smsan ma tante slebor yg di semarang....

5/29/2008 05:27:00 AM / / comments (4)

_
pagi2 baru setengah jam masuk kerja:

t.yayuk: aih... tante punya ponakan kok sudah hilang ditelan bumi ya ? ga ada kabarnya ya ? padahal tante dah rajin ngikutin infotainment mulu kok ga ada beritanya ya...

awancool: iya nih tante, sangking sibuknya nguli di tanah rantau jadi ga konek sama dunia artis. maklum tante, aceh-semarang jauh sih. tp kadang ak msh sering smsan sm nia kok. mana piala cicit perdana sudah direbut sama mas widi. anaknya dah lahir loh tante, cewek. harusnya kan ak sebagai cucu tertua yg ngasih cicit perdana buat mbah uti. mas widi ga sopan :p

t.yayuk: iya, smsan sama nia mo dijodohin tu ma tmnnya... Dia tahu kakaknya ga payu2...dadi digolekke..he...he...he

awancool: koreksi tante, ponakanmu ini bukan gak payu2. tp perfeksionis. biasa...artis...

t.yayuk: Itu kan pembelaan diri... Tuh tmn nia banyak yg jomblo... Apa masih nunggu i**? Klu mau tmn tante yo ada... tajir...tp tinggal dikubur...

awancool: enggak tante, ak mau nunggu temen2nya elang ajah. pasti pinter2 dan bening2 lahwong kuliahnya aja nanti di luar negri.
*elang itu anak terakhir tante yayuk. kebocoran. jarak sama kakaknya 10tahun. skrg umurnya 5thn.ga bisa diem.bandel susah diatur.tipikal anak pintar.mirip spt... uknowlaaaa^_^*

t.yayuk: Yo klo gitu klo bsk pulang ke rmh tante tak kenalin temen2 elang nti tgl pilih yo.... Dasar...

awancool: weh kalo skrg yo kemudaan...jadi anak asuh nanti... atau bojo asuh ya...

t.yayuk: putu asuh to... ga ngerasa nek dah uzur...

awancool: uzur piye... tampilan aja masih kayak anak smu baru selesai ujian nasional kok... seger.... ^_^

t.yayuk: iyo, lulusan sma sing seko ndeso klutuk... Sing sekolahe nyeker, bukune siji tok... Dadi cewek meh nyedak mikir ping sewu...

awancool: dilanjutin dong tante.... sing saiki nyambut gawe neng PBB... hehehe....

t.yayuk: ah GEMAGUSS.....

awancool: HuaHAaHAHahahaha...... yawes, salam buat bapak yo tante... kangen ih... dah lama ga tilik bapak di semarang ~_~

*diselingi beresin komputernya Mr Subhash Monga yg kena trojan kavo ...hatcha...hatcha...*

Labels:

melebur

5/27/2008 09:40:00 PM / / comments (0)

ada orang2 yg tercerahkan dan dibekali dengan kemampuan untuk menyampaikan
bagi mereka ada dua kemungkinan
populer dan dipuja
atau dikutuk masyarakat banyak dengan label sosial kafir
tergantung dizaman kapan mereka hidup

ada orang2 yg tercerahkan yang tidak dibekali kemampuan untuk menyampaikan
mereka hidup didalam dunianya sendiri
kemungkinan menjadi orang aneh yg bahagia dengan keanehannya. the fool on the hill - kata the beatles
atau menjadi pribadi cerah yang tersenyum tanpa bisa digapai
tergantung dizaman kapan mereka hidup

dan pencerahan datang kepada kita dlm gelombang diskrit
seperti malam kemarin disebuah warung kopi
di pinggir sungai besar yang terpantul cahaya lampu jembatan
sewaktu mengikuti pembicaraan seru
ak melihat seseorang duduk sendiri di tengah keramaian warung kopi
mengutak-utik hape sambil menghembuskan asap rokok
sesekali menyeruput kopi-sanger nya

kemudian, asap rokok yg terhembus dari hidungnya kulihat melambat
begitu juga ramai pembicaraan m e n j a d i.... m e l a m b a t....
denting gelas dan sendok
gorengan roti canai....
silir angin di belakang...
s..e..m..u..a.....m..e..l..a..m..b..a..t.....
lalu melebur bergerak dlm kesatuan...
inderaku mencerap, tp tidak ada yg tak beraturan...
sebuah gerak yang didalamnya tertuang kepasrahan dan ucap syukur...

lalu semua kembali seperti biasa
pikiran bergerak cepat, tawa berderai di meja...
terima kasih atas hadiah dari Mu, sebuah cerapan atas kekinian

1tahun yg lalu saya masih di jakarta
suren di rumah pakdhe/budhe yg penuh kehangatan
kini saya di chek yukee yang berdiri sejak 1999.
dan entah berapa banyak lagi waktu yg saya miliki...


isn't life beautiful my dear friends ?

Labels:

Waiting.....,

5/26/2008 09:15:00 PM / / comments (1)

Where's My Fate ????!!!!

Tak mau ku dengar sumpah serapah !!!!!

Walau aku mungkin lelah
Tapi aku tak mau Kalah

Mungkin saat ini aku harus mengalah
Walau masih jengah

Dengan nafas terengah-engah
Aku pun harus melangkah

Labels:

Kearifan Bukan Timbunan Pengetahuan

5/24/2008 01:19:00 AM / / comments (0)

_
Pondok itu terletak tinggi di atas gunung, dan untuk sampai ke sana orang harus menyeberangi padang pasir yang lebar dengan mobil, melewati banyak kota kecil, dan melalui kebun-kebun mewah dan tanah-tanah pertanian subur yang telah direklamasikan dari padang pasir dengan irigasi dan kerja keras. Ada satu kota kecil yang amat nyaman dengan lapangan-lapangan rumput hijau dan pohon-pohon besar rindang, karena di dekat situ terdapat sebatang sungai yang mengalir turun dari pegunungan yang jauh langsung ke tengah padang pasir. Setelah melewati kota ini, dengan menyusuri sungai yang bergemuruh, jalan terbentang menuju puncak gunung yang berselimut salju. Sekarang tanah berbatu-batu, gundul dan gersang, tetapi terdapat banyak pepohonan di sepanjang tepi sungai. Jalan berbelok-belok, mendaki makin lama makin tinggi, dan menembus hutan-hutan pinus tua dengan bau sengatan matahari di sela-selanya. Udara menjadi sejuk dan segar, dan tidak lama kemudian kami tiba di pondok itu.

Setelah beberapa hari, ketika ia terbiasa dengan kami, seekor tupai berwarna merah-hitam sering datang dan duduk di ambang jendela dan seakan-akan mencela kami. Ia ingin mendapat kacang. Setiap tamu agaknya memberinya makan; tetapi akhir-akhir ini tidak banyak tamu datang, dan ia ingin menabung untuk musim dingin mendatang. Tupai itu sangat giat dan ceria, dan ia selalu siap mengumpulkan apa saja untuk menghadapi bulan-bulan mendatang yang dingin dan bersalju. Sarangnya berada di lubang sebuah pohon yang sudah mati selama bertahun-tahun. Tupai itu akan merenggut sebuah biji, lari menyeberangi lapangan menuju ke pohon itu, menaiki batangnya dengan suara bising, marah dan mengancam, lenyap ke dalam sebuah lubang, lalu menuruni batang itu begitu cepat sampai kami mengira ia pasti akan jatuh; tetapi ia tidak pernah jatuh. Kami menghabiskan waktu sepanjang pagi memberinya sekantung kacang; ia menjadi sangat bersahabat dan mendekat sampai masuk ke kamar, bulunya berkilat dan matanya yang seperti manik-manik besar bercahaya. Cakarnya runcing, dan ekornya berbulu tebal. Ia seekor binatang kecil yang ceria, penuh tanggung jawab, dan ia seakan-akan menguasai seluruh lingkungan di situ, karena ia menghalangi tupai-tupai lain masuk ke situ.

Ia seorang laki-laki yang menyenangkan, dan ingin memperoleh kearifan. Ia ingin mengumpulkannya seperti tupai itu mengumpulkan kacang. Sekalipun ia tidak kaya, agaknya ia sudah banyak bepergian, karena ia berjumpa dengan banyak orang di banyak negara. Tampak pula ia banyak membaca, karena ia menyebutkan satu dua kalimat dari seorang filsuf atau orang suci. Katanya ia mampu membaca bahasa Yunani dengan mudah, dan memahami sedikit bahasa Sanskerta. Ia mulai merasa tua dan ingin mengumpulkan kearifan.

Dapatkah orang mengumpulkan kearifan?

"Mengapa tidak? Pengalamanlah yang membuat orang arif, dan pengetahuan penting bagi kearifan."

Dapatkah orang yang menimbun menjadi arif?

"Hidup adalah proses pengumpulan, berangsur-angsur membangun karakter, pengungkapan yang berlangsung perlahan-lahan. Bagaimana pun juga pengalaman adalah penyimpanan pengetahuan.
Pengetahuan penting bagi semua pemahaman."

Apakah pemahaman timbul bersama pengetahuan, bersama pengalaman? Pengetahuan adalah sisa pengalaman, pengumpulan dari masa lalu. Pengetahuan, kesadaran [consciousness], adalah selalu dari masa lalu; pernahkah masa lalu memahami? Tidakkah pemahaman muncul pada selang waktu ketika pikiran hening? Dan dapatkah upaya untuk memperpanjang atau mengumpulkan saat-saat hening itu membawa pemahaman?

"Tanpa pengumpulan, kita tidak mungkin ada; tidak akan terdapat kelangsungan pikiran, tindakan. Pengumpulan adalah karakter; pengumpulan adalah kearifan. Kita tidak mungkin ada tanpa pengumpulan. Jika saya tidak tahu struktur mesin, saya tidak mungkin memahaminya; jika saya tidak tahu struktur musik, saya tidak akan mampu menghargainya secara mendalam. Hanya mereka yang dangkal menikmati musik. Untuk menghargai musik, Anda harus tahu bagaimana musik itu diciptakan, disusun. Mengetahui berarti mengumpulkan. Tidak mungkin ada penghargaan tanpa mengetahui fakta-faktanya. Suatu bentuk pengumpulan diperlukan bagi pemahaman, yang adalah kearifan."

Untuk menemukan harus ada kebebasan, bukan? Jika Anda terbelenggu, terbebani, Anda tidak bisa pergi jauh. Bagaimana bisa ada kebebasan jika ada pengumpulan dalam bentuk apa pun? Orang yang mengumpulkan, baik uang maupun pengetahuan, tidak akan pernah bebas. Anda mungkin bebas dari kerakusan terhadap benda-benda, tetapi kerakusan terhadap pengetahuan adalah juga belenggu, kerakusan itu mencengkeram Anda. Apakah jiwa yang terikat pada suatu bentuk pemilikan mampu menjelajah jauh dan menemukan? Apakah kearifan itu pengumpulan? Dapatkah jiwa yang mengumpulkan kearifan menjadi arif? Tidakkah kearifan itu kebebasan dari proses menjadi? Karakter bisa menjadi ikatan pula. Kearifan tidak pernah menjadi ikatan, tetapi semua pengumpulan adalah ikatan.

"Bagaimana mungkin terdapat kearifan tanpa pengalaman?"

Kearifan dan pengetahuan tidak sama; keduanya adalah dua hal yang berbeda. Pengetahuan adalah pengumpulan pengalaman; itu adalah kelangsungan pengalaman, yang adalah ingatan. Ingatan dapat dipupuk, diperkuat, dibentuk, dikondisikan; tetapi apakah kearifan perluasan ingatan? Apakah kearifan sesuatu yang mempunyai kelangsungan? Kita memiliki pengetahuan, pengumpulan dari zaman ke zaman; tetapi mengapa kita tidak menjadi arif, bahagia, kreatif? Apakah pengetahuan menghasilkan kebahagiaan? Mengetahui, yang adalah pengumpulan pengalaman, bukanlah mengalami itu sendiri. Mengetahui menghalangi orang dari mengalami. Pengumpulan pengalaman adalah proses terus-menerus, dan setiap pengalaman memperkuat proses ini; setiap pengalaman memperkuat ingatan, menghidupkannya. Tanpa reaksi terus-menerus dari ingatan, ingatan akan segera pudar. Pikiran adalah ingatan, kata, pengumpulan pengalaman. Ingatan adalah masa lalu, pikiran. Pikiran adalah yang dikumpulkan; bagaimana mungkin pikiran pernah bebas untuk menemukan yang baru? Ia harus berakhir agar yang baru bisa muncul.

"Saya dapat memahaminya sampai titik tertentu; tetapi tanpa pikiran, bagaimana mungkin ada pemahaman?"

