Meretas Asa Di Tapak Bima(2)

10/28/2007 07:33:00 PM / / comments (2)


Pesona Sunset!!!

Setelah sekira setengah jam istirahat, kami segera mendirikan tenda. Nyari kayu buat adek-adek dan juga buat patok. Maklum tenda kami bukan tenda doom. Sejenis tenda Pramuka, cuma bahanya dari parasit, jadinya agak ringan gitu.

Segera kami mencari kayu setelah tenda berdiri. Hari sudah menjelang malam. Untuk penghangat, entar kami membuat api unggun. Karena ini masih musim kemarau, makanya nggak bakalan sulit membuat api unggun. Selain kayunya kering juga karena kayu pinus. Kayu ini terkenal mudah sekali terbakar.

Untuk masalah turun besok, kami sudah berencana untuk turun melewati telaga ngebel, sekalian jumatan disana. Takutnya entar nggak nyampai rumah kalo lansung pulang. Selain itu biar anak-anak kloter kedua yang kelihatanya akan langsung memotong jalur langsung lewat Desa mendak biar jalan agak jauh waktu turun nanti. He…he…he..

Selesai membuat tenda kami segera membuka perbekalan. Nasi yang tadi masih segera kami santap. Lauknya sekarang mentok goreng yang dibawa tharom.nasi yang bergitu banyaknya, abis tak bersisa.

Hari menuju senja. Sang surya merajuk keperaduannya. Itu menjadi pemandangan yang luar biasa. Melihat sunset dari puncak gunung. Jarang-jarang kita bisa melihat dengan jelas. Aku nikmati detik-demi detik perubahan tersebut. Lelah yang sedari tadi menggelayut terbayar lunas sudah. Terima kasih tuhan!

Kelompok dua yang beranggotakan sebelas orang belum menampakkan batang hidungnya.

Tak lama berselang mereka muncul juga. Sekira jam enam sore. Mereka datang tak berbarengan. Yang cepet ninggalin yang pelan. Kasihan juga sih yang pelan, justru biasanya mereka membutuhkan bantuan, minimal semangat gitu. Enam orang datang duluan. Elii, budi, husen dkk.

Lima orang terakhir ternyata ada adik kelasku di sma dulu. Mereka anggota PPA SMA ku dulu. Gepalassa Pareanom, tempat menimba ilmu tentang alam bebas pertama kalinya.

Ternyata benar, mereka langsung memotong jalan, langsung naik dari Desa Mendak. Jadinya rutenya lebih pendek.

Kamipun ngobrol ngalor-ngidul tentang banyak hal, tentang adanya pasangan lesbi dari Ponorogo yang juga anggota GEMPA(Generasi Muda Ponorogo Pecinta Alam) yang sempat berkelahi dan akhirnya mereka berpisah jauh. Juga tentang perilaku seks bebas diantara penggiat alam bebas yang makin terang-terangan. Tentang pendakian selanjutnya yang akan mengambil rute gunung Lawu, dan juga tentang acara Lintas Alam yang diadakan anak KAMUPALA Ponorogo yang akan dilaksanakan minggu tanggal 28 Oktober ini.

Juga tentang niatan mereka mengikuti kegiatan alam bebas. Ada yang karena pingin gagahan, karena pengen mencari jati diri, mencari pelarian setelah penat bekerja ataupun beragam motivasi lain.

Tak terasa jarum jam menunjuk angka sebelas. Rasa kantuk juga sudah menggelayuti kelopak mataku. Beberapa anak juga sudah tidur didalam tenda. Akhirnya akupun terlelap dalam mimpi-mimpi.

Rasa kebelet kencing dan keroncongan perut membangunkanku. Aku lihat angka di hpku menunjuk 01.30. masih terlalu malam sebenarnya. Tapi tak tahu perut rasanya melilit minta diisi. Aku korek-korek beberapa tas. Menemukan mie instant dan beberapa penganan. Sembari menghangatkan badan, aku merebus air di api unggun.

Mbikin kopi dan mie instant, joinan dengan anak-anak. Beberapa anak yang tidur lebih awal mulai membuka mata. Kami lanjutkan obrolan tadi. Tentang nasib yang tak menentu, tentang cewek yang makin susah didapatkan. Kamipun hanya bisa senyum dan tertawa. Ditengah makin banyaknya cewek dibanding cowok masih banyak sekali jomblo-jomblo disini. Hehehe…


bersambung...

Labels:

Wonderfull D@y !!!!!

10/28/2007 01:20:00 AM / / comments (2)

Gak nyangka.....,
Kemarin gw sempet Hopeless, klo sebagai Slave in Bankir-jatah cuti bersama cuma sehari di hari Jumat, 12 Oktober'07 doang.
Ternyata Rabu sore 10 Oktober'07, sebelum gw cabut dari kantor

Ada fax masuk dari Kantor pusat-bahwa cuti bersama ampe 16 Oktober'07

Tanpa pikir panjang lagi...,
Gw Cancel schedule cuti gw yg tadinya Senin - Selasa, jadi Rabu-Kamis
Finally, gw kmarin maruk banget but PUAS
coz seminggu gw cabut dari Rutinitas yang SUCK ;p!!!!

Gelo'....., Cape banget...., Lebaran menguras tenaga Schedule padat, harus bisa bagi waktu buat keluarga Bokap, keluarga Nyokap, temen2 gw
Padahal Notabene, sekarang gw masih 'Single Fighter'

Gimana ntar klo dah Double yak ;>???
Bayangin aja...., Pemalang - Moga - Pemalang- Semarang- Salatiga - Ungaran - Pemalang - Moga -Pemalang - Moga - Pemalang selama seminggu gw jalani.
But, seru juga bisa banyak pengalaman & ketemu ma banyak kejadian


Yang paling seru...,
Pas reunian ma anak2 SMU tanpa diduga dan direncana alias NEKAD
Gak sesuai ma plan yang dijalankan, akhirnya tep juga kita ngumpul2
Bermodalkan NEKAD sebenarnya.
Tapi bagiku gakkan terlupakan!!!!

Kapan lagi coba, aku bisa jalan-jalan pake mobil pick up terbuka

Mumpung blum ada yang ngelarang.....
Makanya Have FUN GO MAD !!!!

klo direncana, gak bakal gw ngalamin ini
Kurang kerjaan banget sih, pikir orang yang ngeliat
Mungkin bagi kalian, ini Simpel

But, bagiku lewat hal-hal yang simpel kadang malah jadi fase hidup yang Indah
Buat jalani sesuatu yg lebih BESAR ke depannya ^_^
Thanx buat temen2 yang kemarin mau diajak GILA_GILAan ;p
Walau masih lingkup kandang sendiri
Exp: Si KuNhIepz yg lagi search New Soulmate-GANBATE Bro ;p!!!!
Sori, gw blm sempet kirim pic2 kemarin


P.S.
Walo telat, gw pengin minta maaf atas KHIlAF yang telah tergores di fase lalu

Labels:

Meretas Asa Di Tapak Bima.........(1)

10/26/2007 08:00:00 AM / / comments (0)

Cucuran Keringat Semangat .....



Pendakian ini sebenarnya sudah kami rencanakan sejak lama. Pendakian masal ke gunung Tapak Bima. Kami ingin mengenalkan sosok gunung ini pada para penggiat alam bebas. Selain untuk pelestarian hutannya, siapa tahu gunung ini terkenal, penduduk sekitarnyapun akan mendapat imbasnya. Meskipun untuk seramai gunung Lawu akan sangat sulit.
Hari yang kami rencanakan sebenarnya adalah hari rabu, H+5 lebaran. Tapi berhubung terlalu mepet, diundur hari kamisnya. Kamis pagi naik, jumat pagi turun. Jumatan di desa Mendak,desa terakhir. Selesai jumatan langsung cabut, balik ke rumah.
Seminggu sebelum lebaran, ada wacana baru, anak-anak mau naik hari sabtu, H+7 lebaran. Katanya beberapa anak dari Ponorogo dan Dolopo (golongannya Lina, baca: Lintas Bumi Mojopahit)akan ikut. Tapi mereka nggak memberi kepastian pada kami. Setelah berdebat sengit, karena aku udah rencana jauh-jauh hari, untuk mendaki hari kamis, terpaksa aku akan naik berdua saja. Dengan temanku yang lain, Edi. Kalaupun Edi nggak mau, ya terpaksa melakukan pendakian solo. Ya untuk latihan mental lah. Udah lama aku nggak ngelakuin pendakian solo.
Anak Ponorogo dan Dolopo ngebatalin janjinya pas malem takbiran. Terpaksa anak-anak musyawarah lagi. Aku tak ikut. Aku sudah mantap untuk ndaki hari kamis, dengan atau tanpa teman. Malam itujuga anak-anak rapat, akhirnya diputuskan ndaki hari kamis Ya akhirnya aku nggak jadi ndaki solo dech. Tapi nggak papa, lain kali mungkin.
Selain itu pendakian dibagi dua klodak(kelompok pendakian), pagi dan sore. Yang pagi lewat jalur Pesanggrahan, yang sore lewat jalur Mendak. Jalur pesanggarahan lebih jauh karena harus memutar.
Kamis pagi jam enam, tharom sudah kerumahku. Dia konfirmasi aja masalah keberangkatan. Aku segera packing barang. Jam tujuh aku sebenarnya udah siap, tapi justru anak-anak yang lain yang belum siap. Katanya sih yang rombongan pagi ada delapan orang. Aku, Edi, Tharom, yang lain aku tak tahu.
Jam delapan kami sudah cabut ke daerah Pintu, Dagangan. Tempat nyari omprengan. Anak-anak yang lain belum datang juga. Terpaksa aku nyamperin mereka. Di konter HP Eli, tempat anak-anak biasa ngumpul. Disitu baru ada satu orang yang akan berangkat pagi, Robert alias Sodik. Robert ini anak ponorogo satu-satunya yang datang.
Sekira setengah jam, rombongan yang lain baru datang, Gian, Yudi, Andik, dan Samsul. Setelah ngumpul semua, kami segera nyari omprengan. Dapet sih, tapi ngetem dulu. Nunggu penumpang yang lain katanya. Penumpang yang ditunggu-tunggu tak datang. Setelah kami desak akhirnya pak sopirnya nyerah juga. Kami langsung diantarnya ke Pesanggrahan. Tempat awal perjalanan kami.
Tiga puluh menit waktu yang dibutuhkan sang mobil untuk membelah jarak Pintu-Pesanggrahan. Kami kena empat puluh ribu. Sebenarnya sih mereka minta enampuluh ribu, ya kami aja nego dong, masih banyak omprengan yang lain. Akhirnya dapet empat puluh ribu. Masing-masing anak limaribu.
Begitu sampai pesanggarahan kami langsung berangkat, pesanggarahan berada sekitar 600 mdpl. Siang itu udara terik banget. Ubun-ubunku rasanya mau merekah. Tapi itu tak menghalangi langkah kami. Sesampainya dilembahan, disungai pertama yang dilewati, kami istirahat. Capek juga sih. Sekira lima belas menit tak ada haiwan yang nampak. Monyetpun tiada. Kami segera melanjutkan perjalanan.
Kami sempat kehilangan jalan. Udah lama nggak dilalui sih. Jadinya hilang gitu jalannya. Setelah beberapa saat mencari, akhirnya ketemu juga jalan yang dimaksud. Sekira satu jam kami berjalan, sampai juga di desa terakhir. Dusun Gedangan, Desa Mendak di Kabupaten Madiun dan Dusun Semenok, Desa Ngebel di Kabupaten Ponorogo. Dua dusun ini hanya dipisahkan oleh sungai kecil. Dua-duanya bisa dilalui. Tapi lewat dusun Semenok jalanya lebih lebar, karena sering digunakan oleh para pendaki.
Kami istirahat di dusun Semenok, untuk mengisi perekalan air dan untuk mengisi perut kami yang mulai keroncongan. Tharom dan Gian tadi bawa nasi hampir dua bakul, satu untuk di sarapan di Semenok, dan satunya waktu nyampai puncak. Kami segera istirahat di bawah pohon. Makanan sudah kami buka semua. Tinggal makan aja. Lewat penduduk setempat, katanya di bawah kami ada kakus, dia nyuruh kami menyingkir. Pantesan dari tadi baunya kok nggak enak gitu. Udah terlanjur basah, ya akhirnya makanan kami sikat juga. Dasar perut udah keroncongan.
Setelah persiapan semuanya selesai, pukul 12.30 kami berangkat dari Semenok. Jalan awal sih landai banget. Setelah itu kami menemui tanjakan pertama. Cukup lumayan, dengan kemiringan sekitar enampuluh derajat. Badan rasanya dibebani tubuh yang luar biasa berat. Baru sepuluh langkah istirahat, begitu seterusnya. Sampai juga dipersimpangan jalur, tempat landai, yang biasa kami sebut pos satu. Sekira pukul 13. 45 kami sampai. Istirahat sekira lima menit.
Reco Macan adalah tujuan berikutnya. Biasa kami sebut pos dua. Disini sebenarnya tiada Reco(Arca), yang ada cuma kumpulan batu-batu besar tak beraturan yang miripi orang bersila dan juga menurut penduduk dulu di batu-batu itu sering nampak macan(harimau) bertengger diatasnya. Makanya penduduk sekitar menyebutnya Reco Macan. Kami sampai di reco 14.00. Sekitar lima menit kami istirahat.
Puncak Tapak Bima sudah menunggu kami. Segera kami beranjak. Dengan semangat empat lima Gian memimpin pasukan. Menyusuri ilalang yang lebih tinggi dari tubuh kami. Badan beret terkena ilalang, beban menggantung dipundak, peluh membasah tak mematahkan asa kami. Tubuh makin lelah, jalan makin menanjak. Memaksa kami sering istirahat. Kami sampai di pos tiga, tempat landai terakhir sebelum puncak, pulu 15.05. Jarak pos tiga dan puncak cukup deket sih. Tapi karena badan yang makin kelelahan, memaksa kami harus istirahat.
Setelah berjalan tertatih-tatih akhirnya sampai juga kami di puncak. Angka di hp menunjukkan 15.30. akhirnya sampai puncak juga. Kami langsung rebahan kelelahan. Kami sampai puncak secara bersamaan. Delapan orang sekaligus, tanpa ada yang kececer satupun. Thanks God!!!
(bersambung...)

Labels:

tentang hati...

10/26/2007 12:20:00 AM / / comments (2)

Duka Kuta duka kita

(Kompas, 6 Oktober 2007)

Lima tahun lalu, tepatnya 12 Oktober 2002, untuk pertama kali bom teroris meledak di Kuta, Bali. Ratusan nyawa melayang. Kendati warga Australia yang paling banyak mendapat korban, di depan kematian yang menyayat tidak lagi relevan bercerita tentang kewarganegaraan. Lebih relevan bercerita tentang derita-derita manusia.

Semua manusia mau bahagia, tetapi keseharian sebagian manusia menimbulkan luka penuh derita. Melalui kebencian, kemarahan, dan dendam membuat manusia terus menumpuk derita.

Serangan teroris 11 September 2001 atas gedung kembar World Trade Center AS memang sebuah kegelapan. Kegelapan ini mau diselesaikan dengan kegelapan lain melalui serangan AS dan kawan-kawan ke Afganistan dan Irak.

Kemudian, terjadilah bom Bali kedua, bom teroris di turki, bom bunuh diri di Irak, penyanderaan orang Korea di Afganistan, peledakan bandara di London, dan bom-bom susulan lengkap dengan amarah dan dendamnya. Sudah mulai tersebar luas berita dan analisis bahwa nasib AS di Irak akan serupa dengan di perang Vietnam.

Bercermin dari sini, peradaban sedang berkejaran dari satu kegelapan kebencian menuju kegelapan kebencian yang lain. Dalam hal ini Bali sedang berbagi cahaya-cahaya pemahaman. Mungkin benar pendapat sejumlah aktivis perdamaian, Bali adalah pusaka perdamaian dunia.

Berbagi cahaya
Di Bali pernah terjadi, bagaimana kebencian bom teroris-kendati terjadi dua kali-tidak disusul kebencian lain yang lebih besar. Kebencian, kemarahan, dan dendam direspons dengan tangan-tangan yang bersalaman dan berpegangan.

Haji Bambang dan kawan-kawan serta Nyoman Bagiana Karang dan kawan-kawan di Kuta seperti tidak tersentuh kegelapan dendam, kemarahan, dan kebencian. Kemudian melangkah terang memperingan beban banyak sekali derita manusia.

Sekian tahun setelah derita Kuta terjadi, Haji Bambang telah menerima banjir penghargaan dari dalam ataupun luar negeri. Nyoman Bagiana Karang sudah menjadi anggota DPRD. Pulau Bali berturut-turut mendapat predikat pulau terbaik di dunia sebagai tujuan wisata oleh sejumlah media bergengsi tingkat global. Seperti sedang berbagi cahaya-cahaya pemahaman, di mana kebencian tidak dilawan dengan kebencian, kemarahan tidak diikuti kemarahan, dendam tidak dibalas dengan dendam. Di sana kebencian, kemarahan dan dendam berubah menjadi kekaguman.

Melalui cara berespons seperti ini, tidak hanya Bali yang sedang melukis berbagai keindahan kedamaian, tetapi juga Islam-melalui keteladanan Haji Bambang dan kawan-kawan-sedang melukis keindahan-keindahan kedamaian. Tidak saja di Timur Tengah sana pernah lahir keteladanan islami yang menyentuh hati. Di Bali juga pernah lahir keteladanan islami yang menyentuh hati.

Tanpa bertanya judul agamanya apa, Haji Bambang dan kawan-kawan lupa dendam, lupa kemarahan, lupa kebencian, lupa ketakutan akan kematian-karena situasi saat itu demikian mencekam-kemudian bahu-membahu meringankan tidak sedikit derita manusia.

Dengan kejadian ini, Bali seperti mau membuka kembali wajah Islam yang indah, rahmatan lil-alamin (menjadi berkah bagi sesama).

Derita, cinta dan kedalaman
Sebagaimana diceritakan banyak kisah manusia, derita memang berwajah ganda: menyakiti atau membuat suci. Derita menyakiti jika manusia penuh api dendam dan sakit hati, lalu di balas dendam dan sakit hati yang lebih besar. Demikian ia menggelinding seperti bola salju yang kian membesar dari hari ke hari.

Derita membuat suci bila manusia sadar bahwa dalam derita ada bimbingan kehidupan. Meminjam pengalaman orang-orang sufi, bila dalam daun jatuh saja ada pesan kehidupan, apalagi dalam derita yang memakan ratusan nyawa manusia. Jika manusia berkonsentrasi kepada bimbingan kehidupan dalam setiap kejadian, derita bisa membuat manusia mendekati cahaya. Jangankan dalam terang, dalam gelap pun cahaya itu datang. Cahaya ini juga yang membimbing Kuta saat digoda derita.

Dalam kearifan Timur, derita adalah momentum membayar utang kita ke kehidupan, orang tua, guru, dan kekeliruan-kekeliruan masa lalu. Siapa saja yang melawan tidak hanya gagal membayar utang, ia malah menciptakan baru. Siapa yang mengalir dalam derita, ia sedang membayar utang dengan ikhlas lalu bebas.

Dan, yang penuh keberuntungan adalah mereka yang dibuat suci oleh derita. Terutama karena melalui tidak terhitung jumlah derita, ia sedang membuat dirinya memiliki a boundless capacity to suffer –kemampuan untuk menderita secara tidak terbatas. Ia sudah seagung samudra, apapun yang dilemparkan kesana tidak terpengaruh. Tidak terbayang agungnya kehidupan jika kematian disambut dengan cara seperti ini.

Kebahagiaan memang menawan, tetapi tidak mengajarkan apa-apa. Derita memang penuh air mata, tetapi teramat banyak manusia yang dibuat lebih sempurna oleh derita. Jalalludin Rumi bercahaya akibat derita kehilangan guru dan buku. Kahlil Gibran lahir dan tumbuh dalam penderitaan. Arjuna meraih pencerahan dalam kesedihan amat mendalam. Pema Chodron memasuki gerbang pencerahan setelah langit kesetiaannya pada suami diruntuhkan perceraian.

Derita kerap membuat manusia peka dan mudah terhubung. Di atas semua ini, derita memaksa manusia menyadari secara mendalam bahwa dirinya saling terhubung dengan makhluk lain dalam jejaring laba-laba yang bernama kehidupan. Apa pun yang dilakukan manusia dalam jejaring ini, baik-buruk, suci-kotor, benar-salah, akan kembali ke dalam dirinya.

Karena itu, tidak berlebihan kalau disimpulkan bahwa derita Kuta derita kita juga. Bukankah dalam bunga mawar ada unsur bukan bunga mawar (tanah, air, sinar matahari)? Bukankah dalam kekejaman teroris ada jejaring kebencian manusia yang berumur ribuan tahun? Bukankah derita Kuta sedang mengingatkan manusia hanya dengan cinta kita bisa bahagia? Rupanya derita membuka jendela cinta.

Pencari-pencari ke dalam diri-melalui puasa, meditasi, zikir, kontemplasi, dan yoga-teramat jarang yang berdoa agar mengalami derita. Namun, tetap saja derita berkunjung sebagai tamu kehidupan. Kadang datang melalui bencana, kematian, kesialan, dan kegagalan. Namun, siapa saja yang telah diterangi pemahaman “derita membuka jendela cinta” tahu bahwa derita juga sebentuk cahaya penerang perjalanan. Bukankah kedalaman (depth spirituality) hanya membuka diri kepada batin yang menemukan puncak keheningan dalam aneka guncangan?

Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin

GEDE PRAMA
Bekerja di jakarta, tinggal di
Daerah Perbukitan Desa Tajun,
Bali Utara


Ga sengaja nemu artikel ini di bagian opini nya kompas. Pas ditengah baca2 kok style nya mirip sama salah satu penulis favoritku, ternyata bener pengarangnya mbah gede prama.

Bukan apa2 si, kebetulan beberapa hari sblm nemu artikel ini ak diskusi ama seseorang tentang “dendam” dan “sakit hati”. Dan di tulisan diatas walo berlatarkan kejadian di pulau dewata sana, tapi esensi yg ingin dikemukakan adalah seni menghadapi penyakit hati khususnya dendam.

Sekedar pingin nambahin, ada satu ayat yg ak anggap relevan ama hal ini. bunyinya kurang lebih “barangsiapa bersyukur maka akan Kutambahi nikmat tapi barangsiapa lalai akan nikmat yg Ku berikan, maka azabKu amat pedih”. Lah terus apa hubungannya ? orang lagi kena masalah, sakit hati kok malah disuruh bersyukur? Justru ak lihat disini intinya. Dalam tiap keadaan selalu ada yg bisa disyukuri. Pun ketika masalah menimpa kita, masih selalu ada yg bisa disyukuri. Masih diberi udara untuk bernafas, masih diberi mata untuk melihat... dikasi lidah buat ngrasain tomyam... itung sendiri deh... (niscaya tidak akan bisa menghitung rahmatKu) nah ketika kita bersyukur maka kita akan merasa lebih baik. Jika dikaitkan dengan The Law of Attraction yg disebut2 dlm The Secret-nya Rhonda Byrne. Pikiran yg penuh rasa syukur, dan bahagia akan menarik hal2 yg baik kedalam kehidupan seseorang. Ada jg yg bilang kalo syukur adalah doa yg paling baik. Dan orang yg kaya bukanlah orang yg banyak hartanya, tp yg senantiasa bersyukur. Masuk akal juga sih, orang kaya adalah orang yg ga pernah kekurangan = orang yg selalu bersyukur. Walaupun menggunakan sudut pandang keyakinan yang berbeda, Neale D. Walsch dlm Conversation with God juga mengatakan bahwa syukur bukanlah proses pasif, tapi justru proses yang aktif. Dengan bersyukur maka kita mengakui bahwa kita berkelimpahan, dan kemudian mulai bergerak dengan berfokus pada apa yang kita miliki dan bukan terbebani dengan apa yg telah hilang.

Option lain selain bersyukur adalah “lalai dengan nikmat yg diberikan”. Yaitu di tiap keadaan, terutama ketika keadaan dirudung masalah. Seringkali kita menyesali apa yg telah hilang. Padahal menurut hakekatnya inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Tidak ada yg namanya “kehilangan”, yg ada hanya “kembali”. Kita menyesal hilangnya sebuah hubungan, kita menyesal hilangnya sebuah barang, kita menyesal hilangnya uang, kehormatan dan lain sebagainya. Jika kemudian didalam proses permasalahan itu ternyata berkaitan dengan seseorang. Maka kemudian kita mendendam kepada orang tersebut. “karena orang itu... jadinya ak kehilangan....” padahal semua sdh ada yang ngatur. Dan yang ngatur itu nunggu2.... kita mau bersyukur... ato lalai akan nikmatku. Nah... seringkali kita memilih yg kedua... mendendam... sakit hati... mencoba membalas... mencoba merebut kembali... menyakiti orang lain... gak terima... didalam proses itulah janji ayat itu berlaku.... “azabKu amat pedih” ini adalah azab ketika di dunia, yaitu perasaan benci... dengki jika orang yang kita anggap musuh kita mendapatkan sesuatu, berusaha mencari cara untuk membalas sehingga hidup kita tidak produktif lagi... ak si pernah ngerasain... ga enak banget... tp dasar blm dikasi pencerahan terus aja pengen ngebales... sampe bener2 ngerti... lg di azab. Nah setelah bener2 kerasa ga enak banget.... baru deh...nyadar. kemudian membenahi diri... bahwa apa yg dilakukan sangat destruktif dan hidup jadi sia-sia klo kita cmn berkutat dlm pemikiran pembalasan sakit hati.

Beberapa nasihat yg ak dapet dalam proses peralihan dari keinginan membalas sakit hati menjadi bersyukur adalah bahwa kita jauh lebih baik dibandingkan musuh kita. Hmm.. mungkin kata2 ini berkesan sombong, tp maksudnya gini. Jika ada orang yang melakukan tindakan jahat ama kita, kemudian kita berusaha bales maka derajat kita sama dengan musuh kita. Makanya menurut cerita ada salah seorang tokoh besar yang dilempari kotoran tiap hari oleh seseorang, tp ketika suatu hari orang itu sakit malah dijenguk oleh tokoh besar tersebut. Menurut bahasa gede prama : sudah seagung samudra... apapun yg dilemparkan kedalamnya.... tidak akan terpengaruh....

moga2 kita bisa bersama jalan kearah itu....

Labels:

ada kejadian...

10/22/2007 07:45:00 PM / / comments (2)

kmrn malem di tempat temenku ada kejadian
jam satu malam warga menggrebek polisi yg sedang "main" ama bencong
ga cuman satu tapi rame2...

trus jam tiganya ada laki2 dan perempuan yg bukan suami istri sedang berduaan
disandera ama warga dan diguyur air comberan
sampe pagi...

pagi2nya istri yg cowo dateng
ngamuk2...

aneh...

Labels:

baru 2 hari kok ^_^

10/19/2007 04:00:00 AM / / comments (2)

lalu ini hari2 awal di ujung pulau sumatera
turun dari pesawat lgsg dijemput deri dan dibawa ke rumah nya di neuheun
malamnya masih aga2 shock krn perpindahan tempat dan bbrp kejadian yg dialami di semarang
tapi setelah tidur...
pagi2 nya ternyata baru nyadar
terbangun di perumahan di atas bukit
hasil bantuan dari "buddha suci" - salah satu NGO yg memberikan bantuan perumahan bagi korban tsunami
dan pagi2 itu, sambil menghirup udara segar salah satu bukit di neuheun...
memandangi cakrawala dan hutan2 disana
batu2 besar yg berserakan sekenanya dibagian lain bukit
hmm....
terimakasih Tuhan telah membawaku kesini...

perjalanan kantor yg berada di aspal mulus
dan memandangi bukit2 serta tambak2
sedikit kabut
menuju banda aceh
sempet mampir sebentar di pantai yg ada disitu
ngeliatin sabang...
"ntar klo libur kita kesana" kata deri
sambil sibuk ama SLR nya

dan keberangkatan ngantor yg serasa spt kepulangan dari sebuah piknik, pun dilanjutkan...

ajun - banda aceh...
daerah tempat ngantor NGO2
dan banda aceh pun terlihat sama spt kota2 lainnya
mungkin spt pekalongan atau tegal
lebih kecil lagi
mungkin pemalang
tapi msh untung pemalang
punya dua toserba besar serta bioskop
disini toserba cuman satu
namanya pantai pirak
bioskop ? ga ada... hehe...

tp exotic, krn disana-sini terlihat ornamen2 etnik

hmm... yg pasti...
ga terlihat tanda2 gam
atau bekas2 dom
yg ada cmn bekas2 tsunami yg mulai menipis
digantikan bangunan2 baru...

hmm... baru 2 hari...
ga tau deh pengamatan selanjutnya...

c ya all...

Labels:

Dygta's song...

10/02/2007 07:52:00 PM / / comments (0)


Bila

Waktuku tersisa
Untuk s´lalu di sisi
Menjaga hatimu

Aku
´Kan s´lalu mencoba
Berikan yang terbaik
Untuk kau miliki

Tapi maafkanlah aku
Waktuku hanya sesaat

Aku tak bisa memiliki
Menjaga cintamu
Walau sesungguhnya hatiku mencintaimu, memilikimu
Aku tak ingin kau terluka
Mencintai aku
Hapuslah air matamu dan lupakan aku

Sendiri
Di batas asaku
Hanya ingin kau bahagia
Jalani hidupmu
Aku kan slalu mencoba
Berikan yang terbaik untuk kau miliki
Tapi maafkanlah aku








Labels:

another farewell...

10/02/2007 07:07:00 PM / / comments (2)

beberapa jam menjelang perpindahan kota...
kyknya beberapa bulan ini byk bgt pindahannya
di rumah bude Blok S, 2 bln
trus hbs itu ngekos di bendungan hilir 1bln
hbs itu pindah lagi ke BSD City 1bln
skrg... ngemasin barang2
kembali ke headquarter pemalang
buat persiapan menjelang perpindahan pulau, setelah lebaran nanti

kalo perpindahan dari bendungan hilir meninggalkan temen2 care center telkom multimedia,
maka perpindahan kali ini meninggalkan temen2 sigma
selama sebulan ini dapet 2 sahabat baru
andre and krishna
secara profil dua-duanya mirip
sama2 berasal dari jawa timur dan pertama kali merantau ke jakarta
walo udah pernah kerja selama setahunan
tapi sama2 buta dengan ibukota
mereka sama2 training di surabaya

lalu apa persamaan mereka yg paling mendasar sama aku ?
sama ngerasa kesasar di perusahaan yg ini :p
mungk gara2 utek yg sama2 kaget ngadepin pekerjaan programmer :p
dan mencoba beradaptasi dengan budaya perusahaan yg agak2 unik

bagaimanapun...
dengan adanya 2 org tadi, jadi bikin satu bulan kerja ini tidak segaring andaikata ga ketemu mereka
sahur or buka bareng walau andre seorang catholic
pulang kerja bisa ketawa ketiwi bertiga di kosan
sementara penghuni yg lain mendekam di kamar berkutat dengan laptop meneruskan pekerjaan yg dibawa kerumah
well... kita bertiga sama2 bukan maniac programmer yg bisa tahan dari pagi sampai dini hari melototin kode
jadi yg ada, ngobrol ngalor ngidul sambil terkadang menertawakan keadaan kita saat ini
yah... klo belum bisa merubah, maka mau tidak mau harus menikmati...

tp bagaimanapun ada pertemuan pasti ada perpisahan,
dan walo cmn sebulan... tp asyik jg klo inget2 cerita2 mereka
andre yg hampir nglanjutin kuliah lg di singapura tp ga jadi
krishna yg dikerjain hombreng dlm busway
mereka yg seneng bisa baca gratisan sambil duduk manis di gramed PIM2
hmm....
yah... walo berat... "another farewell" ini mmg hrs dilalui...

ps: buat temen2 di jkt thx atas semua bantuannya ya...
special thx to k13 and am-boy...
sorry ga smpt bikin farewell party di jkt
di pemalang aja deh, sege tahu ato mbongkot ye kena ^_^

Labels: