teman...maaf sebelum tulisan terserak disini, tak ada niat dari awak(saya) ini untuk membangga2kan kesukuan, apalagi memecah kesatuan(ngeri bo nasionalis :p), atau yang lebih parah merendahkan suku lain. No!..No!
saya sangat menghargai setiap suku di Indonesia, saya memang dilahirkan 1/4 abad yang lalu atas Kehendak-Nya berdarah 'Minang', ayah dan ibu orang minang sejati bo...Namun karena hidup yang tidak selalu berjalan mulus, sesuai bana dengan pepatah minang "Nasib ba cando roda padati, kadang diate kadang dibawah" yg kalau diterjemahkan dalam bahasa indonesia "nasib seperti roda pedati, kadang diatas, kadang dibawah", karena ada masalah yang besar saat itu membuatku terpaksa merantau pula ke negeri jao(jawa), saya dibesarkan oleh 2 orang tua yg minang asli(didiknya car minag lg..) dan dengan lingkungan teman2 dari semenjak 2 SD(ini awal kami sekeluarga merantau) sampai akhir SMA yang notabene orang Sunda, dan ditambah saat kuliah yg lumayan lama banyak berteman dangan orang2 jawa(6 1/2 tahun bo he..he.. lama bgt..). Membentuklah karakter yang saya rasa terjadi percampuran disana-sini. ibarat masakan sudahlah jadi gado2 yang diri sendiri ajah ga tau rasanya, tapi yakin sih.. namanya gado2 biasanya uenak tuenane....
Karena saya tidak dibesarkan di negeri 'Minang', setelah 'guede' kayak gini(walau susah gede2-nya, padahal dah makan buanyak), menimbulkan rasa kangen juga tuk tahu sedikit demi sedikit tentang orang 'minang', saya liat secar umum dan mungkin orang menilai, bisa dikatakan salah-satu kriteria [kehebatan] seorang minang adalah : kemampuannya dalam “ma ota lamak“, atau ngobrol dengan orang lain dengan “nikmat“. Dari tradisi memang seorang minang secara sengaja atau tidak, telah diajarkan untuk mampu bercerita atau bertutur yg dapat membuat lawan bicara bisa betah (tertarik) mendengarnya. Bahkan kemampuan ngomong sedemikian (seperti dari ber-pepatah pepitih) telah mempengaruhi sistem nilai di ranah minang dalam mengukur kualitas seseorang. Tentu ini juga yang membuat [kbanyakan] orang minang tampak cakap saat berperan sebagai diplomat, negosiator, dan [termasuk] juga saat manggaleh (jualan) :)
Dalam sehari2 kadang dalam percakapan ringan, saya sedikit diajari/dicekoki oleh bapak pepatah minang, yang dalam sejarahnya telah membentuk dasar perilaku dan budaya di minang(klo salah, ah itu mah biasa, namanya juga belajar :P)
seperti :
Takuruang nak di lua
Tahimpik nak di ateh
versi indonesia :
terkurung nak diluar
terhimpit nak diatas
Kalau ditelusur secara gamblang, blak2an, arti jelas, sepertinya orang padang nih licik bgt ya???masa terkurung maunya diluar, terhimpit mau-nya diatas???. Namun kalau ditelusur lebih mendalam, ternyata ada nasehat didalamnya : Urang Tuo kito memberi isyarat bahwa dituntut untuk adanya niat/upaya/usaha untuk bisa keluar dari suatu permasalahan, kesulitan, dan rintangan. Jadi jgn diam sajo, ojo cicing wae!!! , berubahlah...ato 'use U'r Mind' kata bapak2ku yg diluar negeri.
Jadi teman untuk hari ini, jika ada dari teman2ku dari suku manapun dari rimbawan manapun dalam kesulitan/kesusahan, ayo bergerak ini bukan saatnya untuk mengeluh dan diam. Malah inilah saat yang paling tepat untuk menerjang dan menghantam ;))(sok hebat bgt ya ardi nih..sorry2...)
Salam Senyum...:)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
Hm...."takuruang nak di lua, taimpik nak di ateh" itu emg bermakna positive.... "bagaimana berusaha agar bisa mencari solusi dari suatu permasalahan." Tapi... sebenarnya masih ada lanjutan dari pepatah ini yang mungkin bisa dianggap bermakna positive tp bisa juga negative, tergantung penilaina masing2 org."takuruang nak di lua, taimpik nak di ateh.....kok nan ka balabo capek manyemba, kok nan ka rugi tunggu cah lu". dalam bahasa Indonesia artinya "Kalau yang akan membawa untung/laba akan cepat diambil, kalau akan membawa rugi, eits.... tunggu dulu.." Ha...ha...mungkin inilah nilai ekstrim dari Budaya Minang, bisa diartikan "kecerdikan & pertimbangan" yg teramat sangat.....:D Tul ga Uda.....;))
----luv u ;p----
tul bgt yg dikato(dikatakan) adiek Puty_bungsu, tapi uda coba pandang positif lg.
ga orang mana saja, ga suku mana saja, sepertinya untuk hidup dijaman sekarang gak cukup hanya jadi orang 'pintar', tetapi kita mesti pintar-pintar(cerdik) baik dalam berfikir, berkata, dan bertindak. Kalau topik enterpreneur, jika liat peluang harus cepat disemba(dilaksanakan..klo gaulnya hajar bo..) apalagi dalam persaingan jaman sekarang yg begitu cepatnya berubah2...dan satu lagi yang terpenting, kita harus berpadangan ke depan(visioner)/bisa melihat peluang, bagaiman kita tahu 'kok nan ka balabo' = "kalau yang akan membawa untung/laba " jika kita ga berpadangan ke depan dan melihat setiap peluang. jadi dari pepatah itu ditanamkan tuk dapat melihat peluang walau dalam kesempitan sekalipun(terhimpit/terkurung)
Tul ga adiekKu....
U Luv Me..makasih..makasih..
Luv u Too ;>
hehehe....
artikel yang bagus walau sedikit mengandung 'sara'. sebuah kearifan lokal khas Indonesia yang mungkin bisa di transfer ke suku-suku yang lain. minimal sebagai pembanding dan mungkin bahan pertimbangan.
kan mending terkontaminasi budaya lokal daripada budaya asing. mungkin bisa sering berbagi kearifan lokalnya. ya minimal di forum ini.
kan katanya kita harus punya 'counter culture'(lha kok nganggo bahasa asing). sudah saatnya budaya lokal kita angkat sebagai embrio budaya nasional.
Hidup Kearifan Lokal Indonesia...
maaf jika sedikit ngaco...
hehehehe....
Hidup J-4..he..he opo sih...:p
Masih banyak ko kebijakan lokal lain yg ada terserak/tersebar di seluruh indonesia.
Ayo klo ado bagi2 donk..mau..mau...
:) salam senyum...
[url=http://www.pi7.ru/zhenskiy-zhurnal/1647-reyting-samyh-luchshih-seksualnyh-poz.html ]Где притаились микробы? [/url]
хочу сбросить лишний вес на 10 кг медленно и за 3 месяца. чтоб организму не навредить. подскажите как мне худеть. (так как все диеты рассчитаны на 3 недели в большинстве случаев) откровенно не нашла! помогите
Post a Comment