berkaitan dengan pencarian ataupun berhentinya pencarian.

Sahabat, apa sebenarnya yang kita cari? mengapa kita mencarinya? apa yang akan kita lakukan setelah mendapatkannya? mengapa kita bahkan tidak bisa sekedar mengalami hidup, disaat ini?

Labels:

3 comments:

Comment by Pozzzmo on Thursday, September 04, 2008 12:24:00 AM

"Jika kau mengingin kebenaran.. carilah! Jika kau ingin keselamatan.. berdoalah.." ;)
All the best, bro!

Comment by Awan on Thursday, September 04, 2008 4:22:00 AM

mungkin kebenaran yg lawan dari ketidak-benaran bisa kita cari
tapi bagaimana dengan Kebenaran yang bukan lawan dari ketidak-benaran?

:) the best (is always) for you too bro :)

Comment by Pozzzmo on Friday, September 05, 2008 1:30:00 AM

Absolutely you cannot find the only one ‘Absolute Truth’ but you can make friend with the Wise & Wisely, then become a brotherhood of Harmony.. ;)

Post a Comment