ada satu hal yang selalu aku temukan ketika melakukan perjalanan seorang diri:
rasa takut...
dan setelah sekian lama tidak melakukan perjalanan sendirian,
hari kamis kemarin aku berkesempatan mengulang ritual itu.
seperti biasa, pada awalnya aku tidak punya terlalu banyak rencana
hanya melaju ke arah barat kota bandung.
ada keinginan untuk menyusuri pantai selatan jawa barat
tp aku tahu itu tidak memungkinkan, karena waktu yang terbatas.
aku pernah mendengar tentang pelabuhan ratu dan ujung genteng,
tetapi sepertinya jarak itupun terlalu jauh.
sehingga aku hanya melaju terus...
hanya ada aku dan pikiranku
jalanan hanyalah suatu cara untuk membuat aku merasa telah melewati sesuatu, dan akan menuju sesuatu
tetapi yang sekarang selalu terlambat untuk ditangkap
lalu muncul rasa takut
apalagi waktu aku tersesat ketika tergoda sebuah papan penunjuk jalan tentang gunung padang
20km ke arah selatan setelah lewat dari kota cianjur.
hmm... hujan ditengah bukit2 kebun teh,
bensin yg kritis
dan jalanan yang tidak bisa dibilang mulus dan kesat
aku belajar bahwa rasa takut, hanyalah salah satu mekanisme pertahanan diri
boleh didengarkan, tetapi tidak selalu harus dituruti.
hari pertama aku gagal mencapai pelabuhan ratu (40km dari sukabumi)
jaraknya terlalu jauh dan sudah terlalu malam untuk menempuh beberapa puluh km lagi
keesokannya aku mencoba kembali,
dan menemukan bahwa pelabuhan ratu bukan lah hanya sekedar pelabuhan
tetapi adalah kota yang lengkap dengan segala fasilitasnya
kemudian aku tergoda untuk meneruskan ke ujung genteng
walaupun jarak dari pelabuhan ratu masih 90km lagi
perjalanan yang panjang
lewat bukit2 dan hutan2
kumpulan rumah2 yang berjarak berkilo2 meter dari desa tetangga
bagaimana orang2 ini hidup? aku bertanya2
bokongku pegal
dan istirahat 10menit selama 1-2 jam ternyata adalah strategi yang efektif.
mengasyikkan juga, seperti naik roller coaster naik turun bukit dan hutan2
kadang aku merasa menjadi rossi yang diiringi jurang dan tebing di kanan kiri
dan akhirnya aku tiba,
di hamparan pasir putih yang panjang nya ber kilo-kilo meter
1 km dari bibir pantai terdapat kumpulan karang
ombak pecah disana
menyisakan pantai tenang dengan air yang jernih
indah sekali...
kaum penyu benar2 pintar memilih tanah sucinya,
mereka berenang dari dasar lautan
menuju daratan yang dihuni makhluk pemakan segala
mempercayakan sesuatu yang paling berharga untuk mereka tinggalkan
agar telur2 itu tumbuh
pecah
dan berjuang kembali ke alamnya
untuk kemudian mengulang siklus alam itu
ujung genteng, tanah suci kaum penyu
bercerita lirih kepadaku tentang perjuangan, dan keikhlasan...
ratusan kilo meter aku tempuh,
tak sia-sia rupanya...
what a journey...
thank you God...
Labels:
awancool