Apakah pemahaman merupakan proses dari masa lalu; ataukah ia selalu ada pada masa kini? Pemahaman berarti tindakan pada masa kini. Tidakkah Anda pernah mengamati bahwa pemahaman berada pada saat kini, bahwa ia tidak berasal dari waktu? Apakah Anda memahami sesuatu secara berangsur-angsur? Pemahaman selalu berlangsung seketika [immediate], sekarang, bukan? Pikiran adalah hasil dari masa lalu; ia dilandasi oleh masa lalu, ia respons dari masa lalu. Masa lalu adalah yang dikumpulkan, dan pikiran adalah respons dari pengumpulan. Jadi, bagaimana mungkin pikiran memahami? Apakah pemahaman suatu proses yang disadari? Apakah Anda dengan sengaja mulai memahami? Apakah Anda memilih untuk menikmati keindahan suatu malam?

"Tetapi bukankah pemahaman itu suatu upaya yang disadari?"

Apakah yang kita maksud dengan kesadaran? Bukankah kesadaran itu respons terhadap tantangan, terhadap rangsangan, baik menyenangkan maupun menyakitkan? Respons terhadap tantangan inilah pengalaman. Pengalaman adalah menamai, memberi istilah, menghubungkan. Tanpa penamaan, tidak akan ada pengalaman, bukan? Seluruh proses tantangan, respons, penamaan, pengalaman, itulah kesadaran, bukan? Kesadaran selamanya adalah proses masa lalu. Upaya yang disadari, kemauan memahami, mengumpulkan, kemauan untuk ada, adalah kelangsungan masa lalu, yang mungkin dimodifikasikan, tetapi tetap masa lalu. Bila kita berupaya untuk ada atau menjadi sesuatu, sesuatu itu adalah proyeksi diri kita sendiri. Bila kita berupaya secara sadar untuk memahami, kita mendengar kebisingan pengumpulan kita sendiri. Kebisingan inilah yang menghalangi pemahaman.

"Jadi apakah kearifan itu?"

Kearifan ada ketika pengetahuan berakhir. Pengetahuan memiliki kelangsungan; tanpa kelangsungan tidak akan ada pengetahuan. Semua yang memiliki kelangsungan tidak mungkin bebas, menjadi baru. Hanya ada kebebasan bagi yang mempunyai akhir. Pengetahuan tidak mungkin baru, ia selalu menjadi tua. Yang tua selalu menyerap yang baru dan dengan demikian memperoleh kekuatan. Yang tua harus berakhir agar yang baru muncul.

"Dengan kata lain, Anda berkata, pikiran harus berakhir agar kearifan muncul. Tetapi bagaimanakah pikiran berakhir?"

Pikiran tidak akan berakhir melalui disiplin, latihan, paksaan apa pun. Si pemikir adalah pikirannya, dan ia tidak dapat menggarap dirinya sendiri; jika dilakukannya itu, itu hanya penipuan diri. Ia *adalah* pikiran, ia tidak terpisah dari pikiran; ia mungkin beranggapan ia berbeda, berpura-pura tidak sama, tetapi itu hanyalah kecerdikan pikiran untuk memberi dirinya kekekalan. Bila pikiran mencoba mengakhiri pikiran, ia hanya memperkuat dirinya. Apa pun yang dilakukannya, pikiran tidak dapat mengakhiri dirinya. Hanya apabila kebenaran ini terlihat, pikiran akan berhenti. Kebebasan hanya terdapat dalam melihat kenyataan *apa adanya*, dan kearifan adalah persepsi terhadap kenyataan itu. *Apa adanya* tidak pernah statis, dan agar dapat waspada secara pasif terhadapnya harus ada kebebasan dari segala pengumpulan.***

J Krishnamurti

Labels:

Kesedihan

5/24/2008 12:44:00 AM / / comments (0)


Apakah yang terjadi bila Anda kehilangan seseorang karena kematian?
Reaksi yang langsung adalah suatu rasa lumpuh, dan bila Anda keluar dari keadaan shock itu, terdapatlah apa yang kita sebut kesedihan.

Nah, apakah makna kata 'kesedihan' itu?
Berada bersama-sama, kata-kata yang membahagiakan, berjalan-jalan bersama-sama, berbagai hal menyenangkan yang Anda lakukan dan harapkan akan lakukan bersama--semua itu terenggut seketika,
dan yang tersisa adalah rasa hampa, telanjang, kesepian.
Itulah yang Anda tolak, terhadap itulah batin berontak: tiba-tiba berada sendiri, sama sekali kesepian, kosong, tanpa penopang apa pun.

Nah, yang penting adalah hidup bersama kekosongan itu, sekadar menghayatinya tanpa reaksi sedikit pun, tanpa merasionalisasikannya, tanpa melarikan diri darinya kepada dukun, kepada teori reinkarnasi, dan segala omong kosong yang bodoh itu--hidup bersamanya dengan seluruh keberadaan Anda.

Dan jika Anda menyelaminya selangkah demi selangkah, Anda akan menemukan ada akhir dari kesedihan--akhir yang sejati, bukan sekadar akhir dalam kata-kata, bukan akhir superfisial yang dihasilkan oleh pelarian diri, oleh penerimaan sebuah konsep, atau komitmen kepada suatu ide.

Lalu Anda akan menemukan tidak ada apa-apa lagi untuk dipertahankan, karena batin sama sekali kosong dan tidak lagi bereaksi dalam arti berupaya mengisi kekosongan itu; dan bila semua kesedihan dengan cara demikian berakhir, Anda mulai melangkah pada suatu perjalanan lain--suatu perjalanan tanpa awal tanpa akhir.

Terdapat kemahaluasan yang tak terukur,
tetapi Anda tidak mungkin memasuki dunia itu tanpa berakhirnya kesedihan secara total.

J. Krishnamurti

Labels:
5/22/2008 04:20:00 AM / / comments (4)


dah lama ga upload foto narsis...
kangen juga ngeliat muka anak ini...
*i know y'all miss him too right ?*
*so i will fulfill it, u can see the latest version of him*
*i think he's still have the same smile isn't ? just like the good old day before*
*i know u thank me, don't bother... cause i miss him too ^_^*

Labels:

Terjajah ExxonMobil di Cepu

5/21/2008 03:35:00 AM / / comments (6)

Oleh: Kwik Kian Gie

Kali ini saya tidak akan membahas tentang pengertian subsidi -apakah itu sama dengan uang tunai yang harus keluar atau tidak- dan hal-hal teknis lain seperti itu. Saya akan membahas tentang negara kaya yang menjadi miskin kembali karena terjerumus ke dalam mental kuli yang oleh penjajah Belanda disebut mental inlander. Mental para pengelola ekonomi sejak 1966 yang tidak mengandung keberanian sedikit pun, yang menghamba, yang ngapurancang ketika berhadapan dengan orang-orang bule.

Ibu pertiwi yang perut buminya mempunyai kandungan minyak sangat besar dibanding kebutuhan nasionalnya, setelah 60 tahun merdeka hanya mampu menggarap minyaknya sendiri sekitar 8 persen. Sisanya diserahkan kepada eksplorasi dan eksploitasi perusahaan-perusaha an asing.

Apa pekerjaan dan sampai seberapa jauh daya pikir para pengelola ekonomi kita sejak merdeka sampai sekarang? Istana Bung Karno dibanjiri para kontraktor minyak asing yang sangat berkeinginan mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak bumi di Indonesia. Bung Karno menugaskan Chairul Saleh supaya mengizinkannya hanya sangat terbatas. Putrinya, Megawati, bertanya kepada ayahnya, mengapa begitu? Jawaban Bung Karno kepada putrinya yang baru berumur 16 tahun, "Nanti kita kerjakan sendiri semuanya kalau kita sudah cukup mempunyai
insinyur-insinyur sendiri."

Artinya, Bung Karno sangat berketetapan hati mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak oleh putra-putri bangsa Indonesia sendiri. Mengapa sekarang hanya sekitar 8 persen? Lebih menyedihkan ialah keputusan pemerintah memperpanjang kerja sama dengan Exxon Mobil (Exxon) untuk blok Cepu selama 20 tahun sampai 2030.

Begini ceritanya. Exxon membeli lisensi dari Tommy Soeharto untuk mengambil minyak dari sebuah sumur di Cepu yang kecil. Exxon lalu melakukan eksplorasi tanpa izin. Ternyata ditemukan cadangan dalam sumur yang sama sebanyak 600 juta barel. Ketika itu Exxon mengajukan usul untuk memperpanjang kontraknya sampai 2030. Keputusan ada di tangan Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP). Dua dari lima anggota menolak. Yang satu menolak atas pertimbangan yuridis teknis. Yang lain atas pertimbangan sangat prinsipil.

Dia sama sekali tidak mau diajak berargumentasi dan juga sama sekali tidak mau melihat angka-angka yang disodorkan Exxon beserta para kroninya yang berbangsa Indonesia. Mengapa? Karena yang menjadi pertimbangan pokoknya, harus dieksploitasi bangsa Indonesia sendiri, yang berarti bahwa Exxon pada 2010 harus hengkang, titik. Alasannya sangat mendasar, tetapi formulasinya sederhana. Yaitu, bangsa yang 60 tahun merdeka selayaknya, semestinya, dan seyogianya mengerjakan sendiri eksplorasi dan eksploitasi minyaknya. Bahkan, harus melakukannya di mana saja di dunia yang dianggap mempunyai kemungkinan berhasil. Menurut peraturan yang berlaku (sebelum Pertamina berubah menjadi Persero), kalau DKPP tidak bisa mengambil keputusan yang bulat, keputusan beralih ke tangan presiden. Maka, bola ada di tangan Presiden Megawati Soekarnoputri. Beliau tidak mengambil keputusan, sehingga Exxon kalang kabut. Exxon mengirimkan executive vice president-nya yang langsung mendatangi satu anggota DKPP yang mengatakan "pokoknya tidak".

Dia mengatakan, sejak awal sudah ingin bertemu satu orang anggota DKPP ini yang berinisial KKG, tetapi dilarang kolega-koleganya sendiri. KKG tersenyum sambil mengatakan karena para koleganya masih terjangkit mental inlander.

Lalu dia berargumentasi panjang lebar dengan mengemukakan semua angka betapa Indonesia diuntungkan. KKG menjawab bahwa kalau dia ngotot sampai seperti itu, apa lagi latar belakangnya kalau dia tidak memperoleh untung besar dari perpanjangan kontrak sampai 2030? Karena itu, kalau mulai 2010, sesuai kontrak, Exxon harus hengkang dan seluruhnya dikerjakan Pertamina, semua laba yang tadinya jatuh ke tangan Exxon akan jatuh ke tangan Indonesia sendiri. Lagi pula, KKG menjelaskan bahwa sudah waktunya belajar menjadi perusahaan minyak dunia seperti Exxon. KKG bertanya kepadanya, "Bukankah kami berhak mulai merintis supaya menjadi Anda di bumi kita sendiri dan menggunakan minyak yang ada di dalam perut bumi kita sendiri?"

Eh, dia mulai mengatakan tidak bisa mengerti bagaimana orang berpendidikan Barat bisa sampai seperti itu tidak rasionalnya! Jelas KKG muntap dan mulai memberi kuliah panjang lebar bahwa orang Barat sangat memahami dan menghayati tentang apa yang dikatakan EQ, dan bukan hanya IQ. Apalagi, kalau dalam hal blok Cepu ini ditinjau dengan IQ juga mengatakan bahwa mulai 2010 harus dieksploitasi oleh Indonesia sendiri.

Bung Karno juga berpendidikan Barat dan sejak awal beliau mengatakan, "Man does not live by bread alone." Dalam hal blok Cepu, dua argumen berlaku, yaitu man does not live by bread alone, dan diukur dengan bread juga menguntungkan Indonesia, karena laba yang akan jatuh ke tangan Exxon menjadi labanya Pertamina.

Pikiran lebih mendalam dan bahkan dengan perspektif jangka panjang yang didasarkan materi juga mengatakan bahwa sebaiknya blok Cepu dieksploitasi oleh Pertamina sendiri. Mengapa? Jawabannya diberikan oleh mantan Direktur Utama Pertamina Baihaki Hakim kepada Menko Ekuin ketika itu bahwa Pertamina adalah organisasi yang telanjur sangat besar. Minyak adalah komoditas yang tidak dapat diperbarui. Penduduk indonesia bertambah terus seiring dengan bertambahnya konsumsi.

Kalau sekarang saja terlihat bahwa konsumsi nasional sudah lebih besar daripada produksi nasional, di masa mendatang kesenjangan ini menjadi semakin besar, dan akhirnya organisasi Pertamina yang demikian besar itu akan dijadikan apa?

Apakah hanya menjadi perusahaan dagang minyak, dan apakah akan mampu berdagang saja dalam skala dunia, bersaing dengan the seven sisters? Maka visi jangka panjang Baihaki Hakim, mumpung masih lumayan cadangannya, sejak sekarang mulai go international dan menggunakan cadangan minyak yang ada untuk sepenuhnya menunjang kebijakannya yang visiuner itu.

Menko Ekuin ketika itu memberikan dukungan sambil mengatakan, "Pak Baihaki, saya mendukung sepenuhnya. Syarat mutlaknya ialah kalau Anda ingin menjadikan Pertamina menjadi world class company, Anda harus juga memberikan world class salary kepada anak buah Anda." Sang Menko Ekuin keluar dari kabinet Abdurrahman Wahid. Setelah itu dia kembali ke kabinet sebagai kepala Bappenas dan ex officio menjabat anggota DKPP. Maka pikirannya masih dilekati visi jangka panjangnya Pak Baihaki Hakim dan kebetulan direktur utama Pertamina ketika itu juga masih Pak Baihaki Hakim. Tetapi, kedudukan kita berdua sudah sangat lemah, karena dikreoyok para anggota DKPP dan anggota direksi lain yang mental, moral, dan cara berpikirnya sudah kembali menjadi inlander.

Baihaki Hakim yang mempunyai visi, kemampuan, dan telah berpengalaman 13 tahun menjabat direktur utama Caltex Indonesia langsung dipecat begitu Pertamina menjadi persero. Alasannya, kalau diibaratkan sopir, dia adalah sopir yang baik untuk mobil Mercedes Benz. Sedangkan yang diperlukan buat Pertamina adalah sopir yang cocok untuk truk yang bobrok. Bayangkan, betapa inlander cara berpikirnya. Pertamina diibaratkan truk bobrok. Caltex adalah Mercedez Benz. Memang sudah edan semua..

Ada tekanan luar biasa besar dari pemerintah Amerika Serikat di samping dari Exxon. Ceritanya begini. Dubes AS ketika itu, Ralph Boyce, sudah membuat janji melakukan kunjungan kehormatan kepada kepala Bappenas, karena protokolnya begitu. Tetapi, ketika sang Dubes tersebut mendengarkan pidato sang kepala Bappenas di Pre-CGI meeting yang sikap,isinya pidato, dan nadanya bukan seorang inlander, janjinya dibatalkan.

Eh, mendadak dia minta bertemu kepala Bappenas. Dia membuka pembicaraan dengan mengatakan akan berbicara tentang Exxon. Kepala Bappenas dalam kapasitasnya selaku anggota DKPP mengatakan bahwa segala sesuatunya telah dikemukakan kepada executive vice president-ya Exxon, dan dipersilakan berbicara saja dengan beliau.

Sang Dubes mengatakan sudah mendengar semuanya, tetapi dia hanya melakukan tugasnya. "I am just doing my job". Kepala Bappenas mengatakan lagi, "Teruskan saja kepada pemerintah Anda di Washington semua argument penolakan saya yang diukur dengan ukuran apa pun, termasuk semua akal sehat orang-orang Amerika pasti dapat diterima."

Kepala Bappenas keluar lagi dari kabinet karena adanya pemerintahan baru, yaitu Kabinet Indonesia Bersatu, dan Exxon menang mutlak. Ladang minyak di blok Cepu yang konon cadangannya bukan 600 juta barrel, tetapi 2 miliar barrel, oleh para inlander diserahkan kepada Exxon penggarapannya.

Saya terus berdoa kepada Bung Karno dan mengatakan, "Bung Karno yang saya cintai dan sangat saya hormati. Janganlah gundah dan gelisah, walaupun Bapak sangat gusar. Istirahatlah dengan tenang. Saya juga sudah bermeditasi di salah satu vihara untuk menenangkan hati dan batin saya. Satu hari nanti rakyat akan bangkit dan melakukan revolusi lagi seperti yang pernah
Bapak pimpin, kalau para cecunguk ini sudah dianggap terlampau lama dan terlampau mengkhianati rakyatnya sendiri."

*) Mantan Menteri Negara PPN/kepala Bappenas

Labels:
5/19/2008 05:30:00 AM / / comments (2)

kyk postingan2 ku kbanyakan mengawang2 yak
dikit yg tentang realitas sehari2...
mungkin itu cerminan pikiranku yg ngawang2 ? hehehe...

TOLAK KENAIKAN BBM !!!!!!
TOLAK BLT !!!!!
SALURKAN SUBSIDI KE BIDANG PENDIDIKAN DAN KESEHATAN !!!
BERIKAN PROGRAM2 PENGENTASAN KEMISKINAN DENGAN PELATIHAN PEMBUATAN USAHA KECIL DAN PEMBERIAN KETRAMPILAN !!!!

AYO TURUN KE JALAN !!!

M.E.R.D.E.K.A !!!!

Labels:
5/19/2008 05:14:00 AM / / comments (0)

be here, be now
grateful for now, giving the best for now

be here, be now
close ur mind, encounter The Divine Movement

be here, be now
is just the most ordinary thing, that I've forgotten

be here, be now
push the stop button of ur brain, have u found it yet ?

Labels:

tell me something...

5/19/2008 12:19:00 AM / / comments (0)

are you committed enough to achieve your dream ?
then, do whatever it takes !

do not hope
do not try
do not wish

do whatever it takes to achieve your goal as long as it legal and not contravene the law...

Labels:

6 Weeks, 6 Months and 6 Years

5/15/2008 10:28:00 PM / / comments (0)

Im B@CK....., Paris Van Java ^_^ !!!!

5/11/2008 08:44:00 PM / / comments (3)

GeLo'.....,
Gw gak nyangka akhirnya beneran gw pake jurus NEKAD
Hijrah ke Bandung
After..., gw berusaha ngeluarin hipotesis-hipotesis gw baik ketika brainstorming ma pimpinan di kantor maupun pimpinan keluarga gw alias My Father
Tadinya sich..., Nyokap yang masih agak berat hati buat lepasin gw

Gw gak bisa nyalahin Nyokap sich....,
Yang masih berharap banget klo anak cewe semata wayangnya
Ngejagain n nemenin dia sebelum gw dibawa ma Khalifah gw ntarnya (Amin)
Tapi mo gak mo gw harus cari dunia baru gw
Gw dah STUCK ma hidup rutinitas yang gw jalani selama 2 tahun ini
Toh...., gw dah nebus mudik selama 2tahun kemarin.

Bismilahhirrohmanirrohim......,
Dengan niat yang tulus, mencari IMPIAN yang masih tertunda
Gw ngelangkahin kaki
SIAP ngelangkah ke fase baru hidup gw !!!

Mo tau gak....., Alur My Fate ^_^

Jumat, 28 April 2006 ; Gw ngelangkahin kaki ke dunia perbankkan di Grombyang City ku
Jumat, 04 April 2008 ; Gw beraniin diri ngadep pimpinan tuk Resign
Jumat, 18 April 2008 ; Resign gw di ACC
Jumat, 25 April 2008 ; Hari terakhir gw jadi Slave in Bankir
Jumat, 02 Mei 2008 ; Gw ninggalin Grombyang City menuju Paris Van Java

So, Finally....., Im B@CK again !!!!!

Tepat 2 Mei 2008

I'm REBORN !!!!!

Jujur gw masih ngeBlank yang bakalan gw jalani
But, gw YAKIN semua pasti ada jalannya !!!
Toh, gw dikasih HIDUP ma DIA
Pasti gw juga bakalan dikasih REJEKI ma DIA
Tinggal seberapa gw IKHTIAR ngeraih REJEKI gw

Gw ingat pesen Bokap gw :
" Poe...., ketika kamu akan HIJRAH maka niatin semuanya hanya mencari RIDHONYA !!! Karena dengan kamu niatin semua ini karena ALLAH SWT. Niscaya kamu akan dapetin IMPIAN-IMPIAN kamu. Janganlah kau kotori IMPIANMU dengan niatan yang lain, karena DIA lah yang akan mempermudah segala urusanmu !!!. Bapak percaya akan PILIHANmu, maka kamu pun harus PERCAYA dan terima segala KONSEKUENSI PILIHAN HIDUPMU walau nantinya akan SULIT bahkan mungkin PAHIT !!!. "

GILA NOHOK banget.....,
But, gw bersyukur punya orang tua kaya mereka.
Karena merekalah, gw bisa lebih KUAT buat FIGHTING lagi.

SAbtu ampe Minggunya, aku masih menikmati pesona Paris Van Java
Leyeh-leyeh lah...., jalan-jalan nikmati jalanan Dago yang kian macet, Factory Outlet&Mal-mal yang berjubel, wisata kuliner pun aku jabanin dari De'Risol, Timbel Bakar Gedung Sate, Yoghurt Cisangkuy, Batagor RIRI, Bakso Enggal, dan masih banyak lagi.
Yah, itung-itung turun mesin sementara.
Mensyukuri hari-hari Freedom ku sementara ;> !!!

But, jangan salah-dalam hati...., gw dah janji ma diri gw kalo mulai senin gw FIGHT

Senin pagi....., gw langsung terbangun dari mimpi indahku
Kulitku pun tersapu dinginnya hawa daerah Karapitan (notabene ini Kostanku yang Baru)
Syukur Alhamdulillah.....,
Gw masih diberi kesempatan buat IKhtiar lagi
Lalu aku pun mulai melangkah kakiku ke daerah Geger Kalong, kawasan Darul Tauhid
Niatku ke Bandung ingin bertemu dengan para Enterprener Muslim/Muslimah di Bandung
Gw pengin mendengar sendiri pengalaman, dan mencari ilmu dari mereka

Ternyata sulit juga mencari Editor Khansa-Manajemen Qalbu Salim
Padahal beberapa pertanyaan dan blue print coretanku sudah kupersiapkan
Bayangin aja, dari Kampus UPI LEDENG...., gw harus berjalan kaki mencari Halaqoh tersebut
Sesampainya di daerah DT, ternyata sudah pindah tempat di daerah KPAD
Kaki ku pun terus menapakki jalanan yang cukup menurun dan terjal.
Alhamdulillah, ketemu juga dengan Halaqoh Khansa'

Setelah berbabibu, panjang lebar akupun melanjutkan perjalananku
Karena lapar, gw sempetin diri nongkrong di kawasan Enhai
Nyicipin surabi oncom mayonaise keju dan yoghurt strawbery
Subhanallah, enak banget walau sendirian tetap gw nikmatin perjalanan pencarian FATEku

Kenyang juga.....,
Tapi gw gak boleh males-malesan....,
Gw pun nyoba singgahi Percikan Iman, niatku ketemu ma Sasa Agustina salah satu kontrobutor acara Percikan Pagi Oz ma Sophie Media.
Kadang TAKDIR dah diatur ma DIA
Yang tadinya cuma mau nitipin aplikasi lamaran n beberapa artikel
Ternyata di tempat itu, sempet ngobrol langsung dengan Manager HRDnya.
Tanpa persiapan sebelumnya,
Gw langsung di Interview
Beliau berjanji akan menghubungi secepatnya, karena gw masuk kriteria Corporate mereka ;>

GILA Kan ????!!!!
Gak cuma itu aja....,
Hari berikutnya, gw juga dihadapkan ma situasi-situasi yang ANEH
Nggak bisa dipikir secara Logika
Mungkin ini yang dinamakan Serendipity dan Chemistry

Whateverlah.......,

Coba deh pikir.....,
Ketika gw mencoba ngirim lamaran ke SHAFIRA (Salah satu retail busana Musliamah Terbesar)
Banyak banget aralnya
Pertama kali gw coba masukin itu ke Showroom Shafira yang di SulanJana, tapi gw salah n harus nyoba masukin yang di Buah Batu.
Ya udah gw langsung ke daerah Buah Batu
Sesampainya disana...., gw bertemu dengan salah seorang Supervisor
Ehhhh...., mala disaranin ke Perusahaannya langsung buat nemunin HRDnya
Yang nyesek tuh...., daerahnya lumayan jauh n gak gw kenal
Ternyata daerah terusan Pasir Koja yang hampr deketin TOL PADALEUNYI

MAJU pantang MUNDUR.......,
Gw jabanin tantangan ini
Gw pun naik angkot yang ke arah KALAPA
Nyampe di Kalapa, gw BINGUNG naik apa lagi coz arahnya satu arah
Bakalan muter-muter kalo naik angkot, terpaksa gw jalan kaki

GILA !!!!!
Gempor gw...., ternyata jalan Pasir Koja lumayan Jauh
Buktinya gw gak nyampe-nyampe Terusan Pasir Koja (kalo diitung-itung jaraknya kaya dari alun-alun Pemalang ke Pasar Bojongbata lah )

Alhamdulillah.....,

Selama jalan kaki....., gw nemuin banyak banget REFLEKSI HIDUP yang bisa ku pelajari
Ada kawanan ibu-ibu pengamen cewe yang bergelantungan di TRUK buat nyari sesuap nasi
Ada ibu-ibu yang narik gerobak sampah
Ada juga ibu-ibu Esmud yang nyetir Alphardnya
Ternyata cewe jalanin hidup sesuai pilihan hidup dan TAKDIRlah yang kan membawanya

Sesampainya di tempat, ternyata orang yang harus aku temui
Sedang ada Gathering ma Stakeholder Shafira
Pikirku sia-sia aja...., gw dah cape-cape ke sana
Akhirnya semua aplikasi lamaran ku, aku titipin ke salah seorang Resepsionis dan bikin Appointmen lagi.
Dengan agak kecewa, gw ninggalin tempat itu

Lagi-lagi TAKDIR berkata lain.....,
Pas gw bingung naik angkot apa ke arah DAGO
Ada cewe yang juga lagi nunggu angkot
Daripada gw salah angkot, gw coba SKSD nanya ke cewe itu
Ternyata dia pun menuju arah DAGO
Maka kami pun bareng naik angkot
Dasar, gw nggak bisa DIAM terlalu Hyper
Gw coba nanya-nanya tentang dia

Allahu Akbar.....,
Cewe itu dulu pernah bekerja di SHAFIRA sebagai Purchasing selama dua tahun
Tapi sekarang dia keluar, malahan menjadi Vendor Desaign SHAFIRA
Dia punya Garmen buat masok ke branded-branded
GILA !!!!!, gw ketemu Muslimah Enterprener lagi
Tanpa pikir panjang, gw minta telpon dan alamatnya
Gw juga bilang, mo belajar banyak dari dia
Dia bilang klo dia mau banget jalin Ukhuwah

Nggak sampai disitu aja.....,
Pas gw nyoba ke Rabbani (Retail Muslim/Muslimah di Bandung)
Waktu tepat menunjukkan sholat Dhuhur
Ketika mo bertemu dengan Marketing Komunikasinya Rabbani, ternyata beliau lagi ada Appontment lain
Agak nyesel sich...., gak pake appointement dulu
Tapi gw gak boleh nyerah gitu aja
Gw pun nyoba ngitari Showroom itu sambil liat produk-produknya

Ditengah kesibukan gw memilih produk Rabbani
Gw dikejutkan ma informasi kalo saat itu transaksi jual beli sementara dihentikan selama 15 menit karena karyawan Rabbani mau melaksanakan sholat Dhuhur.
Subhanallah.....,
Corporate Culture apa ini ????
Baru kali ini aku nemuin perusahaan yang bener-bener mengatasnamakan Budaya Islami
Karena terpanggil, gw pun ngelangkahin kaki membaur bersama budaya yang mereka usumg
Setelah Wudlu...., ku posisikan diriku di shaf terdepan
karena ingin menikmati Budaya Perusahaan yang ajarang aku temui di Indonesia
Sedetik, semenit pun berlalu
Setelah selesai bermunajat ke Sang Khalik
Kami bersalam-salaman sesama Akhwat

Allahu Akbar......,
Tanpa kusadari tepat di sampingku ialah Ibu Nia Rabbani, pemilik Rabbani itu sendiri
Tak kusia-siakan kesempatan langka ini
Langsung kami pun bertegur sapa, tanpa segan ku berkeluh kesah menyampaikan keinginan tuk bisa bergabung dibawah naungan kepemimpinannya
Dia pun tanpa segan memberikan solusi dan contact personnya
Benar-benar diluar dugaan,
Gw bisa Brainstorming ma salah satu tokoh inspirasi ^_^

Cihuy......,
Selama seminggu ini, gw punya banyak pengalaman yang tak terduga sebelumnya
Ternyata bener kata Bokap gw ;
" Niatin semua karena NYA, niscaya DIA akan membukakan pintu-pintuNYA untukmu"

So...., punten pisan
Mohon doa nya ya, biar IMPIAN tertundaku segera terealisasi salah satunya- Amin
Afwan ^_^






Labels:
5/02/2008 09:32:00 PM / / comments (2)

Harta Karun Untuk Semua

oleh Dewi Lestari

Hari ini kiriman buku yang saya pesan dari Amazon.com datang. Ada satu buku

yang langsung saya sambar dan baca seketika. Judulnya: "Stuff ,The Secret

Lives of Everyday Things". Buku itu tipis, hanya 86 halaman, tapi informasi

di dalamnya bercerita tentang perjalanan ribuan mil dari mana barang-barang

kita berasal dan ke mana barang-barang kita berakhir.

Dimulai sejak SD, saat saya pertama kali tahu bahwa plastik memakan waktu

ratusan tahun untuk musnah, saya sering merenung: orang gila mana yang

mencipta sesuatu yang tak musnah ratusan tahun tapi masa penggunaannya hanya

dalam skala jam-bahkan detik? Bungkus permen yang hanya bertahan sepuluh

detik di tangan, lalu masuk tong sampah, ditimbun di tanah dan baru hancur

setelah si pemakan permen menjadi fosil.

Sukar membayangkan apa jadinya hidup ini tanpa plastik, tanpa cat, tanpa

deterjen, tanpa karet, tanpa mesin, tanpa bensin, tanpa fashion. Dan sebagai

konsumen dalam sistem perdagangan modern, sejak kita lahir rantai

pengetahuan tentang awal dan akhir dari segala sesuatu yang kita konsumsi

telah diputus. Kita tidak tahu dan tidak dilatih untuk mau tahu ke mana

kemasan styrofoam yang membungkus nasi rames kita pergi, berapa banyak pohon

yang ditebang untuk koran yang kita baca setengah jam saja, beban polutan

yang diemban baju-baju semusim yang kita beli membabi-buta.

Untuk aktivitas harian yang kita lewatkan tanpa berpikir, yang terasa

wajar-wajar saja, pernahkah kita berhitung bahwa untuk hidup 24 jam kita

bisa menghabiskan sumber daya Bumi ini berkali-kali lipat berat tubuh kita

sendiri?

Untuk menyiram 200 cc air kencing, kita memakai 3 liter air. Untuk mencuci

secangkir kopi, kita butuh air sebaskom. Untuk memproduksi satu lapis daging

burger yang mengenyangkan perut setengah hari dibutuhkan sekitar 2,400 liter

air. Produksi satu set PC seberat 24 kg yang parkir di atas meja kerja kita

menghasilkan 62 kg limbah, memakai 27,594 liter air, dan mengonsumsi listrik

2,300 kwh. Bagaimana dengan chip kecil yang bekerja di dalamnya? Limbah yang

dihasilkan untuk memproduksinya 4,500 kali lipat lebih berat daripada berat

chip itu sendiri.

Mengetahui mata rantai tersembunyi ini bisa menimbulkan berbagai reaksi.

Kita bisa frustrasi karena terjepit dalam ketergantungan gaya hidup yang tak

bisa dikompromi, kita bisa juga semakin apatis karena tidak mau pusing. Yang

jelas, sesungguhnya ini adalah pengetahuan yang sudah saatnya dibuka.

Pelajaran Ilmu Alam, selain belajar penampang daun dan membedah jantung

katak, dapat dibuat lebih empiris dengan mempelajari hulu dan hilir dari

benda-benda yang kita konsumsi, sehingga tanggung jawab akan alam ini telah

disosialisasikan sejak kecil.

Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki gedung FO empat lantai, Pasar

Baru, atau berjalan-jalan ke Gasibu pada hari Minggu di mana ada lautan PKL:

tidakkah semua baju dan barang-barang itu mampu memenuhi kecukupan penduduk

satu kota ? Tapi kenapa barang-barang ini tidak ada habisnya diproduksi?

Setiap hari selalu ada jubelan pakaian baru yang menggelontori pasar.

Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki hypermarket dan melihat ratusan

macam biskuit, ratusan varian mie instan, dan ratusan merk sabun:haruskah

kita memiliki pilihan sebanyak itu?

Pernahkah kita merenung, apa yang kita inginkan sesungguhnya jauh melebihi

apa yang kita butuhkan?

Atas nama kecukupan, satu manusia bisa hidup dengan lima pasang baju dalam

setahun, bahkan lebih. Atas nama fashion, jumlah itu menjadi tidak berbatas.

Atas nama kebutuhan, satu manusia bisa hidup dengan beberapa pilihan

panganan dalam sehari. Atas nama selera dan nafsu, seisi Bumi tidak akan

sanggup memenuhi keinginan satu manusia.

Permasalahan ini memang bisa dilihat dari berbagai kaca mata. Seorang ekonom

mungkin akan menyalahkan sistem kapitalisme dan globalisasi.

Seorang sosialis akan mengatakan ini masalah distribusi dan pemerataan.

Tapi jika kita runut, satu demi satu, bahwa Bumi adalah kumpulan negara,

negara adalah kumpulan kelompok, dan kelompok adalah kumpulan individu,

permasalahan ini akan kembali ke pangkuan kita. Dan kesadaran serta kemauan

kitalah yang pada akhirnya akan memungkinkan sebuah perubahan sejati.

Belum pernah dalam sejarah kemanusiaan keputusan harian kita menjadi sangat

menentukan. Tidak perlu menunggu Amerika menyepakati protocol Kyoto , tidak

perlu juga menunggu penjarah hutan tertangkap, setiap langkah kita-memilih

merk, kuantitas, tempat, gaya hidup-adalah pilihan politis dan ekologis yang

menentukan masa depan seisi Bumi.

Saya belum bisa mengorbankan komputer karena itulah instrumen saya bekerja,

tapi saya bisa lebih awas dengan jam penggunaan dan mematikannya jika tidak

perlu. Saya belum bisa mengorbankan kebutuhan akan informasi, tapi saya bisa

memilih membaca berita lewat internet atau membaca koran di tempat publik

ketimbang berlangganan langsung. Bagaimana dengan fashion?

Di dunia citra ini, dengan profesi yang mengharuskan banyak tampil di muka

publik, saya pun belum bisa mengorbankan keperluan fashion (baca: membeli

busana lebih sering dari yang dibutuhkan), tapi saya bisa membuat komitmen

dengan lemari pakaian, yakni baju yang saya miliki tidak boleh melebihi

kapasitas lemari saya. Jika lebih, maka harus ada yang keluar. Dan setiap

beberapa bulan saya dihadapkan pada kenyataan bahwa ada baju yang tidak saya

pakai setahun lebih atau baju yang cuma sekali dipakai dan tak pernah lagi.

Bukan cuma baju, ada juga buku, pernik rumah, alat dapur, bahkan sabun dan

sampo yang utuh tak disentuh.

Alhasil, dalam rumah saya ada semacam peti-peti 'harta karun', yang

berisikan barang-barang yang harus keluar dari peredaran, karena jika

dipertahankan hanya menjadi kelebihan tanpa lagi unsur manfaat. Harta karun

ini lantas harus dicarikan lagi outlet untuk penyaluran.

Pada waktu perayaan 17 Agustus, di kompleks saya diselenggarakan bazaar.

Para warga menyewa stand untuk berjualan. Saya ikut berpartisipasi, dan

sayalah satu-satunya penjual barang bekas di antara penjual barang-baru

baru. Karena bukan demi cari untung, barang-barang itu saya lepas dengan

harga sangat murah. Yang membeli bukan cuma warga kompleks, tapi juga dari

kampung sekitar. Hari pertama, saya sudah kehabisan dagangan. Terpaksa saya

mengontak saudara-saudara saya yang barangkali juga punya barang bekas untuk

disalurkan. Sama dengan saya, mereka pun punya timbunan harta karun yang

entah harus diapakan. Stand saya menjadi salah satu stand paling laris

selama bazaar berlangsung. Dan kakak saya terkaget-kaget dengan penghasilan

yang ia dapat dari tumpukan barang yang sudah dianggap sampah.

Berjualan di bazaar tentu bukan satu-satunya jalan, ada aneka cara kreatif

lain untuk memanfaatkan harta karun kita, termasuk juga disumbangkan.

Namun yang lebih sukar adalah memulai membuat komitmen-komitmen pembatasan

diri. Berkomitmen dengan rak buku, dengan lemari pakaian, dengan rak kamar

mandi, dengan laci dapur, dan pada intinya... dengan diri sendiri. Siapkah

kita menentukan batasan dan berjalan dalam koridor itu?

Dan, yang lebih susah lagi, adalah pengendalian diri dari awal bersua aneka

pilihan yang membombardir kita setiap hari, lalu sadar dan mawas akan rantai

sebab-akibat yang menyertai pilihan kita. Membuka diri untuk info dan

pengetahuan ekologi adalah salah satu cara pembekalan yang baik.

Walaupun sekilas tampak merepotkan dan bikin frustrasi, tapi kantong kresek

yang kita buang tadi pagi tidak akan hilang oleh sihir, dan hamburger yang

kita makan tidak dipetik dari pohon. Rantai yang menyertai barang-barang itu

tidak akan hilang hanya karena kita menolak tahu.

Banyak orang yang berkomentar pada saya, " Aduh , Wi . Kamu bikin hidup tambah

susah saja." Dan mereka benar. Hidup ini tak mudah. Untuk itu kita justru

harus belajar menghargai setiap jengkalnya. Memilih hidup yang lebih

sederhana, hidup dengan tempo yang lebih pelan, hidup dengan pengasahan

kesadaran, tak hanya membantu kita lebih eling dan terkendali, tapi juga

membantu Bumi ini dan jutaan manusia yang dijadikan alas kaki oleh industri

demi pemenuhan nafsu konsumsi kita sendiri.

Lingkaran setan? Ya. Tapi tidak berarti kita tak sanggup berubah.

Selama ini kita adalah pembeli yang berlari. Dalam kecepatan tinggi kita

bertransaksi, sabet sana sabet sini, tanpa tahu lagi apa yang sesungguhnya

kita cari.

Berhentilah sejenak. Marilah kita berjalan.

Labels: